Cokelat dalam HIDANGAN

Selasa, 24 Februari 2015 - 10:02 WIB
Cokelat dalam HIDANGAN
Cokelat dalam HIDANGAN
A A A
MAKAN cokelat sebagai camilan sudah biasa. Yang tidak biasa, menikmati racikan cokelat dalam hidangan makan malam istimewa. Pengalaman gastronomi ini dibawakan oleh chocolatier Andy Van den Broeck. Seperti apa?

Sekilas tak ada yang istimewa dari tampilan slow cooked beef ribs yang dihidangkan di hadapan KORAN SINDO . Dua potong daging tenderloin dengan saus dari kubis berwarna keunguan serta nasi hitam dengan potongan tempe siap untuk disantap.

Dagingnya empuk dan gurih dengan saus berwarna hitam pekat. Namun, ada rasa yang tak biasa untuk sausnya. Sedikit rasa pahit yang beradu kemudian muncul semburat rasa manis. Rupanya saus untuk daging tersebut dibuat dari bahan dark chocolate . Ya, unik, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kreasi hasil tangan dingin sang chocolatier Andy Van den Broeck yang sukses mengolaborasikan aneka hidangan dengan berbagai jenis cokelat, salah satunya menggunakan produk cokelat Tulip produksi PT FreyAbadi Indotama.

Berikutnya KORAN SINDO mencicipi textures of chocolate. Hidangan ini menggunakan oolong crumble, mint coral, ganache , milk pineapple mousse , dan pineapple marshmallow . Pada hidangan yang satu ini, Andy menerapkan teknik molecular gastronomic dengan menciptakan sebuah dome (kubah) kecil yang terbuat dari saus nanas.

”Saya membuat dome yang kenyal menggunakan gelatin sayuran sehingga ketika dome tersebut ditusuk, keluarlah sari nanasnya. Hidangan ini harus segera disantap agar tekstur cokelat tidak berubah setelah terkena udara,” kata jebolan bakery school Ter Groene Poorter pada 2000 di Belgia ini dengan kualifikasi bakery , pastry making, dan confectionery . Selanjutnya, pemenang AustarliaAustarlias Best Truffle 2009 ini kembali memanjakan lidah dengan karya kecombrang dark chocolate .

Menggunakan cokelat hitam yang diinfus dengan kecombrang. Ada aroma kacang dan buah yang tercium. ”Cokelat yang saya gunakan berasal dari Venezuela dan ada sedikit rasa asin,” kata Research nd Development Manager untuk produsen cokelat PT Freyabadi Indotama ini. Tidak hanya membawakan hidangan berkelas, chocolatier yang aktif di Company’s Chocolate School di Jakarta ini juga mengajak untuk menikmati lima rasa varian cokelat dengan berbagai bentuk.

Salah satunya cokelat berwarna hijau berbentuk lonjong dengan titik-titik hitam di permukaannya. Hmm...ada bunyi krek ketika cokelat digigit. Menariknya, cokelat dengan isian cokelat putih ini memiliki aroma jeruk purut yang kental. Cokelat lain ada yang berwarna keunguan mengilap menggunakan 56% cokelat hitam. Ada lima varian cokelat yang ditawarkan.

Kelima cokelat ini sedikit menggambarkan hidangan yang akan disajikan untuk makan malam di Pacific Restaurant and Lounge yang bertempat di lantai enam hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, pada 5 Maret mendatang. Tamu dapat memanjakan diri dengan hidangan pilihan yang lezat, di antaranya clove cured beef, parmesan pudding red wine infused goat cheese caramelized cocoa nibs, kecombrang infused dark chocolate mousse, coffee braised beef, dark chocolate, textures of chocolate, dan sebagainya.

Chocolate dinner ini dapat dinikmati dengan harga Rp550.000++ per orang. Cokelat merupakan penganan yang populer di penjuru dunia. Tidak hanya manis dinikmati, cokelat juga berbuah manis untuk kesehatan tubuh. Ini karena cokelat mengandung senyawa antioksidan bernama flavonoid. Cokelat berasal dari tanaman kakao dan kakao kaya flavanols, jenis fitokimia flavonoid.

Di antara beberapa manfaat cokelat bagi tubuh, yakni mencegah penyakit jantung, menurunkan tekanan darah, sebagai antidepresan, dan baik untuk sindrom kelelahan kronis. Menurut Louis Tanuhadi dari PT FreyAbadi Indotama, saat ini Indonesia berada pada peringkat ketiga sebagai negara penghasil kakao terbesar di dunia.

”Yang pertama Pantai Gading dan kedua Ghana,” ujar Louis. Meski begitu, sambungnya, sayang produk cokelat Indonesia masih belum menerima sambutan positif dari negara lain. ”Alasannya, ada label Made in Indonesia. Padahal, cokelat kitatidak kalah dengan cokelat negara lain. Citra ini yang harus diubah,” sebut Louis lagi.

Untuk diketahui, rata-rata pencinta cokelat setiap tahunnya tumbuh 6% di seluruh dunia. Di sisi lain supply kakao justru berkurang 5% setiap tahunnya. ”Sebab, banyak pohon cokelat yang kini ditebang,” pungkasnya.

Sri noviarni
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5401 seconds (0.1#10.140)