Produk Tembakau Alternatif Diklaim Dapat Bantu Turunkan Angka Perokok

Rabu, 24 Mei 2023 - 15:58 WIB
Penelitian mengenai risiko produk tembakau alternatif beberapa kali dilakukan di Indonesia. / Foto: ilustrasi/Freepik
JAKARTA - Penelitian mengenai risiko produk tembakau alternatif beberapa kali dilakukan di Indonesia, salah satunya oleh Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Bandung, Amaliya.

Amaliya menjelaskan bahwa produk tembakau beragam, dan masing-masing memiliki risiko yang berbeda-beda, misalnya rokok elektrik dan rokok konvensional. Menurutnya, keduanya punya risiko kesehatan yang tidak sama.

"Aerosol/uap yang dihasilkan vape atau rokok elektrik mengandung sedikit sekali (zat berbahaya dan karsinogen), bisa dikatakan kadarnya tidak bermakna," ungkap Amaliya dalam acara daring Wednesday about Research & Innovation in the Graduate School Universitas Padajajaran, beberapa waktu lalu.





Di samping itu, cara konsumsi produk alternatif berbeda karena tidak dibakar, sehingga risikonya bisa ditekan karena tidak menghasilkan residu hasil pembakaran (TAR) yang berbahaya bagi tubuh.

Amaliya memaparkan bahwa komponen TAR tidak ditemukan pada produk alternatif tembakau. "Pembakaran dari rokok dapat mencapai lebih dari 800 derajat celcius. Yang terdapat dalam produk tembakau dipanaskan dan vape hanya pemanasan, tidak ada asap. Rokok yang dibakar tentu mengeluarkan lebih banyak zat toxic dan penyebab kanker (karsinogen)," paparnya.

Sementara itu, di beberapa negara, seperti Inggris dan Swedia, tembakau alternatif diklaim dapat membantu mengurangi prevalensi merokok.

Mantan ketua World Medical Association (WMA), Anders Milton menyebutkan jika penurunan ini didukung oleh pemerintah yang mendukung produk tembakau alternatif seperti vape dan kantong nikotin.

"Swedia sudah memakai snus bertahun-tahun. Produk snus sudah bagian dari tradisi dan bukanlah penyebab kanker, makanya angka perokok kami menurun drastis," ujar Milton dalam forum Pan American Harm Reduction Association (PAHRA), belum lama ini.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More