Genomik dan Stem Cell, Harapan Atasi Kanker serta Cegah Sakit Jantung
Senin, 28 September 2020 - 14:21 WIB
Maka dari itu, pemeriksaan DNA melalui genomik dengan tes nutrigenomik dikatakan sebagai solusi komprehensif untuk mendeteksi dini risiko penyakit genetik dan degeneratif, bahkan mampu memberikan informasi terkait asupan mikronutrien atau makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai dengan kondisi masing-masing.
“Tes gen itu sangat bisa mengatur mikronutrien dan makronutrien, misal tes nutrigenomik kalau kita makan semuanya, jaga makan dengan makan ini tidak bisa, terus nasi tidak banyak, jangan-jangan metabolisme kita cepat sama nasi, berarti sama nasi tidak ada masalah, apabila lambat terus makan banyak nasi buncit perutnya itu karena gen, masalahnya kita hanya asumsi, dengan pemeriksaan nutrigenomik kita bisa langsung mendeteksi makanan apa yang cocok untuk tubuh kita,” ungkap dr. Sandy Qlintang
dr. Sandy Qlintang menjelaskan Regenic memiliki tiga fokus. Di antaranya, stem cell autologus (bersumber dari pasien untuk pasien yang sama), stem cell alogenik (dari donor untuk pasien), dan metabolit sel punca (secretome). Kapasitas produksi maksimum untuk stem cell alogenik adalah 80 miliar sel atau setara dosis 1.000 pasien dan 15.000 liter secretome
“Regenic telah bekerja sama dengan berbagai Universitas di Indonesia, khususnya sebagai pelopor dalam penelitian aplikasi klinis sel punca untuk indikasi osteoarthritis, luka bakar, dan patah tulang,” jelas dr. Sandy.
“Tes gen itu sangat bisa mengatur mikronutrien dan makronutrien, misal tes nutrigenomik kalau kita makan semuanya, jaga makan dengan makan ini tidak bisa, terus nasi tidak banyak, jangan-jangan metabolisme kita cepat sama nasi, berarti sama nasi tidak ada masalah, apabila lambat terus makan banyak nasi buncit perutnya itu karena gen, masalahnya kita hanya asumsi, dengan pemeriksaan nutrigenomik kita bisa langsung mendeteksi makanan apa yang cocok untuk tubuh kita,” ungkap dr. Sandy Qlintang
dr. Sandy Qlintang menjelaskan Regenic memiliki tiga fokus. Di antaranya, stem cell autologus (bersumber dari pasien untuk pasien yang sama), stem cell alogenik (dari donor untuk pasien), dan metabolit sel punca (secretome). Kapasitas produksi maksimum untuk stem cell alogenik adalah 80 miliar sel atau setara dosis 1.000 pasien dan 15.000 liter secretome
“Regenic telah bekerja sama dengan berbagai Universitas di Indonesia, khususnya sebagai pelopor dalam penelitian aplikasi klinis sel punca untuk indikasi osteoarthritis, luka bakar, dan patah tulang,” jelas dr. Sandy.
(atk)
Lihat Juga :
tulis komentar anda