Sandiaga Uno Soroti Kemacetan Horor di Puncak hingga Sebabkan Kunjungan Wisata Anjlok
Rabu, 18 September 2024 - 11:00 WIB
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyoroti kemacetan parah di jalur Puncak, Bogor saat libur panjang Maulid Nabi pada 13-16 September 2024. Kemacetan ini dipicu oleh membeludaknya wisatawan.
Puncak , dikatakan Sandiaga merupakan destinasi favorit yang mudah dijangkau masyarakat Jabodetabek saat libur panjang. Fenomena ini pun sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
"Begitu Jabodetabek libur, top of mind-nya itu Puncak dan ini sudah puluhan tahun," kata Sandiaga dalam Weekly Brief with Sandiaga Uno di Kemenparekraf pada Selasa, 17 September 2024.
Kemacetan tidak hanya merugikan wisatawan, tetapi juga pengelola wisata di Puncak yang mengalami penurunan drastis dalam kunjungan. Beberapa pengelola melaporkan bahwa kunjungan mereka turun dari biasanya 6.000-8.000 orang menjadi hanya sekitar 800 orang akibat kemacetan.
"Karena yang dirugikan bukan cuma yang mau wisata, para pengelola destinasi wisata juga dirugikan," jelasnya.
"Ada yang sampaikan ke saya, biasanya bisa mendapat 6.000-8.000 kunjungan, karena kemacetan horor itu jadi hanya mencapai 800 kunjungan," sambungnya.
Untuk mengatasi hal ini, Sandiaga mengungkapkan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sedang menyiapkan alat untuk mengukur kapasitas daya tampung guna mengurangi kemacetan. Alat ini sedang dikembangkan bekerja sama dengan salah satu universitas di Indonesia.
"Kalau carrying capacity-nya tidak memungkinkan, kita harus bangun destination management-nya. Jadi carrying capacity-nya benar-benar harus dihitung," ujarnya.
Puncak , dikatakan Sandiaga merupakan destinasi favorit yang mudah dijangkau masyarakat Jabodetabek saat libur panjang. Fenomena ini pun sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
"Begitu Jabodetabek libur, top of mind-nya itu Puncak dan ini sudah puluhan tahun," kata Sandiaga dalam Weekly Brief with Sandiaga Uno di Kemenparekraf pada Selasa, 17 September 2024.
Kemacetan tidak hanya merugikan wisatawan, tetapi juga pengelola wisata di Puncak yang mengalami penurunan drastis dalam kunjungan. Beberapa pengelola melaporkan bahwa kunjungan mereka turun dari biasanya 6.000-8.000 orang menjadi hanya sekitar 800 orang akibat kemacetan.
"Karena yang dirugikan bukan cuma yang mau wisata, para pengelola destinasi wisata juga dirugikan," jelasnya.
"Ada yang sampaikan ke saya, biasanya bisa mendapat 6.000-8.000 kunjungan, karena kemacetan horor itu jadi hanya mencapai 800 kunjungan," sambungnya.
Untuk mengatasi hal ini, Sandiaga mengungkapkan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sedang menyiapkan alat untuk mengukur kapasitas daya tampung guna mengurangi kemacetan. Alat ini sedang dikembangkan bekerja sama dengan salah satu universitas di Indonesia.
"Kalau carrying capacity-nya tidak memungkinkan, kita harus bangun destination management-nya. Jadi carrying capacity-nya benar-benar harus dihitung," ujarnya.
tulis komentar anda