ESQ Ajak Siswa Peduli Kesehatan Mental, Salah Satunya Jadi Pendengar yang Baik
Sabtu, 11 Mei 2024 - 15:30 WIB
JAKARTA - Emotional Spiritual Quotient (ESQ) menggelar workshop kesehatan mental dalam rangka merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-24. Acara ini diikuti oleh 100 peserta siswa sekolah menengah atas/kejuruan (SMA/SMK) ternama di Jakarta.
Usia tersebut diyakini sangat penting untuk mendapatkan pemahaman mengenai kesehatan mental. Workshop ini dipandu oleh CEO Teman Curhat Pandu Ady Winata. Bahasan utama dari workshop ini adalah bagaimana cara menjadi pendengar yang baik.
Seperti diketahui, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Ada beberapa cara yang dapat membantu menjaga kesehatan mental, salah satunya menjadi pendengar yang baik.
Menjadi pendengar yang baik dirasa sangat penting untuk memahami apa yang dirasakan oleh orang lain. Hal ini diyakini akan memberikan perubahan pada kejiwaan seseorang yang akan berdampak pada kualitas hidup yang lebih baik.
Dikatakan Pandu, mendengar segaris lurus dengan nyawa. Berdasarkan pengalamannya, ada banyak orang yang butuh didengar. Apabila tidak bisa menyampaikan masalahnya, maka bisa berujung pada bunuh diri.
"Ketika manusia tidak ada yang mendengarnya, dia akan stres, depresi. Kalau sudah tidak menemukan jawabannya, maka dia bisa berakhir pada bunuh diri," kara Pandu dalam workshop di Menara ESQ, Jakarta Selatan, Sabtu (11/5/2024).
Usia tersebut diyakini sangat penting untuk mendapatkan pemahaman mengenai kesehatan mental. Workshop ini dipandu oleh CEO Teman Curhat Pandu Ady Winata. Bahasan utama dari workshop ini adalah bagaimana cara menjadi pendengar yang baik.
Seperti diketahui, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Ada beberapa cara yang dapat membantu menjaga kesehatan mental, salah satunya menjadi pendengar yang baik.
Menjadi pendengar yang baik dirasa sangat penting untuk memahami apa yang dirasakan oleh orang lain. Hal ini diyakini akan memberikan perubahan pada kejiwaan seseorang yang akan berdampak pada kualitas hidup yang lebih baik.
Dikatakan Pandu, mendengar segaris lurus dengan nyawa. Berdasarkan pengalamannya, ada banyak orang yang butuh didengar. Apabila tidak bisa menyampaikan masalahnya, maka bisa berujung pada bunuh diri.
"Ketika manusia tidak ada yang mendengarnya, dia akan stres, depresi. Kalau sudah tidak menemukan jawabannya, maka dia bisa berakhir pada bunuh diri," kara Pandu dalam workshop di Menara ESQ, Jakarta Selatan, Sabtu (11/5/2024).
(dra)
tulis komentar anda