Mengintip Masakan Pakistan di Warung Pakistan

Minggu, 22 Maret 2015 - 09:21 WIB
Mengintip Masakan Pakistan...
Mengintip Masakan Pakistan di Warung Pakistan
A A A
DEPOK - Menemukan makanan ala Pakistan di Indonesia memang tidak mudah. Kebanyakan masakan Asia Selatan yang berada di Tanah Air adalah makanan India. Padahal, makanan Pakistan pun tak kalah lezatnya.

Misalnya, kare. Kare Pakistan tidak menggunakan santan sebagai perasa. “Kare yang kami buat tidak menggunakan santan. Hanya bumbu utama seperti bawang bombay, tomat dan bumbu lokal seperti cengkih dan kayu manis," ungkap Wasim, pemilik Warung Pakistan yang terletak di Jalan Raya Cinere No 29, Depok, Jawa Barat.

Wasim mengaku, tak kesulitan membuat masakan Pakistan di Indonesia. Apalagi, banyak jenis rempah lokal yang gampang dia dapatkan di pasaran. Tapi, untuk jenis rempah tertentu, dia harus mendatangkannya langsung dari Pakistan. Rempah ini biasa digunakan untuk membuat Lamb Biryani. Sedangkan untuk roti Parata, Wasim juga mendatangkan gandum khusus dari Pakistan. "Kami mengambil dari distributor untuk bumbu impor karena memang tidak ada di sini," ujar dia.

Biasanya, Wasim memesan dari distributor seminggu sekali. Dia tidak ingin menyetok rempah-rempah dalam jumlah besar karena selalu ingin menyajikan masakan dengan citarasa asli Pakistan. "Kalau terlalu banyak stoknya bumbunya jadi kurang fresh. Sengaja hanya sedikit-sedikit kalau pesan biar selalu fresh dan pelanggan tidak kecewa," papar dia.

Warung Pakistan terletak tidak jauh dari Polsek Limo, Depok, dan bersebelahan dengan toko karpet yang juga milik Wasim. Menu yang disediakan cukup beragam mulai dari Samosa (sejenis gorengan berbentuk segitiga berbungkus kulit lumpia), Roti Cane, Roti Paratha, Naan (roti pipih khas Pakistan), Dal Chana (sejenis kari yang terbuat dari kacang-kacangan) dan lain-lain.

Wasim menuturkan, makanan yang disajikan sudah disesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia. Setiap hari warungnya dikunjungi sekitar 10 tamu dan pada akhir pekan bisa sampai 30 pelanggan. Menurut dia, tamu yang datang memang pelanggan yang sudah fanatik dengan masakan Pakistan. Ini tentu berbeda dengan segmen rumah makan lainnya yang per hari bisa dikunjungi hingga ratusan pelanggan. "Biasanya keluarga yang datang. Mereka memesan roti cane dengan kari ayam," tutur Wasim.

Sedangkan minuman yang banyak dipesan adalah Lassy. Minuman ini terbuat dari yoghurt dan diklaim bagus untuk mengobati panas dalam. "Yogurtnya kami buat sendiri jadi rasanya memang segar dan berbeda dengan yogurt di pasaran," kata dia.

Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, yaitu Rp4.000—50.000. Wasim mengakui belum banyak orang yang mengenal makanan Pakistan. Sehingga bisnisnya hingga kini masih berjalan statis. "Kendalanya karena belum banyak yang tahu. Dan banyak yang masih ragu dan takut kalau mencicipi makanan ini kolesterolnya akan naik padahal kan kari yang kami gunakan tidak menggunakan santan dan aman dikonsumsi," pungkas dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0766 seconds (0.1#10.140)