Budayakan Membaca pada Anak, Rasakan Manfaat yang Bisa Didapatkan
Minggu, 04 Oktober 2020 - 17:05 WIB
JAKARTA - Membaca memiliki banyak manfaat, khususnya bagi anak-anak. Sayang, budaya membaca di Indonesia masih sangat rendah.
Dikatakan Eddy Hendry, Head of Early Childhood Education and Development Tanoto Foundation, saat ini belum banyak diterapkan kebiasaan membaca di usia dini. Padahal, membaca adalah salah satu stimulasi untuk memaksimalkan perkembangan otak anak.
Di negara-negara maju, minat baca sudah dimulai jauh sebelum mereka bisa membaca. Hasilnya, anak-anak yang suka membaca tidak memiliki kesulitan ketika bersekolah. ( )
“Kita ingin ada gerakan literasi "Indonesia Cinta Membaca", memastikan agar anak-anak punya kebiasaan membaca usia dini,” kata Eddy dalam "E-Media Workshop" yang diadakan Tanoto Foundation.
Salah satu kegiatan "Indonesia Cinta Membaca" adalah mengadakan kompetisi membaca di mana kegiatan membaca bisa menjadi kebiasaan yang menyenangkan.
“Tujuan utama kami adalah ingin setiap anak mencapai potensi penuh belajar mereka dan ini selaras dengan dukungan kami pada pemerintah untuk menekan angka stunting. Bicara stunting, bukan soal gizi saja tapi juga aktifnya pola asuh serta kualitas pengasuhan orangtua dan di sekolah,” jelas Eddy.
Sementara itu Satria Dharma, penggagas Gerakan Literasi Sekolah yang sudah dimulai sejak 2005 dan saat ini menjadi program nasional menambahkan, perlu ada kesadaran akan pentingnya penguasaan literasi membaca sejak dini oleh semua pihak.
“Reading is the heart of education. Anak yang tiap hari sekolah tapi tidak membaca, sebenarnya dia tak mendapat pendidikan. Tidak ada gunanya guru berbicara dan mengajar setiap hari, karena dengan hanya mendengar maka anak-anak tidak mendapat pendidikan ,” ujar Satria.
Pada kesempatan terpisah Psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si atau akrab disapa Nina mengatakan, membaca membuat anak mampu berkonsentrasi. Dengan kemampuan konsentrasi yang lebih baik, maka kemampuan imajinasi anak juga lebih baik.
Dikatakan Eddy Hendry, Head of Early Childhood Education and Development Tanoto Foundation, saat ini belum banyak diterapkan kebiasaan membaca di usia dini. Padahal, membaca adalah salah satu stimulasi untuk memaksimalkan perkembangan otak anak.
Di negara-negara maju, minat baca sudah dimulai jauh sebelum mereka bisa membaca. Hasilnya, anak-anak yang suka membaca tidak memiliki kesulitan ketika bersekolah. ( )
“Kita ingin ada gerakan literasi "Indonesia Cinta Membaca", memastikan agar anak-anak punya kebiasaan membaca usia dini,” kata Eddy dalam "E-Media Workshop" yang diadakan Tanoto Foundation.
Salah satu kegiatan "Indonesia Cinta Membaca" adalah mengadakan kompetisi membaca di mana kegiatan membaca bisa menjadi kebiasaan yang menyenangkan.
“Tujuan utama kami adalah ingin setiap anak mencapai potensi penuh belajar mereka dan ini selaras dengan dukungan kami pada pemerintah untuk menekan angka stunting. Bicara stunting, bukan soal gizi saja tapi juga aktifnya pola asuh serta kualitas pengasuhan orangtua dan di sekolah,” jelas Eddy.
Sementara itu Satria Dharma, penggagas Gerakan Literasi Sekolah yang sudah dimulai sejak 2005 dan saat ini menjadi program nasional menambahkan, perlu ada kesadaran akan pentingnya penguasaan literasi membaca sejak dini oleh semua pihak.
“Reading is the heart of education. Anak yang tiap hari sekolah tapi tidak membaca, sebenarnya dia tak mendapat pendidikan. Tidak ada gunanya guru berbicara dan mengajar setiap hari, karena dengan hanya mendengar maka anak-anak tidak mendapat pendidikan ,” ujar Satria.
Pada kesempatan terpisah Psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si atau akrab disapa Nina mengatakan, membaca membuat anak mampu berkonsentrasi. Dengan kemampuan konsentrasi yang lebih baik, maka kemampuan imajinasi anak juga lebih baik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda