Angela Tanoesoedibjo Ingin Indonesia Bisa Berkolaborasi dengan Australia di Industri Perfilman
Jum'at, 24 Februari 2023 - 02:42 WIB
JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo berharap Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2023 ke depannya bisa membuat Australia dan Indonesia berkolaborasi dalam industri perfilman.
"Kami membuka pintu sebesar-besarnya untuk berkolaborasi dengan berbagai stakeholders," ujar Wamenparekraf Angela dalam Festival Sinema Australia Indonesia 2023 di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2023).
Wamenparekraf Angela, yang juga merupakan anggota Kabinet Indonesia Maju termuda, juga menyampaikan bahwa setelah pandemi Covid-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus bekerja keras untuk membangkitkan kembali industri perfilman di Indonesia.
Dengan hadirnya FSAI 2023 yang akan digelar di 7 kota pada 24 Februari hingga 18 Maret 2023, Angela berharap ini bisa membuka peluang agar harapan tersebut terwujud.
"Australia merupakan salah satu partner negara terbaik, saya berharap bisa berkolaborasi untuk ke depannya," kata Wamenparekraf Angela, yang juga Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi Digital dan Kreatif DPP Partai Perindo.
Sementara itu, FSAI 2023 menampilkan 7 film dan 7 sesi masterclass di 7 kota yang diawali dengan pemutaran film pemenang penghargaan Sweet As di Jakarta pada 18 Februari 2023.
Sweet As merupakan sebuah film remaja yang menggembirakan tentang sisi lain dari persahabatan, cinta pertama, dan menemukan jati diri di jalan yang jarang dilalui.
Selain Jakarta, FSAI juga akan berlangsung di Surabaya, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Bandung, dan Tangerang Selatan.
Film-film Australia lainnya yang akan diputar antara lain film drama biografi Penguin Bloom, Moon Rock for Monday, The Drover's Wife: The Legend of Molly Johnson, dan film komedi animasi Peter Rabbit 2: The Runaway yang diproduksi bersama oleh studio animasi Australia, Animal Logic.
FSAI 2023 juga menampilkan dua film yang diproduseri alumni Australia, Mira Lesmana, yakni drama menegangkan Paranoia dan kisah mudik Humba Dreams.
"Kami membuka pintu sebesar-besarnya untuk berkolaborasi dengan berbagai stakeholders," ujar Wamenparekraf Angela dalam Festival Sinema Australia Indonesia 2023 di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2023).
Wamenparekraf Angela, yang juga merupakan anggota Kabinet Indonesia Maju termuda, juga menyampaikan bahwa setelah pandemi Covid-19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus bekerja keras untuk membangkitkan kembali industri perfilman di Indonesia.
Baca Juga
Dengan hadirnya FSAI 2023 yang akan digelar di 7 kota pada 24 Februari hingga 18 Maret 2023, Angela berharap ini bisa membuka peluang agar harapan tersebut terwujud.
"Australia merupakan salah satu partner negara terbaik, saya berharap bisa berkolaborasi untuk ke depannya," kata Wamenparekraf Angela, yang juga Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi Digital dan Kreatif DPP Partai Perindo.
Sementara itu, FSAI 2023 menampilkan 7 film dan 7 sesi masterclass di 7 kota yang diawali dengan pemutaran film pemenang penghargaan Sweet As di Jakarta pada 18 Februari 2023.
Sweet As merupakan sebuah film remaja yang menggembirakan tentang sisi lain dari persahabatan, cinta pertama, dan menemukan jati diri di jalan yang jarang dilalui.
Selain Jakarta, FSAI juga akan berlangsung di Surabaya, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Bandung, dan Tangerang Selatan.
Film-film Australia lainnya yang akan diputar antara lain film drama biografi Penguin Bloom, Moon Rock for Monday, The Drover's Wife: The Legend of Molly Johnson, dan film komedi animasi Peter Rabbit 2: The Runaway yang diproduksi bersama oleh studio animasi Australia, Animal Logic.
Baca Juga
FSAI 2023 juga menampilkan dua film yang diproduseri alumni Australia, Mira Lesmana, yakni drama menegangkan Paranoia dan kisah mudik Humba Dreams.
(nug)
tulis komentar anda