Manfaatkan Saluran Pengaduan Kasus Bullying saat PPDS, Ini Saran PB IDI
Sabtu, 22 Juli 2023 - 20:55 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Moh. Adib Khumaidi mengungkapkan, kasus bullying (perundungan) di kalangan peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) menjadi perhatian seluruh pihak.
Ia menegaskan bahwa perlu adanya koordinasi dari berbagai lembaga hingga organisasi profesi untuk mencegah kasus bullying tersebut.
“Jadi bullying ini bukan hanya jadi perhatian pemerintah, tapi kami dari profesi kedokteran, Ikatan Dokter Indonesia, bersama juga ikatan dokter di seluruh asia,” ujar Dr. Adib, dalam jumpa pers yang dilakukan secara daring, Sabtu, (22/7/2023).
“Kami mendeklarasikan juga pada hari ini sebagai bagian dari perhatian dan tanggung jawab yang juga harus kita lakukan bersama stakeholder yang lain, terutama di institusi pendidikan,” imbuhnya.
Presiden Medical ASEAN (MASEAN) ini juga menjelaskan, nantinya fakultas kedokteran di bawah Kementerian Pendidikan sebagai pengelola pendidikan juga berkoordinasi dengan organisasi profesi bersama Kementerian Kesehatan, untuk bersama-sama melakukan suatu upaya dalam pencegahan kasus bullying tersebut.
“Yang pertama adalah pencegahan, yang kedua adalah membuka hotline dan sangat terbuka. Termasuk juga yang kita lakukan adalah perlindungan kepada teman-teman sejawat dokter yang melaporkan terkait dengan hal ini,” terangnya.
Menurutnya, perlindungan yang diberikan terhadap peserta program pendidikan kedokteran yang mengalami kasus perundungan menjadi concern utama dari IDI.
“Perlindungan ini sebagai salah satu upaya yang juga menjadi concern bagi kami di organisasi profesi, supaya keterbukaan ini bisa kemudian bisa terjamin tanpa mengganggu proses pendidikan yang juga dilakukan oleh para dokter tersebut,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, Dr. Tommy Dharmawan. Ia menyebut, banyak saluran hotline yang bisa digunakan sebagai tempat untuk menyampaikan aduan terkait kasus bullying di kalangan pendidikan kedokteran.
Ia menegaskan bahwa perlu adanya koordinasi dari berbagai lembaga hingga organisasi profesi untuk mencegah kasus bullying tersebut.
“Jadi bullying ini bukan hanya jadi perhatian pemerintah, tapi kami dari profesi kedokteran, Ikatan Dokter Indonesia, bersama juga ikatan dokter di seluruh asia,” ujar Dr. Adib, dalam jumpa pers yang dilakukan secara daring, Sabtu, (22/7/2023).
“Kami mendeklarasikan juga pada hari ini sebagai bagian dari perhatian dan tanggung jawab yang juga harus kita lakukan bersama stakeholder yang lain, terutama di institusi pendidikan,” imbuhnya.
Presiden Medical ASEAN (MASEAN) ini juga menjelaskan, nantinya fakultas kedokteran di bawah Kementerian Pendidikan sebagai pengelola pendidikan juga berkoordinasi dengan organisasi profesi bersama Kementerian Kesehatan, untuk bersama-sama melakukan suatu upaya dalam pencegahan kasus bullying tersebut.
“Yang pertama adalah pencegahan, yang kedua adalah membuka hotline dan sangat terbuka. Termasuk juga yang kita lakukan adalah perlindungan kepada teman-teman sejawat dokter yang melaporkan terkait dengan hal ini,” terangnya.
Menurutnya, perlindungan yang diberikan terhadap peserta program pendidikan kedokteran yang mengalami kasus perundungan menjadi concern utama dari IDI.
“Perlindungan ini sebagai salah satu upaya yang juga menjadi concern bagi kami di organisasi profesi, supaya keterbukaan ini bisa kemudian bisa terjamin tanpa mengganggu proses pendidikan yang juga dilakukan oleh para dokter tersebut,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, Dr. Tommy Dharmawan. Ia menyebut, banyak saluran hotline yang bisa digunakan sebagai tempat untuk menyampaikan aduan terkait kasus bullying di kalangan pendidikan kedokteran.
tulis komentar anda