Menu Tradisional Makin Dicari
A
A
A
TAHUN ini menu-menu tradisional digadang- gadang bakal menjadi tren alias digemari. Namun, dengan catatan, menu tersebut ditampilkan secara mewah dan modern.
Hal ini dikatakan runner-up MasterChef Indonesia 3 , Febrian Wicaksono. Chef Febrian memprediksi, sesuatu yang unik akan mudah menjadi tren di Indonesia. “Saya lihat beberapa restoran sudah mulai menerapkan makanan Indonesia dengan tampilan vine dining atau bistro ,” katanya, seperti dikutip Okezone .
Dia menyebutkan, banyak cara untuk mengangkat kuliner Indonesia sehingga tidak kalah pamor dengan kuliner mancanegara. Salah satunya dengan menyajikan masakan melalui cara berbeda. Apalagi, lanjut Febrian, karakter selera masyarakat di Indonesia cenderung menyukai masakan dengan tampilan unik dan berbeda. Sepanjang 2015 akan banyak bermunculan makanan Indonesia dengan tampilan mewah.
“Nantinya banyak masakan Indonesia dikemas seperti masakan Barat,” katanya. Coorporate Chef Hotel Horison Hendro Soejadi juga sependapat. Dia memprediksi kuliner Nusantara bakal menjadi tren pada tahun ini. Menurut dia, saat ini semakin banyak chef lokal yang percaya diri dan mampu mengolah hidangan tradisional. Selain rasanya yang khas, salah satu strategi untuk mengangkat pamor makanan tradisional di tengah masyarakat Indonesia, para chef lokal harus kreatif menyajikan kuliner tradisional. Tampilannya harus modern.
“Traditional cuisine tapi modern presentation , ini yang menurut saya, para chef lokal akan lakukan untuk mengangkat makanan tradisional. Biasanya dari tampilan penyajiannya, orang akan berselera untuk menikmati sebuah makanan,” kata Chef Hendro. Dia mencontohkan opor ayam atau rendang daging. Semestinya, hidangan Nusantara ini disuguhkan dengan cara yang lebih modern sehingga semakin mengundang selera makan pencinta kuliner.
Salah satu alasan yang membuat para chef lokal semakin bangga mengolah makanan tradisional, menurut Hendro, justru karena makanan tradisional lebih sulit pengolahannya ketimbang makanan Eropa atau Barat.
“Makanan Eropa itu lebih mudah cara pengolahannya. Coba kalau makanan tradisional, bahan-bahan bumbunya harus dihaluskan dulu, diblender, ditumis sampai harum, sampai keluar minyaknya, tapi justru ini yang menantang kemampuan chef kita untuk membuat masakan yang lezat,” tutur pendiri sekolah Culinary Foodies Academy ini.
Novi/okezone
Hal ini dikatakan runner-up MasterChef Indonesia 3 , Febrian Wicaksono. Chef Febrian memprediksi, sesuatu yang unik akan mudah menjadi tren di Indonesia. “Saya lihat beberapa restoran sudah mulai menerapkan makanan Indonesia dengan tampilan vine dining atau bistro ,” katanya, seperti dikutip Okezone .
Dia menyebutkan, banyak cara untuk mengangkat kuliner Indonesia sehingga tidak kalah pamor dengan kuliner mancanegara. Salah satunya dengan menyajikan masakan melalui cara berbeda. Apalagi, lanjut Febrian, karakter selera masyarakat di Indonesia cenderung menyukai masakan dengan tampilan unik dan berbeda. Sepanjang 2015 akan banyak bermunculan makanan Indonesia dengan tampilan mewah.
“Nantinya banyak masakan Indonesia dikemas seperti masakan Barat,” katanya. Coorporate Chef Hotel Horison Hendro Soejadi juga sependapat. Dia memprediksi kuliner Nusantara bakal menjadi tren pada tahun ini. Menurut dia, saat ini semakin banyak chef lokal yang percaya diri dan mampu mengolah hidangan tradisional. Selain rasanya yang khas, salah satu strategi untuk mengangkat pamor makanan tradisional di tengah masyarakat Indonesia, para chef lokal harus kreatif menyajikan kuliner tradisional. Tampilannya harus modern.
“Traditional cuisine tapi modern presentation , ini yang menurut saya, para chef lokal akan lakukan untuk mengangkat makanan tradisional. Biasanya dari tampilan penyajiannya, orang akan berselera untuk menikmati sebuah makanan,” kata Chef Hendro. Dia mencontohkan opor ayam atau rendang daging. Semestinya, hidangan Nusantara ini disuguhkan dengan cara yang lebih modern sehingga semakin mengundang selera makan pencinta kuliner.
Salah satu alasan yang membuat para chef lokal semakin bangga mengolah makanan tradisional, menurut Hendro, justru karena makanan tradisional lebih sulit pengolahannya ketimbang makanan Eropa atau Barat.
“Makanan Eropa itu lebih mudah cara pengolahannya. Coba kalau makanan tradisional, bahan-bahan bumbunya harus dihaluskan dulu, diblender, ditumis sampai harum, sampai keluar minyaknya, tapi justru ini yang menantang kemampuan chef kita untuk membuat masakan yang lezat,” tutur pendiri sekolah Culinary Foodies Academy ini.
Novi/okezone
(ars)