Mengolah Buntut Sapi

Rabu, 25 Februari 2015 - 10:56 WIB
Mengolah Buntut Sapi
Mengolah Buntut Sapi
A A A
BUNTUT SAPI dapat diolah menjadi berbagai hidangan. Mau digoreng, dibakar, hingga dibuat sup sekalipun. Meski begitu, untuk mengolah bagian buntut ini membutuhkan perhatian ekstra. Sebaiknya kenali karakteristik buntut sapi. Berikut tips pengolahannya.

Buntut sapi tidak melulu dibuat sop buntut. Jika Anda mau membuka resep yang ada di buku atau di internet, Anda dapat menemukan banyak kreasi dari olahan buntut. Misalnya saja semur buntut sapi, ya tidak hanya terbatas pada daging sapi, bagian buntut tidak ada salahnya juga dibuat semur.

Dengan teknik yang tepat, buntut sapi yang Anda masak hasilnya akan lezat, kaya rempah dengan tekstur yang empuk. Untuk menambahkan cita rasa pedas, gunakan saja cabai rawit. Buntut sapi juga bisa dibuat sop buntut sapi goreng. Sama saja seperti membuat sop buntut pada umumnya. Hanya, setelah sop buntut matang, kemudian gorenglah buntut sapi untuk mendapatkan cita rasa yang renyah. Agar makan nikmat, tambahkan bumbu dan kecap saat menggoreng.

Sajikan buntut sapi yang sudah digoreng ini, terpisah dengan nasi dan kuah sop. Tambahkan sambal agar lebih lezat. Buntut sapi juga bisa dipanggang. Memanggang bagian buntut juga akan membuat lemak-lemak yang masih tersisa menjadi meleleh dan membuat tekstur buntut sapi menjadi lebih empuk. Sebelum memanggang buntut sapi dalam oven, tumislah bumbu dan rempah yang digunakan. Masukkan buntut sapi dan bahan pelengkap pada pinggan tahan panas dan tutup permukaannya dengan aluminium foil agar panas menyebar merata dan buntut sapi matang sempurna.

Resep lain yang bisa diterapkan, yaitu gulai buntut sapi. Olahan kuah bersantan pada hidangan ini pasti tak ada duanya. Buntut sapi memang menjadi andalan untuk masakan Nusantara. Meski begitu, boleh dibilang mengolah bagian buntut ini gampang-gampang susah. Maka itu, sebelum mulai turun ke dapur, sebaiknya Anda kenali dahulu bagianbagian buntut sapi. Sebab, setiap bagian memiliki karakteristik sendiri beserta olahan yang cocok. Sebut saja bagian ujung yang lebih kecil, cocok untuk dibuat sup.

Sementara makin ke pangkal, potongan ekornya makin besar sehingga cocok dibuat asam padeh atau buntut penyet. Pemakaian buntut sapi yang segar sangat penting untuk menjaga rasa dan aroma hidangan buntut yang akan dibuat. Pilihlah buntut sapi segar dengan daging yang berwarna merah atau merah muda daripada abu-abu atau cokelat. Pilih juga buntut sapi dengan lemak yang cukup.

Minta bantuan tukang daging langganan untuk memotong dan membersihkan buntut yang Anda beli sehingga Anda bisa langsung mengolahnya sesuai resep. Karena bagian buntut sapi banyak mengandung lemak dan bertulang, maka bagian sapi ini perlu dimasak dalam waktu cukup lama agar empuk. Anda dapat menggunakan panci bertekanan atau pressure cooker untuk mempercepat proses memasak.

Sementara itu, untuk menghilangkan bau anyir, sebaiknya buntut direbus dahulu bersama daun salam dan jahe sebelum digunakan. Air rebusannya bisa dipakai kembali yang dapat menambah gurih rasa kuah. Tapi ingat, air rebusan buntut yang pertama harus dibuang karena banyak mengandung lemak dan warnanya cenderung pekat. Selain menghilangkan bau anyir, cara ini juga dapat menghilangkan bakteri dan lemak yang tidak bisa hilang dengan bantuan pisau.

Untuk mengurangi kadar lemaknya, simpan kuah yang sudah dingin di dalam lemari es semalaman, lalu buang bagian lemak yang membeku di atas air keesokan harinya. Buntut impor umumnya lebih favorit ketimbang buntut lokal. Beberapa restoran banyak yang memakai buntut sapi keluaran impor. Wajar saja, sebab buntut impor dikenal memiliki kualitas yang lebih baik.

Dengan tekstur daging yang lebih lunak serta ukurannya yang besar dan banyak mengandung lemak, pengolahan buntut impor pun tak perlu waktu lama. Mendapatkannya juga mudah, di swalayan tersedia banyak dalam kondisi beku. Sebaliknya, buntut lokal selalu tersedia dalam kondisi segar.

Sayang, stoknya tidak selalu tersedia karena terbatas. Bentuknya tidak seragam dengan ukuran yang lebih kecil. Dagingnya pun tidak sebanyak dan setebal buntut impor, tetapi kandungan lemaknya lebih sedikit.

Sri noviarni
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5463 seconds (0.1#10.140)