Ini Sebab Rokok Tingkatkan Risiko Terkena Infeksi Covid-19
Minggu, 12 April 2020 - 23:51 WIB
JAKARTA - Perokok telah dimasukkan ke dalam kategori berisiko tinggi terinfeksi COVID-19. Para peneliti dan ahli telah menemukan bahwa perokok memiliki risiko kematian dan komplikasi yang tinggi karena COVID-19.
Dilansir dari Times Now New, menurut sebuah laporan di Bloomberg, merokok dapat meningkatkan risiko COVID-19 dengan meningkatkan enzim yang memungkinkan coronavirus masuk ke dalam sel paru-paru.
Penelitian yang diterbitkan dalam European Respiratory Journal, telah menunjukkan bahwa enzim yang disebut ACE-2, hadir dalam kadar tinggi dalam tubuh perokok dan mereka yang menderita penyakit paru obstruktif kronis. Enzim ini dapat memfasilitasi masuknya virus ke dalam paru-paru, dan juga memudahkan virus untuk bereplikasi.
Penelitian ini dipimpin oleh Janice Jeung, seorang ahli pernapasan di Rumah Sakit St. Paul di Vancouver. Penelitian ini adalah penelitian observasional berdasarkan data yang dikumpulkan dari China dan peer-review. Di China ditemukan tingkat kematian pada pria jauh lebih tinggi daripada wanita, dan terutama pada pria yang merokok.
Adapun tingkat kematian pada wanita sangat rendah yaitu hanya 2%. Untuk melakukan penelitian, 21 sampel diambil dari pasien dengan COPD, sedangkan 21 lainnya diperoleh dari pasien yang tidak menderita COPD. Ditemukan bahwa tingkat ACE-2 yang lebih tinggi hadir dalam tubuh kedua pasien dengan COPD dan perokok.
Sebelumnya, dikatakan bahwa karena merokok merusak paru-paru, dan virus corona baru yang menyebabkan COVID-19 juga menginfeksi paru-paru, merokok dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut, dan kerentanan ketika terinfeksi COVID-19.
Namun, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa reaksi dalam tubuh yang terjadi akibat merokok dapat membuat virus corona lebih mudah masuk ke tubuh dan menginfeksi paru-paru.
Studi lain menyebutkan peran ACE-2 sebagai reseptor kunci virus SARS dalam tubuh, yang menyebabkan berjangkitnya virus pada tahun 2003. Virus corona baru atau SARS-CoV-2 adalah kerabat dekat dari virus 2003, dan para peneliti telah menemukan bahwa ACE-2 dapat memainkan peran penting dalam penerimaan dan penggandaan virus dalam tubuh.
Di sisi lain, terapi antivirus yang menargetkan ACE-2 juga baru-baru ini menjanjikan dalam pengobatan COVID-19.
Dilansir dari Times Now New, menurut sebuah laporan di Bloomberg, merokok dapat meningkatkan risiko COVID-19 dengan meningkatkan enzim yang memungkinkan coronavirus masuk ke dalam sel paru-paru.
Penelitian yang diterbitkan dalam European Respiratory Journal, telah menunjukkan bahwa enzim yang disebut ACE-2, hadir dalam kadar tinggi dalam tubuh perokok dan mereka yang menderita penyakit paru obstruktif kronis. Enzim ini dapat memfasilitasi masuknya virus ke dalam paru-paru, dan juga memudahkan virus untuk bereplikasi.
Penelitian ini dipimpin oleh Janice Jeung, seorang ahli pernapasan di Rumah Sakit St. Paul di Vancouver. Penelitian ini adalah penelitian observasional berdasarkan data yang dikumpulkan dari China dan peer-review. Di China ditemukan tingkat kematian pada pria jauh lebih tinggi daripada wanita, dan terutama pada pria yang merokok.
Adapun tingkat kematian pada wanita sangat rendah yaitu hanya 2%. Untuk melakukan penelitian, 21 sampel diambil dari pasien dengan COPD, sedangkan 21 lainnya diperoleh dari pasien yang tidak menderita COPD. Ditemukan bahwa tingkat ACE-2 yang lebih tinggi hadir dalam tubuh kedua pasien dengan COPD dan perokok.
Sebelumnya, dikatakan bahwa karena merokok merusak paru-paru, dan virus corona baru yang menyebabkan COVID-19 juga menginfeksi paru-paru, merokok dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut, dan kerentanan ketika terinfeksi COVID-19.
Namun, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa reaksi dalam tubuh yang terjadi akibat merokok dapat membuat virus corona lebih mudah masuk ke tubuh dan menginfeksi paru-paru.
Studi lain menyebutkan peran ACE-2 sebagai reseptor kunci virus SARS dalam tubuh, yang menyebabkan berjangkitnya virus pada tahun 2003. Virus corona baru atau SARS-CoV-2 adalah kerabat dekat dari virus 2003, dan para peneliti telah menemukan bahwa ACE-2 dapat memainkan peran penting dalam penerimaan dan penggandaan virus dalam tubuh.
Di sisi lain, terapi antivirus yang menargetkan ACE-2 juga baru-baru ini menjanjikan dalam pengobatan COVID-19.
(alv)
tulis komentar anda