Cara Tepat Tangani Luka Bakar Ringan di Rumah

Senin, 27 Juli 2020 - 19:03 WIB
Kasus luka bakar mengalami kenaikan 0,6% menjadi 1,3% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 3 juta kasus. Foto/Istimewa
JAKARTA - Selama masa PSBB dan transisi new normal terjadi peningkatan kegiatan di rumah sebesar 10%. Tentu ada banyak dampak positif dari kegiatan yang dilakukan di rumah, namun tanpa disadari hal itu juga mengakibatkan peningkatan risiko cedera. Salah satunya cedera luka bakar.

Berdasarkan data Riskesdas 2018, angka kasus luka bakar menempati urutan ke-5 jenis cedera tidak sengaja dan secara keseluruhan mengalami kenaikan 0,6% menjadi 1,3% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 3 juta kasus. ( )

Menurut Senior Vice President Marketing & International Operations Combiphar Weitarsa Hendarto, meskipun aktivitas sosial dan ekonomi mulai dilonggarkan di masa PSBB transisi saat ini, masyarakat tetap harus waspada karena risiko penyebaran virus masih tinggi.

"Tren berkegiatan di rumah pun akan tetap tinggi. Banyak orang menemukan hobi baru yang bisa dilakukan di rumah, misalnya memasak atau membuat kue. Tanpa kita sadari, kegiatan sehari-hari seperti memasak, membuat kopi atau teh, mandi dengan air hangat, atau mengeringkan rambut dengan hair dryer berpotensi menimbulkan luka bakar jika tidak kita lakukan dengan cara aman. Bahkan, sebagian besar luka bakar terjadi di rumah," beber Weitarsa.



Pengalaman luka bakar di rumah pernah dirasakan Djanur Mekarsari, ibu dua anak yang sehari-hari bekerja sebagai makeup artist.

“Menggunakan benda-benda yang menghasilkan panas, mulai kompor sampai catok rambut, memang perlu ekstra hati-hati. Belum lama ini saya mengalami cedera luka bakar akibat tidak sengaja menginjak catok rambut yang masih panas. Lebih parah lagi, selang beberapa hari setelah kejadian tersebut, saya kembali mengalami musibah karena tersiram air kopi panas yang saya buat sendiri. Panik dan kesakitan yang luar biasa," cerita Djanur.

"Saat itu, penanganan pertama yang saya lakukan adalah mengguyur luka bakar dengan air, kemudian dioleskan pasta gigi. Namun, sakit yang saya rasakan tak kunjung reda," lanjutnya.

Jika ditelaah lebih dalam, memang penyebab paling umum dari cedera luka bakar adalah api, benda panas, listrik, dan zat kimia. Perbedaan penyebab serta tingkat luka bakar tentu berpengaruh terhadap cara penanganan. Agar luka tidak menjadi lebih parah, diperlukan penanganan yang tepat.

Sayang, ungkap Medical Expert Combiphar dr. Sandi Perutama Gani, masyarakat sering kali keliru dalam melakukan tindakan penanganan pada luka bakar ringan saat di rumah, seperti mengoleskan kecap dan pasta gigi. Hal itu justru akan memperburuk luka bakar, meningkatkan kemungkinan infeksi, dan menimbulkan jaringan parut.

"Penanganan yang aman dan efektif di rumah bagi luka bakar ringan adalah membasuh area yang terkena luka bakar dengan air mengalir selama 10-20 menit, kemudian oleskan salep luka bakar secara tipis dengan ketebalan sekitar 1 mm setiap 4-6 jam," terang dr. Sandi. ( )

“Penting bagi setiap masyarakat untuk memastikan ada salep luka bakar di kotak P3K rumah. Salep untuk mengobati luka bakar sebaiknya memiliki kandungan yang berfungsi sebagai antiradang, antimikrobial, serta dapat membantu regenerasi jaringan kulit baru,” lanjut dr. Sandi.

Mebo, salep luka bakar keluaran Combiphar, memiliki semua keunggulan tersebut. Selain mengandung tiga bahan herbal yakni phellodendri chinensis, coptidis rhizome, dan scutellariae radix, Mebo juga memiliki kandungan minyak wijen serta beeswax yang berfungsi memberikan kelembaban pada area luka, sekaligus menyerap sisa panas sehingga akan membantu mengurangi tingkat keparahan luka.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More