Penanganan Mata Minus Anak dengan Kacamata Berteknologi D.I.M.S
Senin, 25 November 2024 - 07:09 WIB
JAKARTA - Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sebanyak 3,6 juta anak Indonesia mengalami kelainan refraksi atau miopia. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat.
Miopia sendiri secara awam dikenal dengan istilah mata minus. Ini merupakan sebuah kondisi mata yang menyebabkan objek yang jauh terlihat kabur, sedangkan objek yang dekat tampak jelas.
Menurut dr. Yulinda Indarnila Soemiatno, Sp.M dari Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia Jakarta Raya (Perdami Jaya), jumlah kasus miopia di dunia sendiri sudah sangat tinggi dan diproyeksikan mencapai 275 juta pada 2050.
"Ukuran minus pada anak-anak dapat naik pada masa pertumbuhan dan menyebabkan meningkatkan risiko terjadi komplikasi seperti kelainan retina, glaukoma, dan katarak,” terang dr. Yulinda Indarnila Soemiatno dalam seminar kesehatan bertajuk Managing Myopia in Children: Confidence through Evidence with D.I.M.S. Technology yang diselenggarakan HOYA Lens Indonesia di Jakarta belum lama ini.
Dokter Yulinda menambahkan, perlu ada upaya-upaya yang dapat memperlambat progresi miopia. Seperti dengan meningkatkan perhatian pada gaya hidup anak, terapi tetes mata, serta penggunaan lensa-lensa khusus yang dapat menahan kenaikan minus pada anak.
Anggota Perdami Jaya dr. Kianti Raisa Darusman, Sp.M (K), MMedSci menimpali, saat ini lensa kacamata sudah dilengkapi dengan teknologi mutakhir yang mampu secara efektif menahan kenaikan minus mata anak. Salah satunya teknologi Defocus Incorporated Multiple Segments (D.I.M.S.) yang dimiliki oleh lensa kacamata MiYOSMART.
Teknologi D.I.M.S. telah melalui penelitian klinis jangka panjang yang membuktikan kemampuannya dalam menahan progresi miopia dan mengurangi risiko komplikasi penglihatan. Kelebihan terapi ini adalah tidak menggunakan alat atau obat yang terkontak langsung dengan bola mata seperti obat tetes dan lensa kontak.
Managing Director PT HOYA Lens Indonesia Dodi Rukminto pada kesempatan yang sama mengungkapkan, teknologi D.I.M.S. pada MiYOSMART telah terbukti secara klinis efektif dalam menahan pertumbuhan miopia pada anak-anak. Melalui seminar yang mereka selenggarakan ini, diharapkan masyarakat semakin paham dalam menangani miopia pada anak.
“Kami berharap, acara ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam kepada dokter mata tentang potensi MiYOSMART dalam manajemen miopia, khususnya di Indonesia. Selain itu, semoga penanganan miopia di Indonesia semakin mendapat perhatian serius dan lebih banyak dokter mata yang mengintegrasikan solusi berbasis bukti klinis ini dalam praktik mereka untuk membantu mengendalikan laju pertumbuhan miopia pada anak-anak,” pungkas Dodi Rukminto.
Miopia sendiri secara awam dikenal dengan istilah mata minus. Ini merupakan sebuah kondisi mata yang menyebabkan objek yang jauh terlihat kabur, sedangkan objek yang dekat tampak jelas.
Menurut dr. Yulinda Indarnila Soemiatno, Sp.M dari Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia Jakarta Raya (Perdami Jaya), jumlah kasus miopia di dunia sendiri sudah sangat tinggi dan diproyeksikan mencapai 275 juta pada 2050.
"Ukuran minus pada anak-anak dapat naik pada masa pertumbuhan dan menyebabkan meningkatkan risiko terjadi komplikasi seperti kelainan retina, glaukoma, dan katarak,” terang dr. Yulinda Indarnila Soemiatno dalam seminar kesehatan bertajuk Managing Myopia in Children: Confidence through Evidence with D.I.M.S. Technology yang diselenggarakan HOYA Lens Indonesia di Jakarta belum lama ini.
Dokter Yulinda menambahkan, perlu ada upaya-upaya yang dapat memperlambat progresi miopia. Seperti dengan meningkatkan perhatian pada gaya hidup anak, terapi tetes mata, serta penggunaan lensa-lensa khusus yang dapat menahan kenaikan minus pada anak.
Anggota Perdami Jaya dr. Kianti Raisa Darusman, Sp.M (K), MMedSci menimpali, saat ini lensa kacamata sudah dilengkapi dengan teknologi mutakhir yang mampu secara efektif menahan kenaikan minus mata anak. Salah satunya teknologi Defocus Incorporated Multiple Segments (D.I.M.S.) yang dimiliki oleh lensa kacamata MiYOSMART.
Teknologi D.I.M.S. telah melalui penelitian klinis jangka panjang yang membuktikan kemampuannya dalam menahan progresi miopia dan mengurangi risiko komplikasi penglihatan. Kelebihan terapi ini adalah tidak menggunakan alat atau obat yang terkontak langsung dengan bola mata seperti obat tetes dan lensa kontak.
Managing Director PT HOYA Lens Indonesia Dodi Rukminto pada kesempatan yang sama mengungkapkan, teknologi D.I.M.S. pada MiYOSMART telah terbukti secara klinis efektif dalam menahan pertumbuhan miopia pada anak-anak. Melalui seminar yang mereka selenggarakan ini, diharapkan masyarakat semakin paham dalam menangani miopia pada anak.
“Kami berharap, acara ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam kepada dokter mata tentang potensi MiYOSMART dalam manajemen miopia, khususnya di Indonesia. Selain itu, semoga penanganan miopia di Indonesia semakin mendapat perhatian serius dan lebih banyak dokter mata yang mengintegrasikan solusi berbasis bukti klinis ini dalam praktik mereka untuk membantu mengendalikan laju pertumbuhan miopia pada anak-anak,” pungkas Dodi Rukminto.
(tdy)
Lihat Juga :
tulis komentar anda