Ini Alasan Pasien Covid-19 Bisa Kehilangan Indra Penciuman
Selasa, 06 Oktober 2020 - 14:26 WIB
"Epitel olfaktorius adalah bagian tubuh yang cukup mudah dijangkau virus, tidak terkubur jauh di dalam tubuh kita, dan tingkat ACE2 yang sangat tinggi yang kami temukan di sana mungkin menjelaskan mengapa sangat mudah untuk tertular COVID-19," sambungnya.
Profesor Lane menambahkan, bahwa pihaknya saat ini melakukan lebih banyak eksperimen di laboratorium untuk melihat apakah virus memang menggunakan sel-sel ini untuk mengakses dan menginfeksi tubuh. Jika itu masalahnya, dapat mengatasi infeksi dengan terapi antivirus yang diberikan langsung melalui hidung.
Tobias Welte, yang tidak terlibat dalam penelitian ini sekaligus Mantan Presiden European Respiratory Society, Profesor Kedokteran Paru, dan Direktur Departemen Penyakit Paru dan Infeksi di Sekolah Kedokteran Universitas Hannover, Jerman menyebutkan bahwa banyak infeksi saluran pernapasan yang umum, seperti batuk dan pilek dapat membuat kehilangan indra penciuman untuk sementara waktu di samping hidung tersumbat atau sakit tenggorokan.
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa COVID-19 tidak biasa karena tidak mampu bau bisa menjadi satu-satunya gejala. Ini adalah studi cerdas yang meneliti mengapa hal itu mungkin terjadi," ungkap Welte.
Profesor Lane menambahkan, bahwa pihaknya saat ini melakukan lebih banyak eksperimen di laboratorium untuk melihat apakah virus memang menggunakan sel-sel ini untuk mengakses dan menginfeksi tubuh. Jika itu masalahnya, dapat mengatasi infeksi dengan terapi antivirus yang diberikan langsung melalui hidung.
Tobias Welte, yang tidak terlibat dalam penelitian ini sekaligus Mantan Presiden European Respiratory Society, Profesor Kedokteran Paru, dan Direktur Departemen Penyakit Paru dan Infeksi di Sekolah Kedokteran Universitas Hannover, Jerman menyebutkan bahwa banyak infeksi saluran pernapasan yang umum, seperti batuk dan pilek dapat membuat kehilangan indra penciuman untuk sementara waktu di samping hidung tersumbat atau sakit tenggorokan.
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa COVID-19 tidak biasa karena tidak mampu bau bisa menjadi satu-satunya gejala. Ini adalah studi cerdas yang meneliti mengapa hal itu mungkin terjadi," ungkap Welte.
(tdy)
tulis komentar anda