EdenFarm dan Food Cycle Indonesia Kolaborasi untuk Tingkatkan Kesadaran Masyarakat soal Food Waste
Jum'at, 12 Mei 2023 - 09:35 WIB
Mewakili pelaku bisnis kuliner, Co-Owner Doux Cookies dan Bakmi Djie Tjap Mira Surlaya dalam webinar tersebut membagikan pengalamannya selama berbisnis Food & Beverage (F&B). Yaitu dengan mengelola sisa makanan dengan disiplin.
Mira selalu mengkalkulasi stok harian yang dibutuhkan agar tidak menyisakan sampah makanan. Dari segi porsi bakmi, ia tidak menyediakan porsi yang terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil, harus pas. Hasilnya, selama ini jarang sekali konsumen menyisakan bakmi dan lauk lainnya di dalam mangkuk.
“Hal ini berkaitan dengan pemahaman pengusaha tentang Cost of Goods Sold (COGS) atau biaya langsung yang digunakan dalam produksi. Kalau kita bisa menghitung COGS yang baik dan benar, akan sendirinya kita melakukan manajemen food waste karena kita ingin harganya tersebut benar-benar meng-cover semua kebutuhan. Jadi tidak rugi dan tidak menyisakan bahan sedikit pun,” ungkap Mira.
Berbicara mengenai pengelolaan food waste, Food Cycle Indonesia menjalankan inisiatif serupa, yaitu melakukan proses pengolahan kembali makanan berlebih yang masih layak makan namun kurang baik secara estetika (ugly food) menjadi kreasi makanan lezat. Misalnya, pisang yang sudah terlalu matang atau berbintik hitam diolah menjadi pisang goreng atau banana cake, bagian tengah tomat (pulp) yang tadinya dibuang begitu saja bisa diolah menjadi produk Spicy Marinara Sauce.
Terkait kolaborasi antara EdenFarm, FCI dan Campaign.com, General Manager Food Cycle Indonesia Cogito Ergo Sumadi Rasan menyampaikan, ini merupakan salah satu solusi mengatasi sampah makanan.
“Sebagai sebuah NGO non-profit yang bergerak di bidang bank makanan, FCI sangat senang bisa berkolaborasi dengan EdenFarm. Harapannya semakin banyak lagi pihak yang bisa bahu-membahu mengatasi masalah sampah makanan dan isu kelaparan,” pungkasnya.
Mira selalu mengkalkulasi stok harian yang dibutuhkan agar tidak menyisakan sampah makanan. Dari segi porsi bakmi, ia tidak menyediakan porsi yang terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil, harus pas. Hasilnya, selama ini jarang sekali konsumen menyisakan bakmi dan lauk lainnya di dalam mangkuk.
“Hal ini berkaitan dengan pemahaman pengusaha tentang Cost of Goods Sold (COGS) atau biaya langsung yang digunakan dalam produksi. Kalau kita bisa menghitung COGS yang baik dan benar, akan sendirinya kita melakukan manajemen food waste karena kita ingin harganya tersebut benar-benar meng-cover semua kebutuhan. Jadi tidak rugi dan tidak menyisakan bahan sedikit pun,” ungkap Mira.
Berbicara mengenai pengelolaan food waste, Food Cycle Indonesia menjalankan inisiatif serupa, yaitu melakukan proses pengolahan kembali makanan berlebih yang masih layak makan namun kurang baik secara estetika (ugly food) menjadi kreasi makanan lezat. Misalnya, pisang yang sudah terlalu matang atau berbintik hitam diolah menjadi pisang goreng atau banana cake, bagian tengah tomat (pulp) yang tadinya dibuang begitu saja bisa diolah menjadi produk Spicy Marinara Sauce.
Terkait kolaborasi antara EdenFarm, FCI dan Campaign.com, General Manager Food Cycle Indonesia Cogito Ergo Sumadi Rasan menyampaikan, ini merupakan salah satu solusi mengatasi sampah makanan.
“Sebagai sebuah NGO non-profit yang bergerak di bidang bank makanan, FCI sangat senang bisa berkolaborasi dengan EdenFarm. Harapannya semakin banyak lagi pihak yang bisa bahu-membahu mengatasi masalah sampah makanan dan isu kelaparan,” pungkasnya.
(tsa)
tulis komentar anda