Kemenparekraf Siap Dongkrak Peringkat TTDI Indonesia ke Posisi 15 di 2025
Rabu, 28 Agustus 2024 - 17:00 WIB
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bertekad untuk meningkatkan peringkat Travel and Tourism Development Index (TTDI) Indonesia ke posisi 15 besar pada 2025. Setelah mencatat kenaikan signifikan ke posisi 22 dari 119 negara pada 2024.
Sedangkan di kawasan Asia Pasifik, Indonesia berada di peringkat ke-6 dan peringkat ke-2. Pencapaian ini tidak terlepas dari kolaborasi seluruh stakeholders di sektor pariwisata.
Meski demikian, masih terdapat tantangan besar yang menjadi sorotan pada TTDI 2024. Seperti keamanan, kesehatan, kebersihan, infrastruktur, dan kesiapan ICT, yang perlu segera dibenahi.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) Odo Manuhutu menekankan pentingnya Indonesia Quality Tourism Conference (IQTC) dalam menyatukan visi dan misi antar kementerian dan lembaga untuk mencapai pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Event ini akan menjadi kick off dari pengenalan kepada seluruh pemda sekaligus membangun awareness dan turut merasakan urgensi pariwisata yang berkualitas. Sehingga nantinya mampu memperkuat pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia dan di negara-negara ASEAN," kata Odo saat konferensi pers IQTC 2024 secara online, Rabu (28/8/2024).
Mengusung tema Building Quality Tourism Experiences Through Sustainable Practices and Collaborative Innovation, IQTC sendiri merupakan kolaborasi antara Kemenkomarves, Kemenparekraf, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), Bank Indonesia, serta World Economic Forum (WEF). Tahun ini IQTC akan diikuti oleh 300 peserta dari berbagai kementerian, lembaga, pemerintah daerah, asosiasi pariwisata, akademisi, industri pariwisata, dan organisasi internasional.
Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Dessy Ruhati menjelaskan bahwa kenaikan peringkat TTDI Indonesia menjadi 22 dunia diyakini mampu memberikan dampak positif terhadap pengembangan pariwisata berkelanjutan di Tanah Air.
Pada kesempatan yang sama, ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor. Hal ini untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata dan aspek keamanan serta kebersihan di destinasi super prioritas.
Sedangkan di kawasan Asia Pasifik, Indonesia berada di peringkat ke-6 dan peringkat ke-2. Pencapaian ini tidak terlepas dari kolaborasi seluruh stakeholders di sektor pariwisata.
Meski demikian, masih terdapat tantangan besar yang menjadi sorotan pada TTDI 2024. Seperti keamanan, kesehatan, kebersihan, infrastruktur, dan kesiapan ICT, yang perlu segera dibenahi.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) Odo Manuhutu menekankan pentingnya Indonesia Quality Tourism Conference (IQTC) dalam menyatukan visi dan misi antar kementerian dan lembaga untuk mencapai pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Baca Juga
"Event ini akan menjadi kick off dari pengenalan kepada seluruh pemda sekaligus membangun awareness dan turut merasakan urgensi pariwisata yang berkualitas. Sehingga nantinya mampu memperkuat pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia dan di negara-negara ASEAN," kata Odo saat konferensi pers IQTC 2024 secara online, Rabu (28/8/2024).
Mengusung tema Building Quality Tourism Experiences Through Sustainable Practices and Collaborative Innovation, IQTC sendiri merupakan kolaborasi antara Kemenkomarves, Kemenparekraf, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), Bank Indonesia, serta World Economic Forum (WEF). Tahun ini IQTC akan diikuti oleh 300 peserta dari berbagai kementerian, lembaga, pemerintah daerah, asosiasi pariwisata, akademisi, industri pariwisata, dan organisasi internasional.
Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Dessy Ruhati menjelaskan bahwa kenaikan peringkat TTDI Indonesia menjadi 22 dunia diyakini mampu memberikan dampak positif terhadap pengembangan pariwisata berkelanjutan di Tanah Air.
Pada kesempatan yang sama, ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor. Hal ini untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata dan aspek keamanan serta kebersihan di destinasi super prioritas.
Lihat Juga :
tulis komentar anda