Pengobatan Pasien Kanker Kepala dan Leher di Masa New Normal

Rabu, 22 Juli 2020 - 23:33 WIB
Pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh aspek kehidupan sehari-hari termasuk pada layanan kesehatan kanker, termasuk kanker kepala dan leher. / Foto: ilustrasi/Oudtshoorn Courant
JAKARTA - Dalam rangka menyambut peringatan Hari Kanker Kepala dan Leher sedunia pada 27 Juli mendatang, Merck mendukung Cancer Information & Support Center (CISC) dan Pelayanan Kanker Terpadu (PKAT) RSCM untuk mengadakan seminar online bertajuk Pengobatan Kanker Kepala dan Leher dalam Masa Normal Baru .

( )

Pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh aspek kehidupan sehari-hari termasuk pada layanan kesehatan kanker , termasuk kanker kepala dan leher. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang tepat dan relevan tentang rekomendasi dan alur perawatan pada pasien kanker kepala dan leher dalam masa normal baru.

Berdasarkan data Globocan 2018, angka kejadian kanker kepala dan leher di Indonesia masuk urutan kelima besar kanker terbanyak pada laki-laki. Meskipun demikian, kanker kepala leher bisa terjadi pada perempuan maupun laki-laki dengan rasio kasus kanker kepala dan leher antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Pada 2020, angka kasus baru kanker kepala dan leher meningkat sebesar 883.000 jika dibandingkan tahun 2010 yaitu 634.000 kasus.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Rabu (22/7), kanker kepala dan leher merupakan hal yang sulit bagi pasien. Kanker ini dapat terlihat jelas di tubuh pasien dan sangat mempengaruhi kegiatan sehari-hari seperti makan, minum, berbicara yang pada akhirnya berdampak pada kehidupan sosialnya.



Pengobatan kanker kepada dan leher tergantung dari stadium, posisi dari kanker dan juga kondisi pasien secara keseluruhan. Dokter pada umumnya merekomendasikan beberapa jenis pengobatan seperti operasi, radioterapi, kemoterapi dan terapi target.

Pasien kanker memiliki tingkat risiko paparan Covid-19 lebih tinggi sebesar 3,5 kali lipat dibandingkan dengan pasien yang bukan kanker. Termasuk pasien kanker kepala dan leher yang mempunyai risiko tinggi terhadap infeksi Covid-19 , mengingat keadaan sistim imunitas mereka. Untuk itu, diperlukan pedoman yang tepat dalam pemberian pengobatan kanker kepala dan leher yang aman bagipara pasien kanker ini.

(Baca juga: Tahukah Anda Andropause, Menopause pada Pria? )

"Terdapat sejumlah alasan yang menyebabkan pasien kanker rentan terhadap virus Covid-19 , salah satunya adalah masalah imunitas. Kekebalan tubuh yang rendah menjadikan pasien kanker pada saat menjalankan pengobatan rentan terinfeksi virus. Oleh karena itu, sangat penting pasien kanker untuk mencoba meminimalkan paparan terhadap virus dan disarankan untuk menerapkan praktik hygiene yang baik seperti rutin membersihkan tangan, menggunakan desinfektan untuk peralatan yang digunakan, hindari kontak langsung dan jaga jarak," kata Koordinator Pengembangan Pelayanan Kanker Terpadu (PKaT) RSCM, Prof. Dr. dr. Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo, SpRad(K), OnkRad.
Halaman :