Mengetahui Sejarah Hagia Sophia Melalui Tur Virtual
Jum'at, 14 Agustus 2020 - 11:45 WIB
TERLEPAS dari berbagai pro kontra dari putusan alih fungsi Hagia Sophia kisah dari bangunan bersejarah ini, tentu menarik untuk dikulik.
Melalui tur virtual, rekan media diajak untuk mendalami sejarah dan menikmati keindahan arsitektur bangunan yang telah melalui empat era kepemimpinan tersebut.
SINDO Media berkesempatan untuk mengikuti edisi ke empat dari R&R Talks. R&R Public Relations mengajak rekan media untuk menelusuri sejarah dan keindahan dari Hagia Sophia melalui virtual tour, bersama pemandu wisata domestik berbahasa Indonesia, Tugrul Turnali.
“Kegiatan virtual tour ini kami harap dapat menjadi pengobat rindu akan aktivitas traveling, sekaligus memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi rekan media, sambil mengambil pelajaran penting dari sebuah warisan histori multi dinasti,” jelas Rika Mayasari, Pendiri R&R Public Relations. (Baca: Salat Jumat Pertama di Hagia Sophia Disambut Antusias)
Rika menjelaskan, terletak di dua benua yaitu Asia dan Eropa, Turki menjadi salah satu negara yang menjadi destinasi favorit dari masyarakat Indonesia. Bukan hanya karena keunikan akan paduan budaya dari dua benua, jejak kejayaan dan peradaban dari masa silam menjadi daya tarik dari negeri tersebut.
“Berbicara tentang sejarah, kota Istanbul menyimpan banyak cerita yang terdokumentasikan dalam bangunan-bangunan bersejarah, salah satunya Hagia Sophia,” ujar Rika.
Meski hanya melalui tur virtual, rekan media dapat dengan jelas menikamti keindahan aristektur bangunan yang menjadi landmark paling memikat di jantung kota Istanbul, Turki ini. Hagia Sophia telah menjadi simbol penting bagi Kristen Ortodoks dan Muslim selama berabad-abad, sekaligus menjadi warisan kebudayaan bagi Negara Turki.
“Selama 1,5 abad sejak didirikan, Hagia Sophia telah beralih fungsi seiring dengan empat era kekuasaan yang berbeda. Inilah mengapa, Hagia Sophia bukan hanya menjadi sebuah arsitektur bermuatan sejarah, tapi juga menjadi ikon kekuasaan, dan simbol kepercayaan,” jelas Tugrul Turnali, pemandu wisata yang berdomisili di Istanbul. (Baca juga: Ilmuwan Jepang Bangunkan Mikroba yang tertidur Selama 100 Juta Tahun)
Melalui tur virtual, rekan media diajak untuk mendalami sejarah dan menikmati keindahan arsitektur bangunan yang telah melalui empat era kepemimpinan tersebut.
SINDO Media berkesempatan untuk mengikuti edisi ke empat dari R&R Talks. R&R Public Relations mengajak rekan media untuk menelusuri sejarah dan keindahan dari Hagia Sophia melalui virtual tour, bersama pemandu wisata domestik berbahasa Indonesia, Tugrul Turnali.
“Kegiatan virtual tour ini kami harap dapat menjadi pengobat rindu akan aktivitas traveling, sekaligus memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi rekan media, sambil mengambil pelajaran penting dari sebuah warisan histori multi dinasti,” jelas Rika Mayasari, Pendiri R&R Public Relations. (Baca: Salat Jumat Pertama di Hagia Sophia Disambut Antusias)
Rika menjelaskan, terletak di dua benua yaitu Asia dan Eropa, Turki menjadi salah satu negara yang menjadi destinasi favorit dari masyarakat Indonesia. Bukan hanya karena keunikan akan paduan budaya dari dua benua, jejak kejayaan dan peradaban dari masa silam menjadi daya tarik dari negeri tersebut.
“Berbicara tentang sejarah, kota Istanbul menyimpan banyak cerita yang terdokumentasikan dalam bangunan-bangunan bersejarah, salah satunya Hagia Sophia,” ujar Rika.
Meski hanya melalui tur virtual, rekan media dapat dengan jelas menikamti keindahan aristektur bangunan yang menjadi landmark paling memikat di jantung kota Istanbul, Turki ini. Hagia Sophia telah menjadi simbol penting bagi Kristen Ortodoks dan Muslim selama berabad-abad, sekaligus menjadi warisan kebudayaan bagi Negara Turki.
“Selama 1,5 abad sejak didirikan, Hagia Sophia telah beralih fungsi seiring dengan empat era kekuasaan yang berbeda. Inilah mengapa, Hagia Sophia bukan hanya menjadi sebuah arsitektur bermuatan sejarah, tapi juga menjadi ikon kekuasaan, dan simbol kepercayaan,” jelas Tugrul Turnali, pemandu wisata yang berdomisili di Istanbul. (Baca juga: Ilmuwan Jepang Bangunkan Mikroba yang tertidur Selama 100 Juta Tahun)
tulis komentar anda