Dobrak Tabu dan Mitos Menstruasi melalui Edukasi Kesehatan Reproduksi

Senin, 12 Juni 2023 - 22:22 WIB
Terdapat sejumlah mitos seputar menstruasi yang bertentangan dengan fakta kesehatan. Foto Ilustrasi/Istimewa
JAKARTA - Menurut penelitian UNICEF Indonesia, 25 persen remaja putri tidak pernah membicarakan menstruasi dengan siapa pun sebelum mengalami menstruasi pertama. Bahkan, 17 persen di antaranya tak menyadari bahwa menstruasi adalah tanda fisik dari masa pubertas.

Selain itu, terdapat sejumlah mitos seputar menstruasi yang bertentangan dengan fakta kesehatan. Misalnya larangan mencuci rambut dan memotong kuku saat menstruasi. Padahal, menjaga kebersihan tubuh tetap penting bagi perempuan yang sedang menstruasi.

Menstruasi sendiri adalah proses alami di mana dinding rahim perempuan yang tidak dibuahi akan meluruh. Setiap perempuan dapat memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda, termasuk dalam hal siklus, durasi, dan gejala yang dirasakan saat haid. Namun, penting bagi setiap perempuan untuk memahami apa yang dianggap sebagai menstruasi normal agar dapat mendeteksi kemungkinan risiko kesehatan dan mencari bantuan medis jika diperlukan.

Secara ideal, siklus menstruasi berlangsung setiap 24 hingga 38 hari dengan durasi menstruasi antara 2 hingga 8 hari serta jumlah darah yang dikeluarkan sekitar 30 ml atau sekitar 6 pembalut ukuran normal yang direndam, di mana 1 pembalut berukuran normal dapat menampung 5 ml darah.



Menstruasi dianggap tidak normal jika siklusnya lebih pendek dari 24 hari atau lebih panjang dari 38 hari, berlangsung lebih dari 8 hari, atau jika jumlah darah yang dikeluarkan melebihi 60 ml per hari. Karena itu, mitos yang menyatakan bahwa darah menstruasi yang keluar terlalu banyak adalah hal normal sangatlah berbahaya, karena jika diabaikan dapat menimbulkan risiko anemia.

Pil kontrasepsi atau pil KB dapat menjadi solusi bagi perempuan dalam menjaga kestabilan siklus menstruasi. Salah satunya adalah pil KB yang mengandung drospirenon, yang telah terbukti membantu dalam meregulasi kadar hormon.

Selain manfaat tersebut, pil KB kombinasi yang mengandung drospirenon juga memberikan sejumlah manfaat kesehatan lain.

"Pil kontrasepsi yang mengandung drospirenon adalah generasi terbaru dari pil kontrasepsi kombinasi yang mengandung progestogen drospirenon dalam kombinasi dengan progestin etinil estradiol. Pil kontrasepsi yang mengandung drospirenon terbukti efektif dalam mencegah kehamilan, dan juga memiliki sejumlah manfaat lain, termasuk mengurangi jerawat, mencegah penambahan berat badan, dan mengontrol siklus menstruasi," papar dr. Dewi Muliatin Santoso, Head of Medical Department of Bayer Pharmaceutical.

Pil KB kombinasi yang mengandung drospirenon juga secara ilmiah mampu mereduksi sejumlah keluhan yang berkaitan dengan hormon yang kerap dialami perempuan menjelang atau saat haid, yakni PMS (premenstrual syndrome) dan PMDD (premenstrual dysphoric disorder).

Gejala-gejala PMS yang dimaksud meliputi perasaan tertekan dan keputusasaan, kecemasan yang ditandai ketegangan, emosi yang labil, peningkatan konflik interpersonal, sulit tidur, lelah dan lesu, perubahan nafsu makan, kesulitan konsentrasi, serta gejala fisik lain seperti sakit kepala, perut kembung, nyeri otot atau sendi, atau pembengkakan pada payudara. Jika memiliki lima atau lebih gejala tersebut, terdapat kemungkinan adanya PMDD.

"Dengan mengurangi gejala-gejala tersebut, pil kontrasepsi dapat berdampak positif pada kestabilan mood akibat PMS dan PMDD perempuan selama siklus menstruasi," kata dr. Dewi.

Bayer sendiri memiliki komitmen untuk terus mengedukasi masyarakat lewat program Bicara Kontrasepsi guna meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan reproduksi perempuan. Pasalnya, di Indonesia mitos dan tabu seputar menstruasi masih menjadi hambatan bagi pemahaman masyarakat.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More