Program Sekolah dan Pesantren Sehat Sukses Tanamkan PHBS pada 10 Juta Anak
Sabtu, 26 September 2020 - 15:03 WIB
JAKARTA - Program Sekolah dan Pesantren Sehat yang digagas Unilever Indonesia Foundation sejak 2016 saat ini sudah berhasil menjangkau 10 juta anak di 41.847 sekolah dan pesantren di berbagai wilayah Tanah Air. Tahun ini, program yang mengintegrasikan beberapa pembiasaan baik sejak dini -antara lain perilaku hidup bersih dan seha t- di lingkungan pendidikan itu kembali dihadirkan.
Inisiatif untuk membantu komunitas sekolah dan pesantren membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ini sangat terasa manfaatnya di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang. Itu makanya, Unilever Indonesia Foundation menghadirkan kembali Program Sekolah dan Pesantren Sehat yang sangat relevan dengan situasi saat ini, sekaligus menjadi perwujudan salah satu pilar penting Unilever Sustainable Living Plan (USLP) yang dicanangkan sejak 2010. ( )
"Di masa pandemi, program ini makin relevan sebagai upaya melindungi kesehatan anak, mempersiapkan mereka menghadapi era adaptasi kebiasaan baru sekaligus menekan penularan COVID-19," kata Head of Corporate Affairs & Sustainability Unilever Indonesia Nurdiana Darus dalam konferensi pers virtual, belum lama ini.
Nurdiana menambahkan, hasil evaluasi terhadap efektivitas Program Sekolah dan Pesantren Sehat menunjukkan data menggembirakan. Yaitu berhasil mengubah perilaku 43% anak untuk terbiasa mencuci tangan di lima waktu penting dibandingkan sebelumnya yang hanya tiga kali sehari.
Penanaman PHBS secara intensif dan berkelanjutan menjadi sangat krusial karena anak merupakan salah satu golongan usia yang rentan terjangkit penyakit, termasuk COVID-19. Bahkan jumlah kematian anak (0-18 tahun) akibat COVID-19 di Indonesia adalah yang tertinggi se-Asia Pasifik. Angkanya 1,1% lebih tinggi dari Tiongkok, Italia, dan Amerika Serikat.
Data lain juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama terkait proporsi angka kejadian COVID-19 pada anak, yaitu sebesar 9,1%. Permasalahan ini pun semakin menantang karena berbagai kegiatan harus tetap berjalan, termasuk belajar-mengajar.
Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd menyampaikan, hak anak untuk mendapatkan pendidikan harus tetap diprioritaskan demi masa depan mereka. Namun, sebelum melepas anak kembali bersekolah, kita harus membiasakan PHBS sejak dini sebagai kunci mengendalikan penyebaran COVID-19 di lingkungan pendidikan.
"Selain memastikan seluruh sekolah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, Kemendikbud sangat mendorong peran serta para pengajar dan orangtua untuk membekali anak dengan pengetahuan PHBS tepat sejak dini sebagai modal agar mereka dapat belajar dengan aman," ujar Sri Wahyuningsih.
Beradaptasi dengan kondisi di mana masih banyak sekolah melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ), pelaksanaan Program Sekolah dan Pesantren Sehat juga bertransformasi menjadi PJJ. Program yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, Kemendikbud, dan Kementerian Agama ini sejalan dengan semangat #MariBerbagiPeran yang diusung Unilever Indonesia.
Inisiatif untuk membantu komunitas sekolah dan pesantren membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ini sangat terasa manfaatnya di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang. Itu makanya, Unilever Indonesia Foundation menghadirkan kembali Program Sekolah dan Pesantren Sehat yang sangat relevan dengan situasi saat ini, sekaligus menjadi perwujudan salah satu pilar penting Unilever Sustainable Living Plan (USLP) yang dicanangkan sejak 2010. ( )
"Di masa pandemi, program ini makin relevan sebagai upaya melindungi kesehatan anak, mempersiapkan mereka menghadapi era adaptasi kebiasaan baru sekaligus menekan penularan COVID-19," kata Head of Corporate Affairs & Sustainability Unilever Indonesia Nurdiana Darus dalam konferensi pers virtual, belum lama ini.
Nurdiana menambahkan, hasil evaluasi terhadap efektivitas Program Sekolah dan Pesantren Sehat menunjukkan data menggembirakan. Yaitu berhasil mengubah perilaku 43% anak untuk terbiasa mencuci tangan di lima waktu penting dibandingkan sebelumnya yang hanya tiga kali sehari.
Penanaman PHBS secara intensif dan berkelanjutan menjadi sangat krusial karena anak merupakan salah satu golongan usia yang rentan terjangkit penyakit, termasuk COVID-19. Bahkan jumlah kematian anak (0-18 tahun) akibat COVID-19 di Indonesia adalah yang tertinggi se-Asia Pasifik. Angkanya 1,1% lebih tinggi dari Tiongkok, Italia, dan Amerika Serikat.
Data lain juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama terkait proporsi angka kejadian COVID-19 pada anak, yaitu sebesar 9,1%. Permasalahan ini pun semakin menantang karena berbagai kegiatan harus tetap berjalan, termasuk belajar-mengajar.
Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd menyampaikan, hak anak untuk mendapatkan pendidikan harus tetap diprioritaskan demi masa depan mereka. Namun, sebelum melepas anak kembali bersekolah, kita harus membiasakan PHBS sejak dini sebagai kunci mengendalikan penyebaran COVID-19 di lingkungan pendidikan.
"Selain memastikan seluruh sekolah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, Kemendikbud sangat mendorong peran serta para pengajar dan orangtua untuk membekali anak dengan pengetahuan PHBS tepat sejak dini sebagai modal agar mereka dapat belajar dengan aman," ujar Sri Wahyuningsih.
Beradaptasi dengan kondisi di mana masih banyak sekolah melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ), pelaksanaan Program Sekolah dan Pesantren Sehat juga bertransformasi menjadi PJJ. Program yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, Kemendikbud, dan Kementerian Agama ini sejalan dengan semangat #MariBerbagiPeran yang diusung Unilever Indonesia.
tulis komentar anda