Kate Middleton Lebih Religius sejak Diagnosis Kanker, Merasa Nyaman saat ke Gereja
Rabu, 06 November 2024 - 06:15 WIB
JAKARTA - Kate Middleton menjadi lebih religius sejak diagnosis kanker dan menjalani kemoterapi pada Maret lalu. Hal itu diungkap penulis biografi kerajaan Robert Hardman dalam buku barunya, Charles III: New King. New Court. The Inside Story.
"Saya akan mengatakan bahwa keadaan di sana lebih penuh harapan," kata seorang teman keluarga yang menghadiri gereja kepada Hardman dikutip people.
Namun, menurut mereka yang mengenal Kate Middleton dengan baik dan suaminya, Pangeran William, adalah seorang pemuda modern.
“Ia merasa malu dengan aspek-aspek tertentu dari upacara dan agama," kata kutipan yang diterbitkan oleh Daily Mail.
Sebaliknya, ayah Pangeran William, Raja Charles III menggambarkan keyakinannya memiliki akar yang kuat di Gereja Inggris setelah menjadi raja dan telah menjadi pembela agama global selama beberapa dekade. Demikian dengan mendiang Ratu Elizabeth. Dia dikenal karena keyakinan Kristennya yang teguh.
Sebelumnya, Hardman juga menulis dalam bukunya yang dirilis pada Januari 2024, bahwa Pangeran Wales dapat melanggar tradisi dan tidak mengambil gelar Gubernur Tertinggi Gereja Inggris saat ia naik takhta.
Gelar tersebut telah dikaitkan dengan raja-raja Inggris selama berabad-abad, yang dimulai sejak tahun 1530-an dengan Raja Henry VIII.
"Di kalangan kerajaan, bukan rahasia lagi bahwa ia tidak memiliki kepekaan spiritual seperti Raja, apalagi pengabdian yang tak tergoyahkan seperti mendiang Ratu kepada gereja Anglikan," tulis Hardman.
"Saya akan mengatakan bahwa keadaan di sana lebih penuh harapan," kata seorang teman keluarga yang menghadiri gereja kepada Hardman dikutip people.
Namun, menurut mereka yang mengenal Kate Middleton dengan baik dan suaminya, Pangeran William, adalah seorang pemuda modern.
“Ia merasa malu dengan aspek-aspek tertentu dari upacara dan agama," kata kutipan yang diterbitkan oleh Daily Mail.
Sebaliknya, ayah Pangeran William, Raja Charles III menggambarkan keyakinannya memiliki akar yang kuat di Gereja Inggris setelah menjadi raja dan telah menjadi pembela agama global selama beberapa dekade. Demikian dengan mendiang Ratu Elizabeth. Dia dikenal karena keyakinan Kristennya yang teguh.
Sebelumnya, Hardman juga menulis dalam bukunya yang dirilis pada Januari 2024, bahwa Pangeran Wales dapat melanggar tradisi dan tidak mengambil gelar Gubernur Tertinggi Gereja Inggris saat ia naik takhta.
Gelar tersebut telah dikaitkan dengan raja-raja Inggris selama berabad-abad, yang dimulai sejak tahun 1530-an dengan Raja Henry VIII.
"Di kalangan kerajaan, bukan rahasia lagi bahwa ia tidak memiliki kepekaan spiritual seperti Raja, apalagi pengabdian yang tak tergoyahkan seperti mendiang Ratu kepada gereja Anglikan," tulis Hardman.
Lihat Juga :
tulis komentar anda