Pentingnya Menjaga Jantung Tetap Sehat
Sabtu, 03 Oktober 2020 - 16:45 WIB
JAKARTA - Hari Jantung Sedunia diperingati pada tanggal 29 September setiap tahunnya dan penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia (global threat) dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian di seluruh dunia.
Badan kesehatan dunia (WHO) mendorong setiap negara untuk serius melakukan upaya upaya kesehatan yang berperan dalam mencegah ataupun mengatasi penyakit yang dapat berakibat fatal ini. (Baca: Amalan ringan yang Bisa Jadi Sebab Turunnya Rahmat Allah)
Penyakit Jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Data WHO menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Sementara Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.
Dokter Spesialis Jantung dari RS Premier Bintaro, dr. Febtusia Puspitasari SpJP, FIHA mengatakan Salah satu masalah pada jantung adalah gangguan pada iramanya. Detak jantung yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur disebut penyakit aritmia jantung. Umumnya, penyakit ini ditandai dengan gejala berdebar, pusing, ingin pingsan, lemas, sesak nafas.
Tetapi, banyak juga penderitanya yang tidak mengalami gejala apapun sehingga pasien tidak memeriksakan diri ke dokter jika kondisi masih ringan. (Baca juga: Peneliti Temukan Danau Air Asin di Planet Mars)
“Sebaiknya, kita rutin melakukan medical check up (MCU) untuk mengetahui potensi terjadinya aritmia jantung dan deteksi dini penyakit jantung coroner karena dari hasil MCU, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis,” ucap dr Febtusia.
Ia menjelaskan bahwa Siapa saja bisa berisiko terkena penyakit aritmia jantung ini, terutama pada mereka yang rentan dan sensitif terhadap zat yang terkandung dalam obat untuk mengobati batuk dan pilek, penderita hipertensi lama yang tidak terkontrol, orang pasca serangan jantung, dan penderita kelainan katup jantung.
Selain itu, para pengguna narkoba dan zat aditif, mereka yang mengonsumsi alkohol dan kafein berlebihan, dan perokok karena kandungan nikotin serta karbon monoksida dalam rokok berbahaya bagi jantung dan pembuluh darah. (Baca juga: Din Syamsuddin Minta Moeldoko Tak Mudah Lempar Tuduhan)
Badan kesehatan dunia (WHO) mendorong setiap negara untuk serius melakukan upaya upaya kesehatan yang berperan dalam mencegah ataupun mengatasi penyakit yang dapat berakibat fatal ini. (Baca: Amalan ringan yang Bisa Jadi Sebab Turunnya Rahmat Allah)
Penyakit Jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Data WHO menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Sementara Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.
Dokter Spesialis Jantung dari RS Premier Bintaro, dr. Febtusia Puspitasari SpJP, FIHA mengatakan Salah satu masalah pada jantung adalah gangguan pada iramanya. Detak jantung yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur disebut penyakit aritmia jantung. Umumnya, penyakit ini ditandai dengan gejala berdebar, pusing, ingin pingsan, lemas, sesak nafas.
Tetapi, banyak juga penderitanya yang tidak mengalami gejala apapun sehingga pasien tidak memeriksakan diri ke dokter jika kondisi masih ringan. (Baca juga: Peneliti Temukan Danau Air Asin di Planet Mars)
“Sebaiknya, kita rutin melakukan medical check up (MCU) untuk mengetahui potensi terjadinya aritmia jantung dan deteksi dini penyakit jantung coroner karena dari hasil MCU, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis,” ucap dr Febtusia.
Ia menjelaskan bahwa Siapa saja bisa berisiko terkena penyakit aritmia jantung ini, terutama pada mereka yang rentan dan sensitif terhadap zat yang terkandung dalam obat untuk mengobati batuk dan pilek, penderita hipertensi lama yang tidak terkontrol, orang pasca serangan jantung, dan penderita kelainan katup jantung.
Selain itu, para pengguna narkoba dan zat aditif, mereka yang mengonsumsi alkohol dan kafein berlebihan, dan perokok karena kandungan nikotin serta karbon monoksida dalam rokok berbahaya bagi jantung dan pembuluh darah. (Baca juga: Din Syamsuddin Minta Moeldoko Tak Mudah Lempar Tuduhan)
tulis komentar anda