Tingkatkan Keahlian Kedokteran Nuklir di ASEAN, Siemens Healthineers dan RAD-AID International Latih para Nakes
Senin, 28 Oktober 2024 - 23:45 WIB
JAKARTA - Siemens Healthineers bermitra dengan RAD-AID International menghadirkan pelatihan khusus dalam bidang kedokteran nuklir di Asia Tenggara. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari misi berkelanjutan kedua belah pihak untuk meningkatkan layanan kesehatan di wilayah-wilayah yang memiliki keterbatasan akses ke sumber daya medis canggih.
Kolaborasi ini menjadi tonggak penting, ditandai dengan selesainya kunjungan pelatihan pertama di Indonesia untuk memberikan pendidikan serta dukungan langsung kepada para tenaga kesehatan setempat di bidang kedokteran nuklir. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kemampuan lokal dalam teknik diagnostik yang paling mutakhir, khususnya dalam pencitraan PET/CT, SPECT/CT, dan teranostik guna meningkatkan standar perawatan pasien bidang onkologi dan bidang klinis lainnya.
Selama program berlangsung, tim ahli RAD-AID yang didukung oleh Siemens Healthineers, menyelenggarakan sesi pelatihan on-site dan online di berbagai institusi medis terkemuka, termasuk RSCM/FKUI Jakarta dan RSHS/FK Unpad Bandung.
"Kolaborasi dengan RAD-AID mencerminkan komitmen kami untuk menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi di Indonesia. Dengan berinvestasi dalam pendidikan dan kedokteran nuklir, kami mendukung para tenaga medis dan membantu membentuk masa depan perawatan pasien di negara ini. Kemitraan ini akan memberikan dampak berkelanjutan pada sistem layanan kesehatan Indonesia, serta meningkatkan kemampuan diagnosis dan pengobatan kanker ataupun penyakit lain," kata Country Head of Siemens Healthineers Indonesia Alfred Fahringer dalam siaran pers.
Kedua kunjungan tersebut memungkinkan tim RAD-AID untuk mendalami sesi hands-on tentang cara mengoptimalkan pemeriksaan Kedokteran Nuklir dan mendiagnosis kasus-kasus yang kompleks. Di RSCM/FKUI Jakarta, tempat diinstalnya pemindai PET/CT Siemens Healthineers Biograph Vision, fokusnya adalah pada pengintegrasian teknologi PET/CT ke dalam praktik onkologi.
Di Bandung, tepatnya di RSHS/FK Unpad, program kunjungan ini berbentuk kuliah khusus tentang PET/CT non-FDG dalam onkologi diagnostik, yang mencakup area-area kritis seperti kanker kepala, leher, paru-paru, dan gastrointestinal. Sesi-sesi ini memungkinkan para tenaga medis untuk menerapkan pengetahuan baru mereka secara langsung, menjembatani kesenjangan pengetahuan, dan meningkatkan hasil pasien di seluruh Indonesia.
"Keberhasilan program ini di Indonesia menunjukkan kekuatan kolaborasi global dalam mengatasi kritisnya kesenjangan dalam layanan kesehatan. Kami sangat bangga bisa berkolaborasi dengan Siemens Healthineers untuk menghadirkan teknologi dan keterampilan kedokteran nuklir canggih ke wilayah-wilayah yang paling membutuhkan layanan kesehatan tersebut. Ini adalah langkah awal, dan kami berharap dapat melanjutkan misi kami untuk membangun infrastruktur layanan kesehatan yang berkelanjutan,” kata Dr. Daniel J. Mollura, CEO of RAD-AID International.
Kolaborasi antara Siemens Healthineers dan RAD-AID International memiliki potensi besar bagi masa depan kualitas pelayanan medis di Indonesia. Seiring dengan terus berkembangnya program ini, fokusnya akan meluas ke wilayah ASEAN lain, yang pada akhirnya mendorong keberlanjutan dalam bidang pelayanan kesehatan serta meningkatkan kapasitas kedokteran nuklir di seluruh Asia Tenggara.
Kolaborasi ini menjadi tonggak penting, ditandai dengan selesainya kunjungan pelatihan pertama di Indonesia untuk memberikan pendidikan serta dukungan langsung kepada para tenaga kesehatan setempat di bidang kedokteran nuklir. Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kemampuan lokal dalam teknik diagnostik yang paling mutakhir, khususnya dalam pencitraan PET/CT, SPECT/CT, dan teranostik guna meningkatkan standar perawatan pasien bidang onkologi dan bidang klinis lainnya.
Selama program berlangsung, tim ahli RAD-AID yang didukung oleh Siemens Healthineers, menyelenggarakan sesi pelatihan on-site dan online di berbagai institusi medis terkemuka, termasuk RSCM/FKUI Jakarta dan RSHS/FK Unpad Bandung.
"Kolaborasi dengan RAD-AID mencerminkan komitmen kami untuk menyediakan layanan kesehatan berkualitas tinggi di Indonesia. Dengan berinvestasi dalam pendidikan dan kedokteran nuklir, kami mendukung para tenaga medis dan membantu membentuk masa depan perawatan pasien di negara ini. Kemitraan ini akan memberikan dampak berkelanjutan pada sistem layanan kesehatan Indonesia, serta meningkatkan kemampuan diagnosis dan pengobatan kanker ataupun penyakit lain," kata Country Head of Siemens Healthineers Indonesia Alfred Fahringer dalam siaran pers.
Kedua kunjungan tersebut memungkinkan tim RAD-AID untuk mendalami sesi hands-on tentang cara mengoptimalkan pemeriksaan Kedokteran Nuklir dan mendiagnosis kasus-kasus yang kompleks. Di RSCM/FKUI Jakarta, tempat diinstalnya pemindai PET/CT Siemens Healthineers Biograph Vision, fokusnya adalah pada pengintegrasian teknologi PET/CT ke dalam praktik onkologi.
Di Bandung, tepatnya di RSHS/FK Unpad, program kunjungan ini berbentuk kuliah khusus tentang PET/CT non-FDG dalam onkologi diagnostik, yang mencakup area-area kritis seperti kanker kepala, leher, paru-paru, dan gastrointestinal. Sesi-sesi ini memungkinkan para tenaga medis untuk menerapkan pengetahuan baru mereka secara langsung, menjembatani kesenjangan pengetahuan, dan meningkatkan hasil pasien di seluruh Indonesia.
"Keberhasilan program ini di Indonesia menunjukkan kekuatan kolaborasi global dalam mengatasi kritisnya kesenjangan dalam layanan kesehatan. Kami sangat bangga bisa berkolaborasi dengan Siemens Healthineers untuk menghadirkan teknologi dan keterampilan kedokteran nuklir canggih ke wilayah-wilayah yang paling membutuhkan layanan kesehatan tersebut. Ini adalah langkah awal, dan kami berharap dapat melanjutkan misi kami untuk membangun infrastruktur layanan kesehatan yang berkelanjutan,” kata Dr. Daniel J. Mollura, CEO of RAD-AID International.
Kolaborasi antara Siemens Healthineers dan RAD-AID International memiliki potensi besar bagi masa depan kualitas pelayanan medis di Indonesia. Seiring dengan terus berkembangnya program ini, fokusnya akan meluas ke wilayah ASEAN lain, yang pada akhirnya mendorong keberlanjutan dalam bidang pelayanan kesehatan serta meningkatkan kapasitas kedokteran nuklir di seluruh Asia Tenggara.
(tsa)
tulis komentar anda