Memasyarakatkan Musik Indie

Selasa, 17 Maret 2015 - 11:03 WIB
Memasyarakatkan Musik Indie
Memasyarakatkan Musik Indie
A A A
TAHITI 80 dan Naif menjadi band yang ditunggutunggu dalam perhelatan 5th Music Gallery (Mugal) di Mall Gandaria City, Sabtu (14/3). Acara yang digagas oleh BSO (Badan Semi Otonom) Band Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ini menjadi ajang unjuk gigi band indie.

Saat personel Naif naik panggung di Skenoo Hall, David sang vokalis, terlihat klimis seperti biasanya, lengkap dengan kacamata hitam yang membuatnya semakin macho. Penonton langsung dihibur dengan tembang Air dan Api . Tanpa komando, ratusan pasang mata yang menyaksikan penampilan band dengan album “Jangan Terlalu Naif” ini ikut bergoyang. “Lagu ape lagi neh?” ujar David dengan logat Betawi yang kental. “Biasalah, Naif kalau manggung enggak pernah pakai songlist ,” tambahnya.

Naif selalu meminta bantuan penggemarnya untuk menyanyikan lagu-lagu hit miliknya. Semangat penonton terbakar saat band asal Jakarta ini tampil begitu energik di lagu Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia yang Ada Diseluruh Dunia . Bahkan, David Menyerahkan tugasnya sebagai vokalis kepada penonton saat reff . Lagu itu pun menggema. Ratusan penonton yang kebanyakan remaja ini menjadi bukti kepedulian masyarakat akan musik indie yang semakin berkembang di Tanah Air.

Mereka yang datang ini tidak saja menyaksikan penampilan Naif, juga musisi lain, seperti SORE, The Trees & The Wild , Monkey to Millionare, Jirapah, tak ketinggalan beberapa artis indie pendatang baru seperti Payung Teduh, Barasuara, serta Banda Neira, menjadi rentetan penampil yang menarik untuk disaksikan. Di panggung Piazza, duet Reza di vokal dan Ade Paloh dengan terompet tampil membuka penampilan band Sore dengan hangat.

Mereka pun memanggil personel lainnya ke atas panggung dan melantunkan tembang No Fruits For Today sebagai lagi kedua. Ade Paloh memimpin para penonton untuk bernyanyi bersama. “I love you and you love, we’re gonna make a big family ...”, suara penonton pun memenuhi Skenoo Hall di Gandaria City malam tadi. Tak terhentikan, Somos Libres , Mata Berdebu , menjadi lagu mereka selanjutnya. “Lagu apa lagi nih?” tanya Reza. “Ssst! Ssst! Ssst! “ menyembur keluar dari mulut penonton.

Bukan maksud dari para penonton menyuruh band kesayangan mereka untuk diam atau turun panggung, tapi memang itu adalah judul lagu yang merupakan hit mereka Ssst! . Namun, daripada membawakan lagu tersebut, Sore lebih memilih memainkan lagu lain, Etalase , Oco , dan Setengah Lima. Tak terasa, tiba giliran Tahiti 80 untuk naik ke atas panggung. Tepat pukul 22.10 WIB, MC menyerahkan panggung kepada band yang digawangi Xavier Boyer (vokal dan keyboard ), Pedro Resende (bass), Mederic Gontier (gitar), Raphael Leger (synth dan perkusi), serta Sylvain Marchand (drum).

Riuh penonton yang telah lama menunggu pun tak terbendung, tembang A Love From Outer Place menjadi lagu kedua mereka yang dinyanyikan bersama penggemar. Penonton tak dapat menahan diri untuk ikut bergoyang bersama saat lagu All Around dipilih. Tahiti 80 pun tampil atraktif. B

and indie asal Prancis ini juga menyanyikan lagulagu andalan mereka, seperti Seven seas Easy, Big day , dan Something About You Girl menjadi tembang penutup band dengan alunan musik pop upbeat ini.

Fatturahman hakim
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4106 seconds (0.1#10.140)