Stunting Mengancam, Masyarakat Harus Makin Sadar Pemenuhan Gizi Seimbang
Selasa, 23 Mei 2023 - 12:52 WIB
JAKARTA - Stunting adalah permasalahan nasional yang masih terus dialami Indonesia. Sementara, dampak stunting akan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia baik jangka panjang maupun pendek. Merespons situasi tersebut, Sindonews dan Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI), organisasi nirlaba yang berfokus pada pembangunan kependudukan Indonesia menggelar diskusi melalui Instragram live pada Selasa (22/5/2023).
Menurut dr Lula Kamal, nara sumber dari pihak KKI, sebenarnya angka stunting sudah ada pencapaian baik pada tahun 2022, di mana angka stunting di Indonesia sudah menurun ke angka 21,6% (dari angka 24,4% pada tahun 2021).”Tapi angkanya memang masih lumayan tinggi apabila dibandingkan dengan ketetapan WHO, yakni di bawah 20%,” ujar dr Lula yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Komunikasi Publik Kependudukan KKI.
Foto/Tangkapan layar Instagram Live
Dalam acara yang dipandu Kepala Litbang MNC Portal Indonesia, Dr. Wiendy Hapsari ini, Lula juga mengatakan bahwa secara garis besar stunting adalah keadaan di mana terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat adanya kekurangan gizi kronis.
“Harus digarisbawahi bahwa gizi buruk dan stunting itu berbeda. Kalau stunting, jelas anak mengalami gizi buruk. Namun, belum tentu anak yang gizi buruk akan stunting. Poinnya, gizi buruk adalah pintu gerbang stunting,” tambah dia.
Maka dari itu, penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan asupan nutrisinya. Hal dilakukan agar anak tidak menderita stunting. Menurut Lula, seorang ibu hamil diperbolehkan mengonsumsi berbagai jenis makanan dan sebaiknya jangan memperhatikan mitos atau pantangan yang beredar.
“Karbohidrat yang harus dikonsumsi ibu hamil itu 50%. Jadi, harus makan beraneka ragam makanan termasuk sayur dan buah. Makan sebanyak mungkin dan kalau bisa variasi sayur serta buah-buahannya diperhatikan,” kata dokter yang juga berprofesi sebagai public figure itu.
Menurut dr Lula Kamal, nara sumber dari pihak KKI, sebenarnya angka stunting sudah ada pencapaian baik pada tahun 2022, di mana angka stunting di Indonesia sudah menurun ke angka 21,6% (dari angka 24,4% pada tahun 2021).”Tapi angkanya memang masih lumayan tinggi apabila dibandingkan dengan ketetapan WHO, yakni di bawah 20%,” ujar dr Lula yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Komunikasi Publik Kependudukan KKI.
Foto/Tangkapan layar Instagram Live
Dalam acara yang dipandu Kepala Litbang MNC Portal Indonesia, Dr. Wiendy Hapsari ini, Lula juga mengatakan bahwa secara garis besar stunting adalah keadaan di mana terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat adanya kekurangan gizi kronis.
“Harus digarisbawahi bahwa gizi buruk dan stunting itu berbeda. Kalau stunting, jelas anak mengalami gizi buruk. Namun, belum tentu anak yang gizi buruk akan stunting. Poinnya, gizi buruk adalah pintu gerbang stunting,” tambah dia.
Maka dari itu, penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan asupan nutrisinya. Hal dilakukan agar anak tidak menderita stunting. Menurut Lula, seorang ibu hamil diperbolehkan mengonsumsi berbagai jenis makanan dan sebaiknya jangan memperhatikan mitos atau pantangan yang beredar.
“Karbohidrat yang harus dikonsumsi ibu hamil itu 50%. Jadi, harus makan beraneka ragam makanan termasuk sayur dan buah. Makan sebanyak mungkin dan kalau bisa variasi sayur serta buah-buahannya diperhatikan,” kata dokter yang juga berprofesi sebagai public figure itu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda