Gaya Hidup Tidak Sehat Jadi Penyebab Utama Penyakit Jantung di Perkotaan
Sabtu, 28 Oktober 2023 - 17:59 WIB
JAKARTA - Gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab utama penyakit jantung di perkotaan. Bahkan, akibat gaya hidup seperti pola makan tidak seimbang, jumlah penyakit mematikan ini dilaporkan terus mengalami peningkatan.
Penyakit jantung sendiri menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia, termasuk mereka di usia produktif. Berdasarkan Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas), prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia sebesar 0,5 persen pada 2013.
Jumlah tersebut meningkat menjadi 1,5 persen pada 2018. Bahkan pada 2023, penyakit ini diperkirakan akan terus meningkat.
Ketua Yayasan Jantung Indonesia Cabang Provinsi DKI Jakarta Ir. Rolet Sinaga M.M. mengatakan bahwa prevalensi penyakit jantung di DKI Jakarta masih termasuk tinggi. Bahkan, selama lima tahun terakhir angka prevalensinya sekitar 1,9 persen.
“Masih banyak masyarakat yang belum sadar dengan kondisi kesehatan mereka masing-masing," kata Rolet dalam acara Festival Jantung Sehat dan Donasi Kolesterol di Jakarta International Equestrian Park, Sabtu (28/10/2023).
"Apalagi kalau sudah berkaitan dengan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung,” sambungnya.
Meski seseorang memiliki usia yang masih sangat muda, tidak menutup kemungkinan mengidap penyakit jantung dan meninggal dunia karena penyakti ini. Kasus ini pun cukup banyak terjadi di Indonesia, terutama di kota besar seperti DKI Jakarta.
Gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi makan tidak teratur dan tinggi lemak menjadi salah satu penyebab utama penyakit jantung. Kemudian gaya hidup sedentari atau jarang bergerak juga menjadi salah satu kondisi yang berkontribusi pada peningkatan terjadinya penyakit jantung pada seseorang.
“Maka kami terus berperan aktif dan berupaya mengajak masyarakat untuk mengubah pola makan yang lebih sehat dengan menerapkan pola makan gizi seimbang, aktif bergerak, serta cek kesehatan secara teratur,” pungkasnya.
Penyakit jantung sendiri menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia, termasuk mereka di usia produktif. Berdasarkan Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas), prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia sebesar 0,5 persen pada 2013.
Jumlah tersebut meningkat menjadi 1,5 persen pada 2018. Bahkan pada 2023, penyakit ini diperkirakan akan terus meningkat.
Ketua Yayasan Jantung Indonesia Cabang Provinsi DKI Jakarta Ir. Rolet Sinaga M.M. mengatakan bahwa prevalensi penyakit jantung di DKI Jakarta masih termasuk tinggi. Bahkan, selama lima tahun terakhir angka prevalensinya sekitar 1,9 persen.
Baca Juga
“Masih banyak masyarakat yang belum sadar dengan kondisi kesehatan mereka masing-masing," kata Rolet dalam acara Festival Jantung Sehat dan Donasi Kolesterol di Jakarta International Equestrian Park, Sabtu (28/10/2023).
"Apalagi kalau sudah berkaitan dengan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung,” sambungnya.
Meski seseorang memiliki usia yang masih sangat muda, tidak menutup kemungkinan mengidap penyakit jantung dan meninggal dunia karena penyakti ini. Kasus ini pun cukup banyak terjadi di Indonesia, terutama di kota besar seperti DKI Jakarta.
Gaya hidup tidak sehat seperti mengonsumsi makan tidak teratur dan tinggi lemak menjadi salah satu penyebab utama penyakit jantung. Kemudian gaya hidup sedentari atau jarang bergerak juga menjadi salah satu kondisi yang berkontribusi pada peningkatan terjadinya penyakit jantung pada seseorang.
Baca Juga
“Maka kami terus berperan aktif dan berupaya mengajak masyarakat untuk mengubah pola makan yang lebih sehat dengan menerapkan pola makan gizi seimbang, aktif bergerak, serta cek kesehatan secara teratur,” pungkasnya.
(dra)
tulis komentar anda