Melestarikan Kue Tradisional

Jum'at, 23 Januari 2015 - 10:55 WIB
Melestarikan Kue Tradisional
Melestarikan Kue Tradisional
A A A
BERDIRI sejak 1958, Sindoro Bakery mencoba tetap eksis di tengah gempuran kue-kue modern. Toko kue ini menjadi langganan keluarga dan berbagai instansi perkantoran sejak dulu hingga sekarang.

Jalanan di kawasan Ampera Raya padat merayap saat KORAN SINDO melangkahkan kaki ke toko kue legendaris ini. Bangunan bercat putih yang dihias dengan interior ala Jawa kolonial tersebut memang berdiri tepat di pinggir jalan. Sindoro namanya, sebuah toko kue yang berangkat dari usaha rumahan di bilangan Tanah Abang II tepat di muka markas PasPamPres, 57 tahun silam.

Toko kue ini menjadi langganan keluarga, para pejabat, hingga instansi perkantoran sejak dahulu. Ibu Maria Darmo Rahardjo yang merintis usaha ini hingga akhirnya berkembang menjadi usaha katering dan restoran. Akmal, General Manager Sindoro mengatakan, usaha kue ini sebenarnya berkembang lewat mulut ke mulut.

Sindoro boleh jadi salah satu toko kue zaman dulu dari segelintir yang ada, yang keberadaannya tidak tergerus zaman. Kini bakerytersebut tak lagi menempati kawasan Jakarta Pusat, sudah pindah ke Jalan Mandala Raya nomor 21 Jakarta Barat dan Ampera salah satunya. Di sini kita dapat menemukan aneka jajanan pasar yang mungkin agak sulit ditemukan di kota besar, seperti sekarang sampai kue dan cakeyang populer. Antara lain lapis kojo, engkak ketan, apem, cantik manis, kue pisang, kue lumpur, kue mangkok, dan semar mendem.

Sedikitnya ada 50 jenis kue yang dijajakan. Pilihan kue lapis beragam, seperti lapis beras, kojo, legit cokelat, dan lapis surabaya. Begitu pula dengan risoles yang ditawarkan dengan tiga rasa; keju, smoked beef, dan smoked chicken. Serupa dengan rollkoekjuga dengan tiga macam rasa.

Cokelat, moka, dan spesial. Aneka bolu, pukis, marmer cake, klepon, sus, sosis solo, danish pastry, croissant, pastel, tahu isi, wajik, brownies, jusis, rainbow cake, muffin, sousysbrood, dadar gulung, fruits cake cup, fruits cake roll,bika ambon, dan egg rolladalah beberapa macam kue yang dijual. Termasuk kue peninggalan Belanda, ontbijtkoek. Bolu dengan paduan rempah dan taburan almond iris ini rasanya legit dan harum aroma rempah.

Biasa dijuluki kue sarapan pagi, ontbijtkoek memiliki tekstur kering lantaran proses pembuatannya tidak menggunakan lemak. Entah itu margarin, mentega, ataupun minyak. Rempah seperti cengkih, kayu manis, jahe, dan pala menjadi rempah-rempah wajib yang ada dalam adonan kue ini. Beberapa kota di Belanda memiliki resep lokal mereka sendiri, yang paling terkenal adalah Oudewijvenkoek. Ontbijtkoekawalnya disajikan saat sarapan dengan lapisan tebal mentega di atasnya sebagai pengganti roti.

Kembali ke Sindoro, toko kue dengan resep rumahan ini mencoba tetap bertahan di tengah gempuran berbagai macam roti, kue, maupun cakemodern yang ada. “Konsistensi rasa dan kualitas menjadi kunci kesuksesan Sindoro sampai sekarang,” beber Akmal. Dia melanjutkan, kue produksi Sindoro tidak menggunakan bahan pengawet dan selalu segar setiap harinya.

“Kue yang tidak habis, tidak kami jual pada hari berikutnya,” sambung Akmal. Terlebih kue seperti bolu tape dan kue lumpur sangat cepat basi. Jadi, disarankan memesan sehari sebelumnya. Konsumen juga bisa memesan jajanan pasar yang dikemas menarik dalam sebuah tampah beralaskan daun pisang. Sayang, sewaktu KORAN SINDO datang pada sore itu, beberapa kue sudah ludes terjual.

“Kami sengaja tidak mengikuti bakerylain yang mengandalkan kuantitas, tapi tidak melihat kualitas,” ujarnya. Dia mengambil contoh, beberapa bakerymenyiasati dengan memperkecil bahan baku atau memodifikasinya. Menggunakan biang gula misalnya, bukan gula murni. Guna menjaga konsistensi rasa, toko kue ini setia dengan satu merek tepung.

Toko kue yang beroperasi pada pukul 08.00–23.00 tersebut, dalam sehari bisa menjual 30–40 kotak kue. Harga sekotak kue sangat bersahabat, mulai dari Rp15.000 yang berisi tiga macam kue pilihan. Baik manis, asin, maupun kombinasi keduanya. Kue seperti lapis surabaya dan rollkoek spesial, maupun sus, paling banyak dipesan.

Sri noviarni
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3625 seconds (0.1#10.140)