Imajinasi Busana Muslim
A
A
A
IMAJINASI di sebuah taman dan inspirasi keindahan negeri dongeng tampil dalam sederet koleksi penuh detail, presentasi busana muslim di ajang Jakarta Fashion Week (JFW ) 2015 . Deretan busana ini dihadirkan Anggia Mawardi, Ayu Dyah Andari, dan Zaskia Sungkar.
Ide yang muncul dari negeri dongeng anak-anak ditampilkan desainer Ayu Dyah Andari yang menghadirkan tema “Whichery of Mandilika”. Di antaranya mengambil inspirasi lewat film Alice in The Wonderland dan cerita dongeng Nutcracker . Aplikasi inspirasi tersebut tampak pada motif diamond di kartu bigbow pada kelinci, cutting unik dari dasi dan blazer Mad-Hatter.
Keindahan warna biru dan potongan apron Alice, warna merah-putih dari Red Queen dan White Queen, pattern garis dan busana si kembar Tweedledum dan Tweedledee dalam Alice in The Wonderland . “Dari dongeng Nutcracker, saya terinspirasi dari gaun tidur Marie dan baju ksatrianya,” ujar Ayu.
Suasana magical di dunia dongeng, seperti halnya floral besar dengan warnawarna menakjubkan juga menjadi salah satu bagian di koleksi tersebut. Desain motif bordiran yang juga disertakan menggambarkan keindahan alam Lombok dengan taste bergaya Eropa kuno. Dalam bordiran tersebut terdapat motif bunga dari Lombok, di antaranya bugenfil, anggrek, edelweiss, dan bunga lengkuas.
Diperindah dengan payet, swarovski, kristal, dan bordiran motif bunga tiga dimensi, Ayu mengkreasikannya bersama bahan organdi sutra, tafeta bridal , sutra, satin velvet , dan lace yang dipadu dengan bahan utama tenun khas Lombok dengan warna-warna pastel. Tema “Star and Crescent” yang melambangkan simbol Islam, bulan bintang, menjadi acuan koleksi Zaskia Sungkar. Motif ini diangkat menjadi print sebagai ciri khas koleksi.
Sementara, unsur bulan bintang juga dituangkan dalam bentuk print , bordir, dan aksesori. Namun, koleksi tersebut tentunya berbeda dengan kreasi sebelumnya yang cenderung menerapkan dominasi warna gelap. Meski demikian, koleksi tersebut tidak menghilangkan karakteristik desain Zaskia yang simpel dan chic .
“Rangkaian koleksi saya kali ini kental dengan siluet feminin bersama warna-warna soft delicated pastel,” ujarnya sebelum pergelaran. Anggia Handmade by Anggia Mawardi mempersembahkan koleksi “Renaissance Rose” dengan perpaduan warna kontras, seperti emas, marun, dan ungu. Keanggunan dan selera fashion Renaisans muncul dalam bunga mawar sebagai pengorbanan seorang wanita dengan kepercayaan diri tinggi dalam padu padan penuh warna.
Sentuhan warna emas, marun, dan ungu terdapat di hampir semua koleksi yang ingin menyiratkan kesan warna bangsawan. Kombinasi kontras warna menjadi suguhan unik gaya modern vintage. Material yang digunakan sebagian besar berbahan lembut dan mewah, seperti sutra, satin, dan tafeta, serta kain lokal Indonesia seperti baron Cirebon. Sementara, variasi cutting disuguhkan untuk memberi kesan unpredictable pada setiap tampilan anggun dan berkesan percaya diri.
“Di sini saya sematkan pengaruh vintage berupa bahan lace, collar , dan ornamen batu agar memberi perpaduan back to old yang modern,” kata Anggia.
Dyah ayu pamela
Ide yang muncul dari negeri dongeng anak-anak ditampilkan desainer Ayu Dyah Andari yang menghadirkan tema “Whichery of Mandilika”. Di antaranya mengambil inspirasi lewat film Alice in The Wonderland dan cerita dongeng Nutcracker . Aplikasi inspirasi tersebut tampak pada motif diamond di kartu bigbow pada kelinci, cutting unik dari dasi dan blazer Mad-Hatter.
Keindahan warna biru dan potongan apron Alice, warna merah-putih dari Red Queen dan White Queen, pattern garis dan busana si kembar Tweedledum dan Tweedledee dalam Alice in The Wonderland . “Dari dongeng Nutcracker, saya terinspirasi dari gaun tidur Marie dan baju ksatrianya,” ujar Ayu.
Suasana magical di dunia dongeng, seperti halnya floral besar dengan warnawarna menakjubkan juga menjadi salah satu bagian di koleksi tersebut. Desain motif bordiran yang juga disertakan menggambarkan keindahan alam Lombok dengan taste bergaya Eropa kuno. Dalam bordiran tersebut terdapat motif bunga dari Lombok, di antaranya bugenfil, anggrek, edelweiss, dan bunga lengkuas.
Diperindah dengan payet, swarovski, kristal, dan bordiran motif bunga tiga dimensi, Ayu mengkreasikannya bersama bahan organdi sutra, tafeta bridal , sutra, satin velvet , dan lace yang dipadu dengan bahan utama tenun khas Lombok dengan warna-warna pastel. Tema “Star and Crescent” yang melambangkan simbol Islam, bulan bintang, menjadi acuan koleksi Zaskia Sungkar. Motif ini diangkat menjadi print sebagai ciri khas koleksi.
Sementara, unsur bulan bintang juga dituangkan dalam bentuk print , bordir, dan aksesori. Namun, koleksi tersebut tentunya berbeda dengan kreasi sebelumnya yang cenderung menerapkan dominasi warna gelap. Meski demikian, koleksi tersebut tidak menghilangkan karakteristik desain Zaskia yang simpel dan chic .
“Rangkaian koleksi saya kali ini kental dengan siluet feminin bersama warna-warna soft delicated pastel,” ujarnya sebelum pergelaran. Anggia Handmade by Anggia Mawardi mempersembahkan koleksi “Renaissance Rose” dengan perpaduan warna kontras, seperti emas, marun, dan ungu. Keanggunan dan selera fashion Renaisans muncul dalam bunga mawar sebagai pengorbanan seorang wanita dengan kepercayaan diri tinggi dalam padu padan penuh warna.
Sentuhan warna emas, marun, dan ungu terdapat di hampir semua koleksi yang ingin menyiratkan kesan warna bangsawan. Kombinasi kontras warna menjadi suguhan unik gaya modern vintage. Material yang digunakan sebagian besar berbahan lembut dan mewah, seperti sutra, satin, dan tafeta, serta kain lokal Indonesia seperti baron Cirebon. Sementara, variasi cutting disuguhkan untuk memberi kesan unpredictable pada setiap tampilan anggun dan berkesan percaya diri.
“Di sini saya sematkan pengaruh vintage berupa bahan lace, collar , dan ornamen batu agar memberi perpaduan back to old yang modern,” kata Anggia.
Dyah ayu pamela
(ars)