Duo Harpis Muda Aluna dan Alya Raih Distinction Award di Kompetisi Harpa Internasional
Senin, 30 Oktober 2023 - 23:23 WIB
Untuk mengikuti ajang Prestige Award ini para harpis telah terlebih dulu dipilih oleh Heidi Awuy School of Harp. Aluna dan Alya dipilih menjadi tim peserta yang dikirimkan untuk perlombaan tersebut.
Alya menjelaskan, untuk persiapan mengikuti lomba, dirinya berlatih dengan dibimbing oleh Heidi Awuy selama lebih dari empat bulan.
"Persiapan dilakukan jauh hari untuk mendapatkan hasil maksimal saat lomba," katanya.
Walaupun panitia menyediakan fasilitas pendukung bagi peserta untuk berlatih sebelum acara penjurian, kesempatan tersebut sangat terbatas hanya selama setengah jam. Karena itu persiapan matang mutlak dilakukan.
Tiba saat penjurian, Aluna dan Alya melantunkan permainan harpa dengan repertoar “Sailing Down The River” yang dikomposisikan oleh Skaila Kanga dan “The Twa Bonnie Maidens”, sebuah lagu tradisional Skotlandia yang diaransemen oleh Sue Richards.
Permainan harpa yang juga ditonton publik itu berhasil memukau panel juri mancanegara asal Inggris dan Hong Kong pada kategori Lever - Youth Open. Pada kategori tersebut tidak ada batasan usia sehingga harpis sampai dengan usia dewasa pun dapat ikut di kategori yang sama.
Selain dari Indonesia dan Singapura, peserta pada kategori ini antara lain adalah harpis dari China, Hong Kong, New Zealand, Thailand, serta Taiwan.
Ajang kompetisi harpa internasional Prestige Award bukan acara yang pertama kali dihadiri oleh Aluna dan Alya. Pada tahun sebelumnya kedua harpis berbakat ini juga mengikuti International Harp Festival yang dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo, sebagai bentuk dukungan terhadap festival tersebut.
Lalu, apa manfaatnya mengikuti ajang kompetisi harpa internasional semacam ini bagi seniman musik muda seperti mereka?
“Tentunya menambah motivasi melihat harpis dari berbagai negara dan berbagai usia, jadi ingin terus lebih baik lagi,” kata Aluna.
Alya menjelaskan, untuk persiapan mengikuti lomba, dirinya berlatih dengan dibimbing oleh Heidi Awuy selama lebih dari empat bulan.
"Persiapan dilakukan jauh hari untuk mendapatkan hasil maksimal saat lomba," katanya.
Walaupun panitia menyediakan fasilitas pendukung bagi peserta untuk berlatih sebelum acara penjurian, kesempatan tersebut sangat terbatas hanya selama setengah jam. Karena itu persiapan matang mutlak dilakukan.
Tiba saat penjurian, Aluna dan Alya melantunkan permainan harpa dengan repertoar “Sailing Down The River” yang dikomposisikan oleh Skaila Kanga dan “The Twa Bonnie Maidens”, sebuah lagu tradisional Skotlandia yang diaransemen oleh Sue Richards.
Permainan harpa yang juga ditonton publik itu berhasil memukau panel juri mancanegara asal Inggris dan Hong Kong pada kategori Lever - Youth Open. Pada kategori tersebut tidak ada batasan usia sehingga harpis sampai dengan usia dewasa pun dapat ikut di kategori yang sama.
Selain dari Indonesia dan Singapura, peserta pada kategori ini antara lain adalah harpis dari China, Hong Kong, New Zealand, Thailand, serta Taiwan.
Ajang kompetisi harpa internasional Prestige Award bukan acara yang pertama kali dihadiri oleh Aluna dan Alya. Pada tahun sebelumnya kedua harpis berbakat ini juga mengikuti International Harp Festival yang dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo, sebagai bentuk dukungan terhadap festival tersebut.
Lalu, apa manfaatnya mengikuti ajang kompetisi harpa internasional semacam ini bagi seniman musik muda seperti mereka?
“Tentunya menambah motivasi melihat harpis dari berbagai negara dan berbagai usia, jadi ingin terus lebih baik lagi,” kata Aluna.
tulis komentar anda