3 Anak Terkena Lumpuh Layu akibat Polio Tipe 2, Begini Penjelasan Kemenkes
Jum'at, 12 Januari 2024 - 20:01 WIB
JAKARTA – Sebanyak tiga anak diketahui terkena lumpuh layu yang disebabkan virus polio tipe 2. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS membeberkan kondisi terbaru dari ketiga anak tersebut.
Dr. Maxi mengungkap bahwa ketiganya telah kembali ke rumah masing-masing dan sudah dalam kondisi yang baik. Akan tetapi, cacat pada kaki yang dialami ketiga anak itu tidak bisa diobati alias permanen.
“Keadaan dari tiga anak itu, mereka sekarang di rumah karena ini virus kan bisa sembuh sendiri, tapi cacatnya permanen,” kata dr. Maxi dalam Konferensi Pers 'Penanganan KLB Polio di Jawa Tengah dan Jawa Timur', Jumat (12/1/2024).
Cacat permanen memang menjadi dampak terbesar bagi anak-anak yang terinfeksi polio . Hal ini disebabkan karena virus ini menyerang saraf dalam tubuh anak. Sehingga tidak bisa sembuh seperti sedia kala.
Salah satu hal yang bisa diupayakan agar anak bisa pelan-pelan melatih otot dan kakinya agar lebih baik yakni dengan rehabilitasi.
“Jadi upaya yang dilakukan supaya jalannya bisa berfungsi kakinya, ototnya. Karena menyerang saraf bisa dilatih biar agak lebih baik, tapi tidak mungkin sembuh. Tapi itu bisa ditingkatkan dengan cara rehabilitasi,” kata dr. Maxi
Kabar ketiga anak tersebut telah diidentifikasi sejak bulan Desember 2023 lalu dan Januari 2024. Ketiganya positif terkena polio tipe 2 dan kabarnya terdapat 2 anak yang belum melengkapi imunisasi polio dan 1 anak yang sudah melengkapi imunisasi polio tapi mengalami malnutrisi.
Rendahnya cakupan vaksinasi dan asupan nutrisi yang kurang baik pada anak menjadi dua hal penting yang menjadi penyebab anak rentan terkena polio. Hal ini karena anak tidak memiliki kekebalan imunitas untuk melawan paparan virus polio yang berada di sekitar lingkungannya.
Meski polio tipe 2 disebabkan oleh mutasi virus dari vaksin yang lama, tapi bukan semata-mata virus tersebut langsung berkembangbiak dan menyerang karena vaksin yang ada di dalam tubuh anak.
Akan tetapi salah satu faktornya karena kebiasaan BAB sembarangan dan ternyata dalam feses tersebut terkandung virus polio. Sehingga virus tersebut menjadi semakin kuat dan cepat bermutasi karena menempel pada anak dengan imunitas terhadap virus polio yang rendah.
Dr. Maxi mengungkap bahwa ketiganya telah kembali ke rumah masing-masing dan sudah dalam kondisi yang baik. Akan tetapi, cacat pada kaki yang dialami ketiga anak itu tidak bisa diobati alias permanen.
Baca Juga
“Keadaan dari tiga anak itu, mereka sekarang di rumah karena ini virus kan bisa sembuh sendiri, tapi cacatnya permanen,” kata dr. Maxi dalam Konferensi Pers 'Penanganan KLB Polio di Jawa Tengah dan Jawa Timur', Jumat (12/1/2024).
Cacat permanen memang menjadi dampak terbesar bagi anak-anak yang terinfeksi polio . Hal ini disebabkan karena virus ini menyerang saraf dalam tubuh anak. Sehingga tidak bisa sembuh seperti sedia kala.
Salah satu hal yang bisa diupayakan agar anak bisa pelan-pelan melatih otot dan kakinya agar lebih baik yakni dengan rehabilitasi.
“Jadi upaya yang dilakukan supaya jalannya bisa berfungsi kakinya, ototnya. Karena menyerang saraf bisa dilatih biar agak lebih baik, tapi tidak mungkin sembuh. Tapi itu bisa ditingkatkan dengan cara rehabilitasi,” kata dr. Maxi
Kabar ketiga anak tersebut telah diidentifikasi sejak bulan Desember 2023 lalu dan Januari 2024. Ketiganya positif terkena polio tipe 2 dan kabarnya terdapat 2 anak yang belum melengkapi imunisasi polio dan 1 anak yang sudah melengkapi imunisasi polio tapi mengalami malnutrisi.
Rendahnya cakupan vaksinasi dan asupan nutrisi yang kurang baik pada anak menjadi dua hal penting yang menjadi penyebab anak rentan terkena polio. Hal ini karena anak tidak memiliki kekebalan imunitas untuk melawan paparan virus polio yang berada di sekitar lingkungannya.
Meski polio tipe 2 disebabkan oleh mutasi virus dari vaksin yang lama, tapi bukan semata-mata virus tersebut langsung berkembangbiak dan menyerang karena vaksin yang ada di dalam tubuh anak.
Akan tetapi salah satu faktornya karena kebiasaan BAB sembarangan dan ternyata dalam feses tersebut terkandung virus polio. Sehingga virus tersebut menjadi semakin kuat dan cepat bermutasi karena menempel pada anak dengan imunitas terhadap virus polio yang rendah.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda