Cabut Rambut Kemaluan, Pria Ini Alami Infeksi hingga Koma

Minggu, 24 Maret 2024 - 16:00 WIB
"Dokter kemudian menemukan infeksi bakteri septik telah mencapai jantungnya dan menghancurkannya," kata Michelle.

Namun, Steven tidak dapat menjalani operasi karena kondisinya terlalu kritis. Karena semua komplikasi tersebut, dia diintubasi dan ditempatkan dalam keadaan koma yang diinduksi secara medis untuk mencoba dan membiarkan tubuhnya pulih.

Michelle menjelaskan bahwa dokter menyatakan dia mati otak dan memberinya peluang empat persen untuk bertahan hidup. Namun setelah sebulan dan menjalani banyak prosedur dan perawatan, Steven bangkit dari komanya tanpa kerusakan otak dan hampir pulih sepenuhnya.

"Dia ditolak di berbagai rumah sakit karena mengira kondisinya hanya rekaan belaka. Dia bahkan muntah darah, namun pihak rumah sakit saat itu tetap menyuruhnya pulang,” jelasnya.



Saat ini, Steven sudah kembali ke rumah. Dia bisa berjalan, berbincang, dan perlahan menjalani kegiatan seperti sedia kala.

Menurut Association of American Medical Colleges, sepsis sangat sulit untuk dikenali dan didiagnosis. Kondisi ini memengaruhi sekitar 1,7 juta orang Amerika setiap tahunnya. Hal ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons infeksi atau bakteri dan bekerja berlebihan, memicu serangkaian reaksi yang dapat menyebabkan kegagalan organ.

Menurut laporan CDC, sepsis adalah penyebab kematian paling umum ketiga di rumah sakit AS dan membunuh hampir 270 ribu orang setiap tahunnya. Meskipun mendiagnosis kondisi ini sulit, sepsis dapat diobati jika diketahui sejak dini dan pasien diberi antibiotik yang kuat.

Untuk setiap jam seorang pasien septik tidak diberikan pengobatan, risiko kematian meningkat empat hingga sembilan persen. Infeksi bakteri biasanya menjadi penyebabnya, tetapi virus seperti Covid-19 dan flu yang tidak merespons antibiotik juga dapat menyebabkan sepsis.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More