5 Fakta Fenomena Bediding Juli 2024 yang Bikin Udara di Wilayah Indonesia Jadi Lebih Dingin

Senin, 15 Juli 2024 - 22:50 WIB

4. Berkurangnya Curah Hujan

Pada musim kemarau hujan umumnya jarang terjadi. Hal itu dikarenakan tutupan awan berkurang, sehingga panas permukaan bumi akibat radiasi matahari lebih cepat dan lebih banyak yang dilepaskan kembali ke atmosfer berupa radiasi balik gelombang panjang.

Dengan curah hujan yang kurang, maka kelembaban udara juga rendah yang berarti uap air di dekat permukaan bumi menjadi sedikit. Bersamaan dengan kondisi langit yang cenderung bersih dari awan, maka panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepaskan ke atmosfer luar, sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.

5. Kelembaban Udara Rendah

Berkurangnya awan dan hujan pada musim kemarau lazim disertai dengan berkurangnya kandungan uap air di atmosfer. Secara fisis, uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas. Sehingga, rendahnya kandungan uap di atmosfer ini menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi ke luar angkasa pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer dan energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan.

Hal inilah yang menyebabkan suhu udara di Indonesia saat malam hari di musim kemarau relatif lebih rendah dibandingkan saat musim hujan ataupun peralihan. Selain itu, kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara juga sangat sedikit jumlahnya. Hal itu dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara.
(tsa)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More