Jangan Lewatkan Masa Emas Anak

Rabu, 21 Januari 2015 - 10:07 WIB
Jangan Lewatkan Masa...
Jangan Lewatkan Masa Emas Anak
A A A
MASA emas perkembangan otak anak amat penting. Nutrisi dan stimulasi yang diberikan pada masa ini berpengaruh besar pada kecerdasan, kreativitas, dan perilaku anak pada masa mendatang.

Pada 1.500 hari pertama kehidupan anak atau hampir setara 5 tahun, merupakan masa yang dikenal sebagai periode emas (golden period ). Dalam masa ini pertumbuhan anak sangat pesat, mulai janin, bayi, hingga menjadi balita.

Ahli gizi Dr dr Fiastuti Witjaksono MSc MS SpGK menyebutkan, status gizi saat embrio sangat memengaruhi peluang munculnya penyakit yang mungkin diidap saat dewasa kelak. “Kondisi ini disebut fetal programming ,” kata Fiastuti. Dia menuturkan, bayi di kandungan memang sangat bergantung pada status gizi ibunya.

Untuk trimester pertama, organ-organ sudah terbentuk seperti jantung dan otak. Sementara pada trimester kedua, organ-organ ini mulai membesar dan fungsinya meningkat. Karena itu, jika pada masa ini bayi tidak memperoleh asupan nutrisi yang tepat dan baik, maka dapat mengakibatkan masalah pada pertumbuhan dan perkembangannya.

Fiastuti mengingatkan, kendati ukuran perut bayi lebih kecil dibandingkan orang dewasa, nyatanya kebutuhan nutrisinya jauh lebih besar ketimbang orang dewasa. Namun, bukan kuantitas yang dibutuhkan anak-anak, melainkan kualitas dari makanan yang diperoleh. Sebagai contoh, protein yang dibutuhkan anak-anak lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Dengan begitu, kandungan nutrien dalam makanan perlu diperhatikan.

Zat gizi bukan hanya kalori, juga meliputi zat makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan juga mikronutrien (vitamin, mineral). Apabila orang dewasa mengalami kekurangan gizi, maka efeknya mengalami kelaparan atau status gizinya berkurang. Di lain pihak, jika hal ini terjadi pada bayi, maka akan timbul berbagai kelainan. Pentingnya asupan nutrisi di periode emas ini juga ditekankan oleh Dr Soedjatmiko SpA(K) MS.

Ia memaparkan, bayi membutuhkan banyak protein, karbohidrat, dan lemak. Karena sampai berumur satu tahun, 60% energi makanan bayi digunakan untuk pertumbuhan otak. Selain itu, bayi dan balita membutuhkan vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat besi, seng, AA, DHA untuk ketajaman penglihatan dan kecerdasannya.

Soedjatmiko mengatakan, pada masa emas, sel-sel saraf otak balita berkembang sangat pesat. Terbukti dari penambahan berat otak maupun lingkar kepala balita. Ketika bayi lahir, beratnya sekitar 25% dari otak orang dewasa. Kemudian pada usia setahun, beratnya sudah mencapai 70% usia otak dewasa.

“Proses perkembangan otak ini berlangsung sangat cepat hingga balita berusia tiga tahun. Setelah masa ini, proses akan berjalan melambat, yakni pada usia sekolah dan usia remaja,” ujar Soedjatmiko. Karena itu, dia menyarankan agar orang tua memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang berharga ini. Nutrisi yang lengkap dan seimbang sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun akan menambah banyak jumlah sel otak bayi.

Semakin bagus pula kualitas percabangan sel-sel otak, termasuk fungsi sinaps antara sel-sel otak bayi dan balita. Bukan hanya nutrisi, stimulasi pun tak kalah penting. Berikan stimulasi sebanyak-banyaknya sejak dini. Stimulasi yang diberikan pada masa ini sangat efektif untuk mengoptimalkan kecerdasan balita. Sebaliknya, stimulasi yang kurang akan memengaruhi kecerdasan balita.

Sri noviarni
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8796 seconds (0.1#10.140)