Apakah Rokok Herbal Lebih Aman Dikonsumsi?

Kamis, 15 Juni 2023 - 08:21 WIB
5. Akar licorice.

6. Melati.

7. Ginseng.

8. Semanggi merah.

Jenis rokok lain yang dianggap "natural" adalah bidis dan rokok cengkeh atau yang dikenal sebagai kretek. Dua jenis rokok herbal itu pun sebenarnya masih mengandung tembakau di dalamnya.

Rokok cengkeh atau disebut juga kretek, mengandung campuran tembakau dan cengkeh. Persentase kandungan tembakau sekitar 60 persen-70 persen, sedangkan untuk kandungan cengkeh mengandung 30 persen-40 persen. Kretek juga mengandung minyak cengkeh serta zat adiktif lain.

Jenis rokok herbal lain adalah bidi. Bidi memiliki beragam rasa. Rokok ini tidak disaring dan termasuk populer untuk perokok remaja maupun dewasa. Bentuknya lebih tipis dari rokok tembakau, dapat digulung, lalu diikat dengan ikatan warna-warni di tiap ujungnya.





Kandungan rasa yang terdapat dalam bidi ada cokelat dan buah-buahan seperti ceri, jeruk, ataupun stroberi. Harga bidi juga lebih murah dari rokok tembakau. Walaupun kandungan tembakau dalam bidi lebih sedikit, rokok ini mengandung lebih banyak nikotin.

Dari penemuan yang ada, rokok herbal yang diklaim sebagai alternatif ini memberi dampak yang lebih parah dari produk rokok konvensional. Dilansir dari jurnal PubMed Central, tidak ditemukan dampak baik bagi tubuh setelah mengonsumsi rokok herbal. Perokok yang menggunakan rokok herbal justru semakin sering merokok dan tidak membantu untuk menghentikan perokok tidak merokok lagi.

Bahaya rokok herbal sama dengan rokok tembakau. Hal ini dikarenakan tumbuhan dalam rokok herbal yang dibakar mengandung tar, karbon monoksida, dan zat berbahaya lain. Saat seorang perokok menghirup asap rokok herbal, perokok tersebut menghirup toksin berbahaya yang langsung masuk ke dalam paru-paru.

Kini, rokok herbal pun diharuskan mencantumkan label peringatan berbahaya untuk kesehatan oleh Federal Trade Commission (FTC) atau Komisi Perdagangan Federal. Artinya, rokok herbal tidak menjamin lebih aman dikonsumsi dan terhindar dari penyakit berbahaya seperti kanker paru-paru. MG/Shavna Dewati Setiawan
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More