Save the Children Gandeng Anak-Anak Muda Lakukan Aksi Nyata Bebaskan Lingkungan dari Sampah Plastik
Selasa, 11 Juni 2024 - 13:00 WIB
JAKARTA - Lebih dari 500 ratus orang berpartisipasi dalam edukasi pilah plastik di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara. Save the Children Indonesia bersama Child Campaigner yang terdiri dari anak-anak dan orang muda serta Pemerintah Kota Jakarta Utara dan komunitas bergerak bersama untuk lingkungan yang bebas sampah plastik.
Aksi bertema Act Now, Save the Future! ini merupakan bentuk kampanye peningkatan kesadaran publik yang diinisiasi oleh Child Campaigner Save the Children Indonesia. Pada kesempatan yang sama, anak-anak dan orang muda juga menyuarakan gagasan mereka agar Jakarta Utara lebih hijau, bersih, dan bebas sampah plastik.
“Act Now, Save the Future! merupakan pesan kampanye yang mengajak semua warga untuk meningkatkan kepedulian terhadap dampak sampah plastik yang kian hari merusak bumi kita, baik di daratan maupun lautan. Dengan memulai aksi ini, diharapkan kita semua dapat melindungi bumi kita dan dapat mewujudkan lingkungan lebih baik untuk generasi yang akan datang,” kata Divo, 18 tahun, anggota Child Campaigner Jakarta.
Aksi nyata ini merupakan bagian dari program ekonomi sirkular Save the Children Indonesia, bermitra dengan Hyundai Motor Company yang bertujuan meningkatkan kesadaran publik dan mempromosikan praktik pemilihan dan daur ulang sampah plastik di Jakarta.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023 menyatakan bahwa timbulan sampah di Indonesia mencapai 22,970,456.96 ton. DKI Jakarta berada pada urutan ketiga dengan 3,141,650.18 ton, di mana sampah plastik berada di urutan kedua (22,95%).
Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan bisa berimbas pada kesehatan anak-anak. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sampah plastik yang bentuknya masih utuh atau sudah hancur menjadi partikel kecil bisa mengakibatkan pencemaran air, karena plastik membawa zat kimia yang dapat mengontaminasi air.
Air yang tercemar tidak hanya mengandung zat berbahaya, tetapi juga mengandung bakteri dan parasit, yang akan berpengaruh ke kesehatan anak-anak seperti, diare, kolera, dan berbagai penyakit lain karena kurangnya akses air bersih sehingga pola hidup bersih dan sehat sulit diterapkan.
Aksi bertema Act Now, Save the Future! ini merupakan bentuk kampanye peningkatan kesadaran publik yang diinisiasi oleh Child Campaigner Save the Children Indonesia. Pada kesempatan yang sama, anak-anak dan orang muda juga menyuarakan gagasan mereka agar Jakarta Utara lebih hijau, bersih, dan bebas sampah plastik.
“Act Now, Save the Future! merupakan pesan kampanye yang mengajak semua warga untuk meningkatkan kepedulian terhadap dampak sampah plastik yang kian hari merusak bumi kita, baik di daratan maupun lautan. Dengan memulai aksi ini, diharapkan kita semua dapat melindungi bumi kita dan dapat mewujudkan lingkungan lebih baik untuk generasi yang akan datang,” kata Divo, 18 tahun, anggota Child Campaigner Jakarta.
Aksi nyata ini merupakan bagian dari program ekonomi sirkular Save the Children Indonesia, bermitra dengan Hyundai Motor Company yang bertujuan meningkatkan kesadaran publik dan mempromosikan praktik pemilihan dan daur ulang sampah plastik di Jakarta.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2023 menyatakan bahwa timbulan sampah di Indonesia mencapai 22,970,456.96 ton. DKI Jakarta berada pada urutan ketiga dengan 3,141,650.18 ton, di mana sampah plastik berada di urutan kedua (22,95%).
Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan bisa berimbas pada kesehatan anak-anak. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sampah plastik yang bentuknya masih utuh atau sudah hancur menjadi partikel kecil bisa mengakibatkan pencemaran air, karena plastik membawa zat kimia yang dapat mengontaminasi air.
Air yang tercemar tidak hanya mengandung zat berbahaya, tetapi juga mengandung bakteri dan parasit, yang akan berpengaruh ke kesehatan anak-anak seperti, diare, kolera, dan berbagai penyakit lain karena kurangnya akses air bersih sehingga pola hidup bersih dan sehat sulit diterapkan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda