WHO Umumkan Kasus Kematian Pertama Flu Burung, Terdeteksi di Meksiko
Jum'at, 07 Juni 2024 - 12:59 WIB
Pada 22 Mei, Institut Diagnosis dan Referensi Epidemiologi mengonfirmasi jenis virus tersebut. Sejauh ini, otoritas kesehatan belum mengetahui asal penularan, karena pria tersebut tidak memiliki riwayat terpapar unggas atau hewan lain.
Investigasi epidemiologi dilakukan setelah 17 kontak diidentifikasi dan dipantau di rumah sakit tempat pasien meninggal dan 12 kontak tambahan diidentifikasi di dekat tempat tinggal pasien, dengan semua hasil tes negatif SARS-Cov-2 dan influenza.
Meskipun tidak ada lagi kasus flu burung yang dilaporkan, hasil seluruh sampel serologis masih menunggu keputusan.
Berbagai wabah H5N2 telah dilaporkan pada unggas di Meksiko, termasuk wabah yang terdeteksi di halaman belakang peternakan unggas di negara bagian Michoacan, yang berbatasan dengan Negara Bagian Meksiko di mana pria tersebut tinggal.
Selain itu, terdapat dua wabah flu burung dengan patogenisitas rendah (LPAI) A(H5N2) dilaporkan terjadi di dua kota di Negara Bagian Meksiko.
Namun, belum dapat dipastikan apakah kasus pada manusia ini ada kaitannya dengan wabah yang melanda unggas yang terjadi baru-baru ini.
Meski begitu, hingga saat ini WHO dan otoritas lainnya terus memantau jenis flu burung ini apakah berpotensi bermutasi dan menjadi ancaman.
Menanggapi kasus kematian pertama flu burung tersebut, Pemimpin Grup Virologi Avian, Pirbright Institute, Prof Ian Brown, mengatakan pihaknya langsung melakukan tindak lanjut.
“Tindak lanjut yang cepat dari para profesional kesehatan dan anggota keluarga yang melakukan kontak dengan pasien yang terinfeksi memberikan jaminan bahwa saat ini kasus ini hanya kasus yang terisolasi,” tutur Prof Ian Brown, melansir dari laman BBC.
Dr Ed Hutchinson dari Universitas Glasgow mengatakan, kemungkinan besar penularan pada pria tersebut merupakan peristiwa limpahan (spillover event), yang berarti dia mungkin tertular dari hewan yang terinfeksi.
Investigasi epidemiologi dilakukan setelah 17 kontak diidentifikasi dan dipantau di rumah sakit tempat pasien meninggal dan 12 kontak tambahan diidentifikasi di dekat tempat tinggal pasien, dengan semua hasil tes negatif SARS-Cov-2 dan influenza.
Meskipun tidak ada lagi kasus flu burung yang dilaporkan, hasil seluruh sampel serologis masih menunggu keputusan.
Berbagai wabah H5N2 telah dilaporkan pada unggas di Meksiko, termasuk wabah yang terdeteksi di halaman belakang peternakan unggas di negara bagian Michoacan, yang berbatasan dengan Negara Bagian Meksiko di mana pria tersebut tinggal.
Selain itu, terdapat dua wabah flu burung dengan patogenisitas rendah (LPAI) A(H5N2) dilaporkan terjadi di dua kota di Negara Bagian Meksiko.
Namun, belum dapat dipastikan apakah kasus pada manusia ini ada kaitannya dengan wabah yang melanda unggas yang terjadi baru-baru ini.
Meski begitu, hingga saat ini WHO dan otoritas lainnya terus memantau jenis flu burung ini apakah berpotensi bermutasi dan menjadi ancaman.
Menanggapi kasus kematian pertama flu burung tersebut, Pemimpin Grup Virologi Avian, Pirbright Institute, Prof Ian Brown, mengatakan pihaknya langsung melakukan tindak lanjut.
“Tindak lanjut yang cepat dari para profesional kesehatan dan anggota keluarga yang melakukan kontak dengan pasien yang terinfeksi memberikan jaminan bahwa saat ini kasus ini hanya kasus yang terisolasi,” tutur Prof Ian Brown, melansir dari laman BBC.
Dr Ed Hutchinson dari Universitas Glasgow mengatakan, kemungkinan besar penularan pada pria tersebut merupakan peristiwa limpahan (spillover event), yang berarti dia mungkin tertular dari hewan yang terinfeksi.
tulis komentar anda