Evolusi Little Black Dress

Sabtu, 03 Januari 2015 - 14:02 WIB
Evolusi Little Black...
Evolusi Little Black Dress
A A A
Diperkenalkan pertama kali oleh Coco Chanel pada 1926, little black dress (LBD) terus digemari hingga sekarang. Gaun ini pun terus berevolusi dalam desain yang mengikuti tren. Karena dianggap penting untuk melengkapi isi lemari, banyak wanita dan pengamat fashion , yang percaya “aturan fashion “ bahwa setiap wanita harus memilikinya.

LBD yang merupakan gaun hitam elegan sederhana pun kini muncul dengan berbagai modifikasi. Meski idealnya LBD harus sesederhana mungkin, apakah itu berpotongan mini atau mengikuti bagian tren era tertentu. Hingga kini LBD masih terus digemari. Malah modelnya mengalami evolusi dan terus berubah.

“LBD menjadi busana yang wajib ada di lemari setiap wanita. Berkat warna hitam netralnya dan potongan yang sederhana saat itu menjadikannya daya pikat abadi,” tulis Alicia Drunker, editor elle.com Memang palet hitam yang merupakan ciri dari LBD terkesan suram, tapi sebagian juga mengatakan bahwa hitam mengidentifikasikan kesan elegan.

Sebelum 1920-an warna hitam sering digunakan untuk acara berkabung dan dianggap kurang pantas dipakai pada acara di luar itu. Seperti yang digambarkan dalam lukisan John Singer Sargent, Portrait of Madame X. Gaun berkabung dari seorang janda begitu erat diamati dalam mode yang disampaikan dalam bahasa simbolik yang canggih. Selama periode Victorian dan Edwardian memakai gaun hitam adalah simbolis kedukaan atau menggambarkan masa berkabung seorang wanita.

Namun, semua itu berubah ketika pada 1926, Gabrielle “Coco” Chanel merilis sebuah gambar gaun hitam sederhana di Vogue Amerika. Memperlihatkan betis panjang yang lurus, dihiasi oleh hanya beberapa garis diagonal, LBD ini mencuri perhatian para pencinta fashion. Vogue menyebutnya “Chanel Ford”.

Vogue juga mengatakan bahwa LBD akan menjadi “semacam seragam untuk semua wanita dengan rasa”. Pengaruh Hollywood pada mode di Amerika Utara membantu popularitas LBD. Karena kepraktisan, pembuat film mengandalkan LBD sebagai salah satu kostum wajib. Warna hitam membuatnya tak mudah terdistorsi di layar kaca.

Munculnya Dior “New Look” pada era pascaperang dan konservatisme seksual pada 1950-an kembali memunculkan siluet baru little black dress hingga ke akar-akarnya sebagai seragam dan simbol wanita. Hollywood sering menggambarkan perempuan dalam gaun halter bergaya hitam kontras dengan gaun yang lebih konservatif.

Serat sintetis yang dibuat populer pada 1940-an dan 1950-an memperluas ketersediaan dan keterjangkauan banyak desain dari LBD. Kemudian banyak perempuan pada 1960 bercita-cita memiliki gaun selubung hitam yang sederhana mirip dengan yang dirancang oleh Hubert de Givenchy dan dikenakan oleh aktris Audrey Hepburn dalam film Breakfast at Tiffany.

Popularitas kain kasual, khususnya rajutan, untuk gaun dan bisnis mode selama 1980 membawa little black dress kembali menjadi hit. Ditambah dengan kebaruan desain yang sudah populer pada saat itu seperti bahu lebar atau peplums. Pada dekade 1990-an, desain sederhana dalam bentuk gaun panjang ikut populer. Budaya grunge pada 1990- an juga berpengaruh pada LBD.

Gaun itu ternyata bisa tampil dengan kombinasi sandal dan sepatu tempur. Paduan yang unik dan menarik. Sisi glamor baru pada akhir 1990-an menyebabkan variasi lain dari gaun. Seperti 1950-an dan 1970-an, warna kembali muncul sebagai faktor dalam fashion dan berulang kali menunjukkan keengganan untuk hitam. Kebangkitan skema warna yang diredam lalu memunculkan kembali hitam sebagai dominan, bersama dengan tren retrospektif era 1980-an pada 2000-an membuka jalan kembalinya LBD.

Setelah era 90-an kita bisa lihat Charlize Theron di premier Hancock London tampak anggun mengenakan LBD pada Juni 2008. Theron muncul dengan LBD modern lengan you-can-see dan tampilannya menjadi seksi berkat belahan di paha. Pada September 2009, Kim Kadarshian juga menjadi sorotan saat menggunakan LBD pada acara fashion show Jill Suart.

Kim memakai LBD asimetris dengan sisi modern yang seksi karena memperlihatkan bagian bahu serta fokus pada potongan kurva di pinggul. Olivia Palermo saat hadir di pesta launching Virtual Museum Valentino Garavani Desember 2011 pun memakai LBD yang tampil dengan “sopan”, di mana desainnya menutupi lengan dan mengedepankan sisi glamor lewat nuansa silver yang keluar dari warna hitam gaunnya.

Paling teranyar adalah LBD yang dikenakan Kate Middleton saat menghadiri acara kerajaan. Gaun ini membuatnya terlihat anggun dan elegan. LBD “sopan” berpotongan sederhana yang menutupi bagian lengan dan fokus pada potongan high waist di pinggang dan aplikasi di bagian bahu sungguh membuat Kate tampil anggun. Jennifer Lawrence pada Premier Serena Oktober 2014 juga cukup terlihat berbeda karena memakai LBD berpotongan setelan jas yang maskulin.

Dyah ayu pamela
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0762 seconds (0.1#10.140)