Fatin Terkesan Totalitas Pemeran Film Di Balik 98
A
A
A
JAKARTA - Fatin Shidqia Lubis terkesan dengan totalitas pemain film Di Balik 98. Menurut dia, Chelsea Islan dan pemain lainnya dalam film itu melakoni peran dengan sangat baik sehingga mampu mengundang haru.
”Mantap, akting pemainnya total. Yang paling sedih saat melihat anak kecil, anak pemulung (diperankan Bima Azril),” ujar Fatin ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jawara X Factor Indonesia 2013 itu mengungkapkan, kualitas gambar dan tata suara Di Balik 98 membuatnya seakan merasakan langsung kondisi Indonesia pada Mei 1998. Seorang teman mengatakan kepadanya kalau film besutan Lukman Sardi itu merupakan representasi perjuangan reformasi 1998.
“Aku nonton sama teman yang lebih tua dari aku, dan dia ngalamin (masa-masa perjuangan reformasi). Kata dia, memang dulu tuh tank dimana-mana lewat, ban-ban dibakar,” tutur dia.
Fatin mengaku tidak sanggup kalau harus mengalami berbagai kejadian saat itu. Ketika peristiwa Mei 1998 itu terjadi, dia masih belum genap berusia 2 tahun. Tapi, melalui film itu, dia pun bisa menyaksikan adegan-adegan yang menggambarkan bagaimana situasi kerusuhan dan tindak kekerasan yang terjadi saat itu. “Kalau aku ngalamin saat itu, mungkin aku langsung ke luar negeri,” ujar dia.
”Mantap, akting pemainnya total. Yang paling sedih saat melihat anak kecil, anak pemulung (diperankan Bima Azril),” ujar Fatin ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jawara X Factor Indonesia 2013 itu mengungkapkan, kualitas gambar dan tata suara Di Balik 98 membuatnya seakan merasakan langsung kondisi Indonesia pada Mei 1998. Seorang teman mengatakan kepadanya kalau film besutan Lukman Sardi itu merupakan representasi perjuangan reformasi 1998.
“Aku nonton sama teman yang lebih tua dari aku, dan dia ngalamin (masa-masa perjuangan reformasi). Kata dia, memang dulu tuh tank dimana-mana lewat, ban-ban dibakar,” tutur dia.
Fatin mengaku tidak sanggup kalau harus mengalami berbagai kejadian saat itu. Ketika peristiwa Mei 1998 itu terjadi, dia masih belum genap berusia 2 tahun. Tapi, melalui film itu, dia pun bisa menyaksikan adegan-adegan yang menggambarkan bagaimana situasi kerusuhan dan tindak kekerasan yang terjadi saat itu. “Kalau aku ngalamin saat itu, mungkin aku langsung ke luar negeri,” ujar dia.
(alv)