Pentingnya Pendampingan Orang Tua saat Remaja Mulai Menjalani Masa Pubertas
Minggu, 16 April 2023 - 08:30 WIB
JAKARTA - Produk sanitary napkins Hers Protex milik WINGS Group Indonesia mengajak para orang tua untuk berperan aktif mendampingi remaja dalam menjalani masa pubertas lewat webinar Rahasia Talks: 911 Super Parents Kit by Hers Protex. Webinar ini merupakan lanjutan dari rangkaian edukasi roadshow school to school dengan mengusung campaign #SenyamannyaKamu #PuberAntiBaper yang telah menyambangi ribuan remaja putri usia SMP di Jabodetabek.
“Kadang anak-anak remaja kita kurang mengerti apa yang sedang terjadi di dirinya. Oleh karena itu, Hers Protex ingin menjadi support system yang bisa hadir menemani remaja putri di Indonesia menghadapi fase pubertas dan bisa menjadi wadah #SenyamannyaKamu untuk mengekspresikan bakat dan minat mereka," kata Mita Ardiani, Marketing Manager Personal Care Wings Group Indonesia.
"Hers Protex secara aktif juga mengajak parents dalam mendampingi remaja memasuki masa pubertas dengan segala tantangannya, salah satunya melalui webinar ini,” tambahnya.
Menurut dr. Yassin Yanuar MIB, Sp.OG, KFER, Spesialis Obstetri dan Ginekologi, berdasarkan survei antroprometrik di tujuh daerah di Indonesia, didapatkan bahwa usia menarke anak Indonesia bervariasi dari 12,5 tahun sampai 13,6 tahun. Kondisi kesehatan reproduksi saling mempengaruhi dengan kesehatan reproduksi secara umum, karena status nutrisi dari anak tersebut.
Anak yang kegemukan akan lebih cepat menarke (menstruasi pertama), karena hormon estrogen yang disimpan pada jaringan lemak menyebabkan peningkatan bioaktivitasnya.
Penting bagi para orang tua untuk mempersiapkan tanda-tanda menstruasi pada remaja putri. “Ajarkan mereka untuk tidak takut menyentuh organ kemaluannya sendiri, sama seperti memegang organ tubuh lain layaknya tangan dan jari-jari. Ajarkan nama-namanya, ada labia mayora dan lain sebagainya," papar dr. Yassin.
"Untuk higienitas, ajarkan anak supaya membasuh atau mengusap organ intimnya dari depan ke belakang guna mencegah timbulnya koloni kuman dari anus ke vagina, dan pembalut sebaiknya diganti setiap 4-6 jam sekali ketika menstruasi demi mencegah infeksi. Di atas 90% perempuan mengalami setidaknya satu gejala menstruasi yang menyulitkan, minimal mengganggu setiap bulan sampai mengalami gangguan aktivitas. Tolong dampingi putrinya untuk menjalani masa pubertas, dan mereka menjadi lebih paham mengenai tubuhnya sehingga menjadi figur dewasa yang menjaga kesehatan tubuhnya,” tambah dr. Yassin.
Tidak hanya dari sisi medis atau biologis, anak remaja juga butuh pendampingan orang tua dari sisi psikologis. Kurangnya penanganan dan perhatian akan masalah kesehatan mental remaja bisa jadi memicu kerentanan remaja.
Menurut Roslina Verauli, M.Psi, Psi., Psikolog Klinis Anak, Remaja, dan Keluarga, 10% remaja putri tidak tahu bagaimana cara memasang pembalut, ukurannya, dan lain sebagainya, serta tidak memiliki akses utk bertanya.
“Kadang anak-anak remaja kita kurang mengerti apa yang sedang terjadi di dirinya. Oleh karena itu, Hers Protex ingin menjadi support system yang bisa hadir menemani remaja putri di Indonesia menghadapi fase pubertas dan bisa menjadi wadah #SenyamannyaKamu untuk mengekspresikan bakat dan minat mereka," kata Mita Ardiani, Marketing Manager Personal Care Wings Group Indonesia.
"Hers Protex secara aktif juga mengajak parents dalam mendampingi remaja memasuki masa pubertas dengan segala tantangannya, salah satunya melalui webinar ini,” tambahnya.
Menurut dr. Yassin Yanuar MIB, Sp.OG, KFER, Spesialis Obstetri dan Ginekologi, berdasarkan survei antroprometrik di tujuh daerah di Indonesia, didapatkan bahwa usia menarke anak Indonesia bervariasi dari 12,5 tahun sampai 13,6 tahun. Kondisi kesehatan reproduksi saling mempengaruhi dengan kesehatan reproduksi secara umum, karena status nutrisi dari anak tersebut.
Anak yang kegemukan akan lebih cepat menarke (menstruasi pertama), karena hormon estrogen yang disimpan pada jaringan lemak menyebabkan peningkatan bioaktivitasnya.
Penting bagi para orang tua untuk mempersiapkan tanda-tanda menstruasi pada remaja putri. “Ajarkan mereka untuk tidak takut menyentuh organ kemaluannya sendiri, sama seperti memegang organ tubuh lain layaknya tangan dan jari-jari. Ajarkan nama-namanya, ada labia mayora dan lain sebagainya," papar dr. Yassin.
"Untuk higienitas, ajarkan anak supaya membasuh atau mengusap organ intimnya dari depan ke belakang guna mencegah timbulnya koloni kuman dari anus ke vagina, dan pembalut sebaiknya diganti setiap 4-6 jam sekali ketika menstruasi demi mencegah infeksi. Di atas 90% perempuan mengalami setidaknya satu gejala menstruasi yang menyulitkan, minimal mengganggu setiap bulan sampai mengalami gangguan aktivitas. Tolong dampingi putrinya untuk menjalani masa pubertas, dan mereka menjadi lebih paham mengenai tubuhnya sehingga menjadi figur dewasa yang menjaga kesehatan tubuhnya,” tambah dr. Yassin.
Tidak hanya dari sisi medis atau biologis, anak remaja juga butuh pendampingan orang tua dari sisi psikologis. Kurangnya penanganan dan perhatian akan masalah kesehatan mental remaja bisa jadi memicu kerentanan remaja.
Menurut Roslina Verauli, M.Psi, Psi., Psikolog Klinis Anak, Remaja, dan Keluarga, 10% remaja putri tidak tahu bagaimana cara memasang pembalut, ukurannya, dan lain sebagainya, serta tidak memiliki akses utk bertanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda