Sate Sapi Suruh, Empuk Dagingnya Lembut di Lidah
Sabtu, 01 Agustus 2020 - 12:15 WIB
BAGI penggemar sate di Salatiga Jawa Tengah, Warung Sate Sapi Suruh yang berada di Jalan Jenderal Sudirman tidak asing dan dikenal luas masyarakat.
Selain rasanya memang enak di lidah, dagingnya yang empuk membuat pelangganya ketagihan. Cita rasa itulah yang dipertahankan pemilik warung hingga sekarang. Warung sate sapi itu selalu menggunakan daging berkualitas sebagai bahan bakunya.
Setiap hari, warung Sate Sapi Suruh menghabiskan daging minimal 10 kilogram. “Kami menggunakan daging nomor satu (berkualitas), jadi dibakar saja sudah empuk. Bumbunya saya buat sendiri, sudah khas dan turun temurun,” kata Ngatmiyati, pemilik warung Sate Sapi Suruh. (Baca: 3 Trik Mengolah Daging Kambing Agar Tidak Bau)
Tidak hanya bumbu, dari tusuk sate dan lontong juga dibuat sendiri, alias tidak beli jadi. Alasannya karena faktor kamantapan dan rasa. Ngatmiyati lebih percaya dengan lontong buatannya sendiri ketimbang beli matang. “Kalau buat sendiri, rasanya lebih enak dan mantap. Sebab saya memakai beras yang berkualitas baik,” ujarnya.
Menurut dia, konsumen bisa memilih sate sesuai selera, sate isi daging semua atau campur lemak (daging muda/gajih) atau campur daging dan lemak. Satu porsi berisi 10 tusuk sate dan lontong ketupat di lumeri sambal kacang.
Harganya tidak mahal, untuk satu porsi sate sapi daging, pembeli hanya merogeh kocek Rp26.000. Sedangkan untuk sate campur (daging dan lemak) Rp21.000 per porsi. Sebagai variasi menu, di warung ini juga ada menu lain, yaitu bakso dan mie ayam.
Sebagai pendukung, disediakan minuman, baik aneka jus buah, minuman botol dan sebagainya. Warung yang buka dari pukul 09.30 WIB hingga 21.30 WIB ini juga menerima pesanan, untuk resepsi, pernikahan dan sebagainya. (Baca juga: Enaknya Haji di Tengah Pandemi, Gratis dan DIlayani Seperti Sultan)
Bagaimana dengan bumbunya, ada dua jenis, yaitu bumbu untuk celupan (perendam), sebelum sate dibakar dan bumbu sambal kacang, setelah sate matang dan dihidangkan.
Untuk bumbu celupan, sebelum sate dibakar dicelupkan ke bumbu yang terdiri dari ketumbar, bawang putih, kemiri disangrai. Lalu di tambah kunyit, gula merah dan garam. Bumbu dan rempah itu dihaluskan, kemudian diberi air secukupnya. “ Saya membuat bumbu itu berdasarkan kebiasaan dan perasaan, tidak pakai takaran, karena sudah sejak remaja membantu ibu ( jualan sate), jadi sudah hafal,” ujar Ngatimyati sembari senyum.
Selain bumbu celupan, ada juga bumbu sambal kacang, bumbu sambel kacang di Sate Sapi Suruh terkenal lezat dan rasanya khas. Konsumen bisa memilih sambel kacang yang pedas atau tidak pedas. (Lihat videonya: Puluhan Orang Terjaring Razia Masker di Jakarta Pusat)
Bumbu sambal kacang itu dibuat, dari kacang tanah yang digoreng, lalu ditumbuk halus. Kemudian cabai merah kriting digoreng lalu ditumbuk halus, bawang putih digoreng lalu dihaluskan, garam, gula merah, kemudian bumbu-bumbu itu diberi air panas.
Salah seorang pelanggan sate Sapi Suruh, Pranoto (40) warga Boyolali mengaku, sering mampir ke Sate Sapi Suruh bila ke Salatiga. Ia merasa cocok dengan rasanya. “ Selain dagingnya empuk, bumbunya juga nikmat. Pokoknya enak,” kata Pranoto. (Angga Rosa)
Selain rasanya memang enak di lidah, dagingnya yang empuk membuat pelangganya ketagihan. Cita rasa itulah yang dipertahankan pemilik warung hingga sekarang. Warung sate sapi itu selalu menggunakan daging berkualitas sebagai bahan bakunya.
Setiap hari, warung Sate Sapi Suruh menghabiskan daging minimal 10 kilogram. “Kami menggunakan daging nomor satu (berkualitas), jadi dibakar saja sudah empuk. Bumbunya saya buat sendiri, sudah khas dan turun temurun,” kata Ngatmiyati, pemilik warung Sate Sapi Suruh. (Baca: 3 Trik Mengolah Daging Kambing Agar Tidak Bau)
Tidak hanya bumbu, dari tusuk sate dan lontong juga dibuat sendiri, alias tidak beli jadi. Alasannya karena faktor kamantapan dan rasa. Ngatmiyati lebih percaya dengan lontong buatannya sendiri ketimbang beli matang. “Kalau buat sendiri, rasanya lebih enak dan mantap. Sebab saya memakai beras yang berkualitas baik,” ujarnya.
Menurut dia, konsumen bisa memilih sate sesuai selera, sate isi daging semua atau campur lemak (daging muda/gajih) atau campur daging dan lemak. Satu porsi berisi 10 tusuk sate dan lontong ketupat di lumeri sambal kacang.
Harganya tidak mahal, untuk satu porsi sate sapi daging, pembeli hanya merogeh kocek Rp26.000. Sedangkan untuk sate campur (daging dan lemak) Rp21.000 per porsi. Sebagai variasi menu, di warung ini juga ada menu lain, yaitu bakso dan mie ayam.
Sebagai pendukung, disediakan minuman, baik aneka jus buah, minuman botol dan sebagainya. Warung yang buka dari pukul 09.30 WIB hingga 21.30 WIB ini juga menerima pesanan, untuk resepsi, pernikahan dan sebagainya. (Baca juga: Enaknya Haji di Tengah Pandemi, Gratis dan DIlayani Seperti Sultan)
Bagaimana dengan bumbunya, ada dua jenis, yaitu bumbu untuk celupan (perendam), sebelum sate dibakar dan bumbu sambal kacang, setelah sate matang dan dihidangkan.
Untuk bumbu celupan, sebelum sate dibakar dicelupkan ke bumbu yang terdiri dari ketumbar, bawang putih, kemiri disangrai. Lalu di tambah kunyit, gula merah dan garam. Bumbu dan rempah itu dihaluskan, kemudian diberi air secukupnya. “ Saya membuat bumbu itu berdasarkan kebiasaan dan perasaan, tidak pakai takaran, karena sudah sejak remaja membantu ibu ( jualan sate), jadi sudah hafal,” ujar Ngatimyati sembari senyum.
Selain bumbu celupan, ada juga bumbu sambal kacang, bumbu sambel kacang di Sate Sapi Suruh terkenal lezat dan rasanya khas. Konsumen bisa memilih sambel kacang yang pedas atau tidak pedas. (Lihat videonya: Puluhan Orang Terjaring Razia Masker di Jakarta Pusat)
Bumbu sambal kacang itu dibuat, dari kacang tanah yang digoreng, lalu ditumbuk halus. Kemudian cabai merah kriting digoreng lalu ditumbuk halus, bawang putih digoreng lalu dihaluskan, garam, gula merah, kemudian bumbu-bumbu itu diberi air panas.
Salah seorang pelanggan sate Sapi Suruh, Pranoto (40) warga Boyolali mengaku, sering mampir ke Sate Sapi Suruh bila ke Salatiga. Ia merasa cocok dengan rasanya. “ Selain dagingnya empuk, bumbunya juga nikmat. Pokoknya enak,” kata Pranoto. (Angga Rosa)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda