Nasi Goreng Mbak Yati, Lezatnya Bikin Ketagihan
Sabtu, 05 September 2020 - 11:11 WIB
SALATIGA - Di Salatiga, Jawa Tengah banyak ditemui penjual nasi goreng atau bakmi di pinggir jalan. Namun jika ingin nasi goreng pinggir jalan yang enak, nasi goreng Mbak Yati bisa dicoba.
Berlokasi di Jalan Brigjen Sudiarto, sekitar 200 meter arah selatan Lapangan Pancasila, warung nasi goreng ini cukup kondang karena sudah berdiri sejak 1989 silam. Bahkan warung ini bisa dibilang perintis nasi goreng dan bakmi babat iso di Salatiga. Karena dulu warung nasi goreng dan bakmi belum menjamur seperti sekarang ini.
Menempati bangunan sederhada ukuran 3 m x 7 m, warung yang dikelola oleh Sumaryati (53) ini menyediakan menu spesial nasi goreng dan bakmi. Dijamin lezat. Karena nasi yang digunakan pun, dipilih dari beras pilihan. Sehingga nasi tetap empuk, namun tidak lengket dan tidak akas. Racikan bumbunya juga pas di lidah. (Baca: Usai Diperika oleh Dewan Pengawas KPK, Firli Bahuri Memilih Bungkam)
Jika sudah merasakan, bisa membuat ketagihan. Tak berlebihan jika banyak pelanggannya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pelanggan yang memenuhi warung nasi goreng Mbak Yati, sejak sore hingga malam.
Sesuai dengan namanya, warung ini menyediakan menu unggulan nasi goreng dan bakmi. Ada bakmi goreng/kuah, nasi goreng ayam, nasi goreng telor, nasi goreng babat iso, nasi goreng pete dan nasi goreng babat gongso. Untuk bakmi, Mbak Yati mengaku membuat sendiri, sehingga dijamin tanpa bahan pengawet.
Karena rasanya jelas beda, dengan pengawet dan tanpa pengawet. Harganya pun tidak mahal dan pas di kantong. Setiap porsinya rata-rata Rp12.000. Sebelum berjualan nasi goreng, Sumaryati pernah berjualan pakaian. Namun usaha yang dirintisnya itu tidak bertahan lama. Gagal di bisnis pakaian, Sumaryati banting haluan dengan ternak ayam potong. Namun usaha ini juga gagal.
Di saat gundah mencari usaha apa yang cocok, Sumaryati sadar bahwa ia punya hobi dan bakat memasak. Ia lantas memutuskan untuk membuka usaha warung nasi goreng. "Saat saya buka pertama kali tahun 1989, warung nasi goreng dan bakmi belum sebanyak ini,” kata ibu empat anak ini. (Baca juga: Memanas, Rusia Bakal Gelar Latihan di Laut Mediterania)
Merintis warung nasi goreng hingga terkenal seperti sekarang ini, diakui Sumaryati penuh perjuangan yang panjang. Dirintis sejak tahun 1989, banyak suka duka yang dialaminya. “ Dulu di awal-awal jualan, sering merugi. Namun saya tetap sabar, dan Tuhan akhirnya memberi jalan,” kata istri dari Lukito ( Alm) ini.
Berlokasi di Jalan Brigjen Sudiarto, sekitar 200 meter arah selatan Lapangan Pancasila, warung nasi goreng ini cukup kondang karena sudah berdiri sejak 1989 silam. Bahkan warung ini bisa dibilang perintis nasi goreng dan bakmi babat iso di Salatiga. Karena dulu warung nasi goreng dan bakmi belum menjamur seperti sekarang ini.
Menempati bangunan sederhada ukuran 3 m x 7 m, warung yang dikelola oleh Sumaryati (53) ini menyediakan menu spesial nasi goreng dan bakmi. Dijamin lezat. Karena nasi yang digunakan pun, dipilih dari beras pilihan. Sehingga nasi tetap empuk, namun tidak lengket dan tidak akas. Racikan bumbunya juga pas di lidah. (Baca: Usai Diperika oleh Dewan Pengawas KPK, Firli Bahuri Memilih Bungkam)
Jika sudah merasakan, bisa membuat ketagihan. Tak berlebihan jika banyak pelanggannya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pelanggan yang memenuhi warung nasi goreng Mbak Yati, sejak sore hingga malam.
Sesuai dengan namanya, warung ini menyediakan menu unggulan nasi goreng dan bakmi. Ada bakmi goreng/kuah, nasi goreng ayam, nasi goreng telor, nasi goreng babat iso, nasi goreng pete dan nasi goreng babat gongso. Untuk bakmi, Mbak Yati mengaku membuat sendiri, sehingga dijamin tanpa bahan pengawet.
Karena rasanya jelas beda, dengan pengawet dan tanpa pengawet. Harganya pun tidak mahal dan pas di kantong. Setiap porsinya rata-rata Rp12.000. Sebelum berjualan nasi goreng, Sumaryati pernah berjualan pakaian. Namun usaha yang dirintisnya itu tidak bertahan lama. Gagal di bisnis pakaian, Sumaryati banting haluan dengan ternak ayam potong. Namun usaha ini juga gagal.
Di saat gundah mencari usaha apa yang cocok, Sumaryati sadar bahwa ia punya hobi dan bakat memasak. Ia lantas memutuskan untuk membuka usaha warung nasi goreng. "Saat saya buka pertama kali tahun 1989, warung nasi goreng dan bakmi belum sebanyak ini,” kata ibu empat anak ini. (Baca juga: Memanas, Rusia Bakal Gelar Latihan di Laut Mediterania)
Merintis warung nasi goreng hingga terkenal seperti sekarang ini, diakui Sumaryati penuh perjuangan yang panjang. Dirintis sejak tahun 1989, banyak suka duka yang dialaminya. “ Dulu di awal-awal jualan, sering merugi. Namun saya tetap sabar, dan Tuhan akhirnya memberi jalan,” kata istri dari Lukito ( Alm) ini.
Lihat Juga :
tulis komentar anda