10 Tradisi Unik di Berbagai Daerah saat Idul Fitri, Nomor 8 Perang Makanan Khas Lebaran

Kamis, 20 April 2023 - 11:13 WIB

4. Badulang (Bangka).

Tradisi ini dilakukan setelah sholat ied, bermaafan dengan bersalaman lalu kumpul lagi untuk makan bersama di halaman masjid. Makanan dengan berbagai menu ditutup dengan tudung saji.

5. Grebeg Syawal (Yogyakarta)

Jelang 1 syawal, di Jogja akan mengumpulkan hasil bumi dengan tumpukan yang menggunung serta diiringi oleh pasukan Keraton Yogyakarta.

6. Ngejot (Bali)

Meski mayoritas masyarakatBali beragama Hindu, bukan berarti tak bisa merayakan lebaran dengan tradisi yang meriah. Dalam tradisi ngejot, masyarakat memberikan makanan kepada para tetangga sebagai rasa terim kasih. Makanan yang diberi kepada tetangga sudah dalam bentuk siap saji dan kue serta buah-buahan.

7. Tradisi Baraan (Riau)

Baraan yang dilakukan oleh masyarakat Bengkalis yang merupakan kegiatan kunjung mengunjungi jirang tetangga secara beramai-ramai pada saat memasukan bulan Syawal.

Dalam perayaan baraan, semua rumah di Dusun tersebut pasti akan mendapat giliran dikunjungi. Makanan yang dihidangkan oleh tuan rumah pun beraneka bentuk, mulai dari kue mueh, ketupat, opor ayam, dan banyak lagi.

Uniknya kegiatan baraan ini sangat sarat dengan makna islami. Karena setiap berkunjung di setiap rumah, sebelum hendak makan atau setelah makan, dilakukan pembacaan Do’a.

8. Perang Topat (Lombok)

Sesuai namanya, bak sedang perang, setelah 6 hari usai perayaan Idul Fitri, masyarakat akan saling melempar ketupat.

9. Ngadongkapkeun (Banten)

Tradisi ini dilakukan usai sholat Idul Fitri dimana akan mengucapkan doa sebagai rasa syukur yang dilanjutkan dengan sungkeman.

10. Tradisi Nyembah Belari (Bintan)

Tradisi yang dilakukan anak-anak di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan ini begitu unik. Anak-anak dari usia enam tahun sampai sekolah dasar itu melakukan tradisi mengunjungi rumah-rumah beramai-ramai dengan cara berlari atau berjalan cepat.

Aktivitas ini adalah suatu tradisi Melayu di Tambelan. Anak-anak yang melakukan “Nyembah Belari” ini tidak masuk ke rumah warga, melainkan hanya berdiri di teras rumah warga dan menadahkan tangan untuk menunggu pernak pernik yang akan diberikan oleh tuan rumah, tanpa paksaan atau tanpa syarat, sebelum rombongan beralih ke rumah yang lain.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More