Masih Juaradi Aksi Laga

Sabtu, 04 April 2015 - 09:41 WIB
Masih Juaradi Aksi Laga
Masih Juaradi Aksi Laga
A A A
Franchise film Fast & Furious memang luar biasa. Tak seperti film seri lainnya yang semakin lama semakin ditinggalkan penontonnya, sampai seri ke-7, Fast & Furious masih dinanti-nanti para penonton film di seluruh dunia.

Kecemerlangannya bahkan semakin kentara dengan tertariknya sutradara sekelas James Wan untuk mau menyutradarai film ini. Fast & Furious 7 (FF 7 ) bukan hanya menyajikan film yang lagi-lagi menghibur, juga membuat standar yang jauh lebih tinggi daripada film sebelumnya, terutama dalam aksi laga.

Jika Anda sudah terpukau saat melihat trailer-nya, maka apa yang akan disaksikan dalam film utuhnya akan lebih “gila” dari yang ada di cuplikan film tersebut. FF 7 mengambil setting setelah FF 6, saat tokoh antagonis Owen Shaw (Luke Evans) berhasil dibuat babak belur oleh Dom (Vin Diesel) cs. Sang kakak, Deckard Shaw (Jason Statham) lantas berniat balas dendam.

Dia meretas komputer Hobbs (Dwayne Johnson) untuk mencari tahu siapa yang membuat adiknya masuk ke rumah sakit. Saat tahu bahwa pelakunya adalah Dom dan rekan-rekannya, Deckard langsung membunuh Han dan mengancam akan memburu Dom, Brian, Letty, Roman, dan Tej.

Namun, cerita tak sampai di situ. Wan dan penulis skenario Chris Morgan membuat subplot tentang pencurian Mata Tuhan (God’s Eye). Ini adalah teknologi ciptaan peretas seksi Ramsey (Nathalie Emmanuel) atas dana dari Frank Petty (Kurt Russell). Mata Tuhan adalah alat pelacak canggih yang menggunakan kekuatan produk apa pun yang mobile . Sayangnya, Ramsey dan Mata Tuhan dicuri Kiet (Tony Jaa) dan Jakande (Djimon Hounsou).

Frank pun menyewa jasa Dom untuk mengambil kembali Ramsey dan Mata Tuhan. Jika berhasil, Mata Tuhan boleh digunakan Dom untuk melacak keberadaan Deckard. Salah satu kehebatan film laga Hollywood yang dipegang sutradara asal Asia adalah aksi laganya yang “militan”, tidak terduga alias mengejutkan.

Dalam FF 7 , Wan membuat penonton ternganga dengan aksi “mobil terbang” yang berkalikali menghipnosis penonton. Mulai “terbang” dari atas pesawat hingga “terbang” melintasi apartemenapartemen mewah di Abu Dhabi. Hampir semua adegan ini dilakukan oleh stuntman, bukan hasil olahan CGI. Belum lagi aksi laga menggunakan senjata-senjata tumpul antara Dom dan Deckard.

Meski tak semengerikan di The Raid , perkelahian ini membawa nuansa Asia yang cukup kental dalam FF 7 . Di luar itu, aksi tukar peluru, balapan mobil, perempuan-perempuan seksi berbikini, juga lawakan dari Tej dan Roman masih jadi ciri khas film Fast & Furious.

Satu yang juga membuat FF 7 ditunggu-tunggu adalah tentang penampilan terakhir Paul Walker yang meninggal karena kecelakaan tunggal pada 2013. Wan mampu mengakhiri kisah Brian yang diperankan Walker dengan elegan sekaligus mengharukan.

Footage dari film-film FF terdahulu yang dimunculkan di layar menjadi adegan penutup yang mampu menguras emosi. Meski Walker sudah tak ada lagi, dipastikan FF akan tetap berlanjut. Kabar terbaru, setidaknya akan dibuat film trilogi. Kita tunggu saja, apakah tanpa Walker, FF masih tetap memancarkan pesonanya.

Herita endriana
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0807 seconds (0.1#10.140)