Kenali Gejala Kanker Payudara Sejak Dini
Senin, 14 September 2020 - 08:15 WIB
JAKARTA - Tingginya kasus kanker payudara sebetulnya menuntut setiap kaum hawa untuk mengetahui tanda kanker ini sehingga segera dapat diambil tindakan. Beberapa gejala khas kanker payudara adalah adanya benjolan atau massa yang terkadang terasa nyeri di area sekitar payudara.
Kemudian adanya iritasi kulit. Hati-hati pula jika terdapat retraksi puting payudara. “Retraksi ini adalah puting yang seharusnya berada di luar tetapi tertarik ke dalam,” kata Medical Department Kalbe dr Hastarita Lawrenti. (Baca: Wabah Corona, Bolehkah Salat Memakai Masker?)
Gejala lain seperti nipple discharge, yaitu kondisi keluar cairan dari dalam payudara, serta ada pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak atau di sekitar leher. Secara umum, ada tiga subtipe kanker payudara, yaitu HR positif (HR+), HER2 positif (HER2+), dan triple negative. HR (hormon receptor) positif menandakan pertumbuhan sel-sel kanker payudara dipicu oleh hormon, baik estrogen, progesteron, maupun keduanya.
Adapun pada jenis HER2+, sel kanker berasal dari protein HER2 yang tumbuh tak terkendali. Lain lagi dengan triple negative, sel kankernya tidak dipengaruhi oleh hormon maupun HER2. Perlu diketahui, kanker dengan subtipe tertentu bisa mendapat terapi tambahan di luar terapi konvensional yang meliputi operasi, radioterapi, dan kemoterapi. (Baca juga: Rusia Mulai Kirim Gelombang Pertama Vaksin Covid-19)
Pengobatan kanker payudara tergantung pada subtipe dan stadiumnya, ada yang operasi dulu baru obat sistemik, ada yang dikasih obat dulu baru operasi. “Kecuali stadium 4 tidak ada operasi sebab tidak ada manfaatnya kecuali kalau sesudah diobati tempat penyebaran jauhnya bersih, baru dipertimbangkan operasi,” kata dr Farida Briani Sobri SpB(K) Onk.
Adapun beberapa faktor risiko kanker payudara, di antaranya kelebihan berat badan atau obesitas. Hal ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai jenis kanker, termasuk payudara. Jaringan lemak meningkatkan produksi estrogen yang jika berlebihan sering dikaitkan dengan pemicu kanker payudara.
Karena itu, sebaiknya batasi asupan makanan dan minuman berkalori tinggi. Rutin berolahraga juga merupakan upaya pencegahan penyakit mematikan ini. Lakukan olahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi minimal 75 hingga 150 menit setiap minggu.
Adapun untuk anak dan remaja, lakukan olahraga dengan intensitas tinggi selama satu jam minimal tiga kali seminggu. Serta usahakan untuk mengonsumsi makanan sehat. Di antaranya mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah. (Lihat videonya: Peran Ki Gede Sala dalam Sejarah Berdirinya Kota Solo)
Pilih makanan yang tergolong whole grain atau produk makanan yang menggunakan biji-biji serelia utuh seperti gandum, jagung, dan quinoa. Selain itu hindari konsumsi minuman beralkohol. (Sri Noviarni)
Kemudian adanya iritasi kulit. Hati-hati pula jika terdapat retraksi puting payudara. “Retraksi ini adalah puting yang seharusnya berada di luar tetapi tertarik ke dalam,” kata Medical Department Kalbe dr Hastarita Lawrenti. (Baca: Wabah Corona, Bolehkah Salat Memakai Masker?)
Gejala lain seperti nipple discharge, yaitu kondisi keluar cairan dari dalam payudara, serta ada pembengkakan pada kelenjar getah bening di ketiak atau di sekitar leher. Secara umum, ada tiga subtipe kanker payudara, yaitu HR positif (HR+), HER2 positif (HER2+), dan triple negative. HR (hormon receptor) positif menandakan pertumbuhan sel-sel kanker payudara dipicu oleh hormon, baik estrogen, progesteron, maupun keduanya.
Adapun pada jenis HER2+, sel kanker berasal dari protein HER2 yang tumbuh tak terkendali. Lain lagi dengan triple negative, sel kankernya tidak dipengaruhi oleh hormon maupun HER2. Perlu diketahui, kanker dengan subtipe tertentu bisa mendapat terapi tambahan di luar terapi konvensional yang meliputi operasi, radioterapi, dan kemoterapi. (Baca juga: Rusia Mulai Kirim Gelombang Pertama Vaksin Covid-19)
Pengobatan kanker payudara tergantung pada subtipe dan stadiumnya, ada yang operasi dulu baru obat sistemik, ada yang dikasih obat dulu baru operasi. “Kecuali stadium 4 tidak ada operasi sebab tidak ada manfaatnya kecuali kalau sesudah diobati tempat penyebaran jauhnya bersih, baru dipertimbangkan operasi,” kata dr Farida Briani Sobri SpB(K) Onk.
Adapun beberapa faktor risiko kanker payudara, di antaranya kelebihan berat badan atau obesitas. Hal ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai jenis kanker, termasuk payudara. Jaringan lemak meningkatkan produksi estrogen yang jika berlebihan sering dikaitkan dengan pemicu kanker payudara.
Karena itu, sebaiknya batasi asupan makanan dan minuman berkalori tinggi. Rutin berolahraga juga merupakan upaya pencegahan penyakit mematikan ini. Lakukan olahraga dengan intensitas sedang hingga tinggi minimal 75 hingga 150 menit setiap minggu.
Adapun untuk anak dan remaja, lakukan olahraga dengan intensitas tinggi selama satu jam minimal tiga kali seminggu. Serta usahakan untuk mengonsumsi makanan sehat. Di antaranya mengurangi konsumsi daging merah dan daging olahan serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah. (Lihat videonya: Peran Ki Gede Sala dalam Sejarah Berdirinya Kota Solo)
Pilih makanan yang tergolong whole grain atau produk makanan yang menggunakan biji-biji serelia utuh seperti gandum, jagung, dan quinoa. Selain itu hindari konsumsi minuman beralkohol. (Sri Noviarni)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda