Pentingnya Terapi Jangka Panjang pada Penyakit Endometriosis
Jum'at, 08 Maret 2024 - 22:19 WIB
JAKARTA - Endometriosis dinyatakan sebagai penyakit kronis oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Penyakit ini termasuk penyakit jangka panjang dengan tingkat kekambuhan yang tinggi, yaitu sebesar 67%.
Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG, Subsp. FER, MSc., Spesialis Kebidanan dan Kandungan serta staf pengajar FKUI-RSCM menjelaskan, endometriosis masih menjadi masalah yang besar khususnya bagi perempuan di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah keterlambatan diagnosa, di mana data menunjukkan adanya keterlambatan diagnosa 6-8 tahun.
"Padahal, setidaknya 5 dari 100 perempuan usia produktif di Indonesia, serta 1 dari 10 perempuan di Asia mengalami endometriosis. Namun, banyak dari mereka yang baru mengetahui dirinya mengidap endometriosis, sehingga datang saat kondisi sudah lumayan parah," kata dr. Kanadi Sumapraja di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Endometriosis sendiri merupakan penyakit kronis progresif yang menyebabkan nyeri dan sering kali menyakitkan, di mana jaringan yang mirip lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim.
Jaringan endometriosis bersifat seperti lapisan di dalam rahim. Jaringan tersebut bisa menebal, rusak, dan berdarah di tiap kali siklus menstruasi. Jaringan ini tumbuh di tempat yang bukan semestinya sehingga menimbulkan rasa sakit yang berlebihan.
Endometriosis termasuk penyakit dengan kekambuhan tinggi, sehingga memerlukan terapi jangka panjang untuk menanganinya. Selain itu, diperlukan juga diagnosa dini agar penyembuhan lebih cepat dan lancar.
Gejala utama penyakit ini adalah nyeri panggul yang dikaitkan dengan periode menstruasi. Nyeri ini akan meningkat seiring berjalannya waktu jika tidak mendapat pengobatan yang tepat.
Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG, Subsp. FER, MSc., Spesialis Kebidanan dan Kandungan serta staf pengajar FKUI-RSCM menjelaskan, endometriosis masih menjadi masalah yang besar khususnya bagi perempuan di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah keterlambatan diagnosa, di mana data menunjukkan adanya keterlambatan diagnosa 6-8 tahun.
"Padahal, setidaknya 5 dari 100 perempuan usia produktif di Indonesia, serta 1 dari 10 perempuan di Asia mengalami endometriosis. Namun, banyak dari mereka yang baru mengetahui dirinya mengidap endometriosis, sehingga datang saat kondisi sudah lumayan parah," kata dr. Kanadi Sumapraja di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Endometriosis sendiri merupakan penyakit kronis progresif yang menyebabkan nyeri dan sering kali menyakitkan, di mana jaringan yang mirip lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim.
Jaringan endometriosis bersifat seperti lapisan di dalam rahim. Jaringan tersebut bisa menebal, rusak, dan berdarah di tiap kali siklus menstruasi. Jaringan ini tumbuh di tempat yang bukan semestinya sehingga menimbulkan rasa sakit yang berlebihan.
Endometriosis termasuk penyakit dengan kekambuhan tinggi, sehingga memerlukan terapi jangka panjang untuk menanganinya. Selain itu, diperlukan juga diagnosa dini agar penyembuhan lebih cepat dan lancar.
Gejala utama penyakit ini adalah nyeri panggul yang dikaitkan dengan periode menstruasi. Nyeri ini akan meningkat seiring berjalannya waktu jika tidak mendapat pengobatan yang tepat.
tulis komentar anda