Kemewahan Busana Imlek

Sabtu, 07 Februari 2015 - 11:26 WIB
Kemewahan Busana Imlek
Kemewahan Busana Imlek
A A A
MENYAMBUT perayaan Imlek 2015, desainer Sebastian Gunawan dan Christina Panarese kembali menggelar peragaan busana bertajuk “Moon Dance” atau dalam bahasa Tiongkok, Yue Liang Wu , di Ballroom Hotel Mulia Senayan, beberapa waktu lalu.

Di balik lampion-lampion putih bersinar keemasan, meneruskan tradisi menggelar fashion show khusus busana Imlek, pasangan perancang Sebastian dan Christina meretas perhelatan Chinese Show di runway mempertunjukkan elegansi busana rancangan mereka di hadapan pencinta fashion sejak 2010 silam. Perayaan menyambut tahun baru Imlek atau sering disebut Lunar New Year menjadi selebrasi penting bagi masyarakat Tionghoa.

“Selain sebagai perayaan yang membawa makna kebahagiaan, bulan seolah tengah menari mengikuti pergantian musim dan membuat saya memilih tajuk Moon Dance untuk mengubah eksplorasi busana rancangan yang bernuansa Oriental ini,” ujar Sebastian yang akrab disapa Seba ini mengenai inspirasi koleksinya.

Seba tak hanya menginterpretasikan kembali gaun cheongsam menjadi beragam busana masa kini yang kaya siluet dan detail, juga memberi kemewahan baru dan suasana festival ke dalam gaun-gaun rancangannya. Deretan koleksinya sangat kaya rupa. Beberapa busana ditampilkan sebagai sebuah gaun terusan pendek dengan detail bordir di bagian dada. Ada pula gaun ketat yang seksi, gaun panjang dengan sisipan Chinese tassel di antara garis belahan rok yang tinggi, atau celana terusan body suit .

Selanjutnya siluet berkembang hasil padu padan atas dan bawah berupa blus ketat, rok panjang atau celana panjang dengan blus longgar. Tak ketinggalan, ada padanan rok blus dengan baju luaran sejenis cape . Dengan ketelitian, sang perancang meninggikan kerah. Menampilkan siluet boxy pada terusan maupun blus atau menurunkan garis bahu cheongsam dengan kerah China, siluet ramping dan atasan lengan pendek.

Terobosan konstruksi ini dilakukan untuk menekankan kesan yang sangat beraroma Sebastian Gunawan pada busana. Sebastian juga mengeksplorasi bahan setelan melalui proses pemilihan yang teliti dan selektif, baik tekstil polos maupun bermotif, hingga kain bertekstur tebal dan kokoh.

Terpilih sederetan bahan yang tepat penuh elegansi dan berhasil dipadankan dengan apik, mulai material lace, brolat, pique, damask, mikado , hingga jacquard . Suasana festival yang dihadirkan dalam 68 gaun bergaris feminin ini menjadi terasa amat meriah dengan palet warna variatif. Mulai hijau limau, lavender , merah, hingga oranye yang membuka peragaan. Menyusul kemudian koleksi busana monokromatis hitam putih dan ditutup dengan busana warna keperakan dan keemasan.

Di akhir pergelaran, dua gaun pengantin Sebastian, Sposa, juga ikut meramaikan dan melengkapi deretan busana. “Sebastian Gunawan memiliki harkat dan citra yang sejajar untuk merepresentasikan kemewahan tertinggi. Terutama bagi konsumen kalangan atas,” kata Suzanna Tobing dari Zantob yang menjadi pendukung acara.

Dyahayu Pamela
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0768 seconds (0.1#10.140)