2 Siswa Binus School Sukses Bikin Mesin Pembuat Tempe, Siap Dipasarkan ke Eropa
Rabu, 27 September 2023 - 20:15 WIB
"Langkah pertama mesin adalah merendam kedelai selama 6 jam sambil bergetar bolak-balik untuk memastikan terpisahnya kulit dari biji. Kedua, mesin akan merendam kedelai dan air hingga suhu mendidih. Ketiga, mesin akan meningkatkan kecepatan putarannya untuk memastikan pemisahan mutlak kulit dari bijinya," jelas Davrell.
Mesin pembuat tempe portable siap dijual ke Eropa. Foto/MPI/Wahyu Sibarani
Kenneth menambahkan, mesin tersebut juga menggunakan ragi sebagai bahan dasar pengolahan kedelai menjadi tempe. Suhu mesin menyesuaikan dengan suhu ruangan, lengkap dengan sirkulasi udara yang bisa memfasilitasi proses fermentasi.
"Hasil dari proses terkendali ini pada akhirnya terciptalah masakan tempe. Mesin ini menjalankan seluruh proses mulai dari kedelai hingga tempe, sehingga menawarkan kualitas yang konsisten kepada konsumen dan lebih sedikit pekerjaan," tutur Kenneth.
Kenneth dan Davrell senang mesin pembuat tempe tersebut mendapatkan apresiasi yang positif selama pameran di Austria. Mereka semakin bangga karena Binus School Simprug berencana memasarkan mesin pembuat tempe itu ke Eropa.
"Kami akan bekerja sama dengan beberapa industri untuk memasarkan mesin ini. Kami perkirakan harganya tidak lebih mahal dibanding air fryer yang kisaran harganya Rp4 juta. Di bawah harga itu mungkin," kata Dr Rinda Hedwig.
Baca Juga
Mesin pembuat tempe portable siap dijual ke Eropa. Foto/MPI/Wahyu Sibarani
Kenneth menambahkan, mesin tersebut juga menggunakan ragi sebagai bahan dasar pengolahan kedelai menjadi tempe. Suhu mesin menyesuaikan dengan suhu ruangan, lengkap dengan sirkulasi udara yang bisa memfasilitasi proses fermentasi.
"Hasil dari proses terkendali ini pada akhirnya terciptalah masakan tempe. Mesin ini menjalankan seluruh proses mulai dari kedelai hingga tempe, sehingga menawarkan kualitas yang konsisten kepada konsumen dan lebih sedikit pekerjaan," tutur Kenneth.
Kenneth dan Davrell senang mesin pembuat tempe tersebut mendapatkan apresiasi yang positif selama pameran di Austria. Mereka semakin bangga karena Binus School Simprug berencana memasarkan mesin pembuat tempe itu ke Eropa.
"Kami akan bekerja sama dengan beberapa industri untuk memasarkan mesin ini. Kami perkirakan harganya tidak lebih mahal dibanding air fryer yang kisaran harganya Rp4 juta. Di bawah harga itu mungkin," kata Dr Rinda Hedwig.
(tsa)
Lihat Juga :
tulis komentar anda