Kain Tenun NTB Dibawa ke New York Couture Fashion Week 2015
A
A
A
JAKARTA - Menenun merupakan salah satu keterampilan membuat pakaian yang harus dimiliki oleh seorang perempuan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kain tenun dari provinsi ini juga telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Bentuk pelestariannya dapat berupa pengembangan untuk mendukung industri kreatif dan penyebarluasan citra serta identitasnya ke dalam forum nasional maupun internasional.
Kecintaan tiga desainer Indonesia, yakni Dian Pelangi, Barli Asmara, dan Zaskia Sungkar terhadap kain tradisional, khususnya kain tenun NTB, membuat mereka tergerak untuk menciptakan karya-karya kreatif. Mereka senantiasa mengaplikasikan kain tenun NTB pada rancangan busana mereka, yang mengkhususkan pada hijab fashion.
Kain dari NTB yang memiliki berbagai macam jenis kain dan dipadu dengan karakteristik dari ketiga desainer ini membuat hasil rancangan yang memiliki ciri khas dan dapat bersaing dengan desainer lain dari berbagai negara pada ajang New York Couture Fashion Week 2015.
"Perkembangan busana muslim sangat berkembang dengan pesat. Kami memilih menggunakan kain tenun Indonesia untuk mewariskan budaya Indonesia. Tema rancangan saya adalah Tails of Tambora dalam rangka memperingati 200 tahun gunung Tambora. Saya akan membawakan kain-kain dari Bima yang dibuatnya di kaki gunung Tambora dengan nuansa warna-warni," ungkap Dian.
Sementara, Barli mengangkat tema Royal Lombok pada rancangannya untuk memberikan nuansa kemegahan dari kain Lombok. “Dengan menggunakan kain lombok, akan meningkatkan popularitas daya saing dengan kain-kain lainnya. Tak hanya baju dan hijab, saya juga siapkan kacamata, sepatu yang saya buat dengan ukiran dari kayu, serta ornamen mutiara hitam. Konsepnya memang untuk musim dingin, warna lebih ke earthy tone,” papar dia.
Zaskia yang merupakan pendatang baru di dunia fashion ternyata juga tak mau ketinggalan mengaplikasikan kain tenun NTB dalam rancangannya. "Tema rancangan aku Mandalika. Mandalika itu seorang princess dari suku sasak. Kainnya juga dari Lombok Tengah, Sasak. Bolak balik Lombok, memang langsung jatuh cinta dengan kainnya. Tinggal dibedakan saja dengan karateristik aku dan warna, natural elegan,” ujar istri aktor Irwansyah ini.
Ketiga perancang ini bakal unjuk kebolehan rancangan mereka pada event New York Couture Fashion Week 2015 yang bakal digelar pada 14 Februari di The Crowne Plaza Times Square Manhattan, New York.
Mereka mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Presiden Joko Widodo, Kementerian Pariwisata Indonesia, Gubernur NTB HM Zainal Madji, Oppo Indonesia, dan Wardah Beauty Cosmetics.
Menurut Sapta Nirwandar, penggagas pariwisata syariah dan mantan wakil menteri pariwisata, pencapaian ketiga desainer Indonesia ini patut untuk didukung untuk kemajuan desain fesyen, khususnya hijab fashion.
"Ini merupakan arena yang tidak mudah. Mereka tentu tidak mau yang tidak berkualitas. Kualifikasi juga tinggi. Keikutsertaan tiga desainer ini tentu patut diapresiasi. Karena dapat menambah keharuman nama bangsa dan fashion design kita. Mudah-mudahan Indonesia bisa jadi pusat busana muslim dunia. Kita doakan sukses,” tutur dia.
Bentuk pelestariannya dapat berupa pengembangan untuk mendukung industri kreatif dan penyebarluasan citra serta identitasnya ke dalam forum nasional maupun internasional.
Kecintaan tiga desainer Indonesia, yakni Dian Pelangi, Barli Asmara, dan Zaskia Sungkar terhadap kain tradisional, khususnya kain tenun NTB, membuat mereka tergerak untuk menciptakan karya-karya kreatif. Mereka senantiasa mengaplikasikan kain tenun NTB pada rancangan busana mereka, yang mengkhususkan pada hijab fashion.
Kain dari NTB yang memiliki berbagai macam jenis kain dan dipadu dengan karakteristik dari ketiga desainer ini membuat hasil rancangan yang memiliki ciri khas dan dapat bersaing dengan desainer lain dari berbagai negara pada ajang New York Couture Fashion Week 2015.
"Perkembangan busana muslim sangat berkembang dengan pesat. Kami memilih menggunakan kain tenun Indonesia untuk mewariskan budaya Indonesia. Tema rancangan saya adalah Tails of Tambora dalam rangka memperingati 200 tahun gunung Tambora. Saya akan membawakan kain-kain dari Bima yang dibuatnya di kaki gunung Tambora dengan nuansa warna-warni," ungkap Dian.
Sementara, Barli mengangkat tema Royal Lombok pada rancangannya untuk memberikan nuansa kemegahan dari kain Lombok. “Dengan menggunakan kain lombok, akan meningkatkan popularitas daya saing dengan kain-kain lainnya. Tak hanya baju dan hijab, saya juga siapkan kacamata, sepatu yang saya buat dengan ukiran dari kayu, serta ornamen mutiara hitam. Konsepnya memang untuk musim dingin, warna lebih ke earthy tone,” papar dia.
Zaskia yang merupakan pendatang baru di dunia fashion ternyata juga tak mau ketinggalan mengaplikasikan kain tenun NTB dalam rancangannya. "Tema rancangan aku Mandalika. Mandalika itu seorang princess dari suku sasak. Kainnya juga dari Lombok Tengah, Sasak. Bolak balik Lombok, memang langsung jatuh cinta dengan kainnya. Tinggal dibedakan saja dengan karateristik aku dan warna, natural elegan,” ujar istri aktor Irwansyah ini.
Ketiga perancang ini bakal unjuk kebolehan rancangan mereka pada event New York Couture Fashion Week 2015 yang bakal digelar pada 14 Februari di The Crowne Plaza Times Square Manhattan, New York.
Mereka mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Presiden Joko Widodo, Kementerian Pariwisata Indonesia, Gubernur NTB HM Zainal Madji, Oppo Indonesia, dan Wardah Beauty Cosmetics.
Menurut Sapta Nirwandar, penggagas pariwisata syariah dan mantan wakil menteri pariwisata, pencapaian ketiga desainer Indonesia ini patut untuk didukung untuk kemajuan desain fesyen, khususnya hijab fashion.
"Ini merupakan arena yang tidak mudah. Mereka tentu tidak mau yang tidak berkualitas. Kualifikasi juga tinggi. Keikutsertaan tiga desainer ini tentu patut diapresiasi. Karena dapat menambah keharuman nama bangsa dan fashion design kita. Mudah-mudahan Indonesia bisa jadi pusat busana muslim dunia. Kita doakan sukses,” tutur dia.
(alv)