Studi: Virus Corona Dapat Bertahan di Kulit Hingga 9 Jam
Sabtu, 10 Oktober 2020 - 09:01 WIB
JAKARTA - Menurut peneliti dari Kyoto Prefectural University of Medicine di Jepang, virus corona baru dapat bertahan di kulit manusia selama kurang lebih 9 jam, jauh lebih lama dibandingkan virus flu yang hanya dilaporkan bertahan selama 1,8 jam.
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Oxford Academic in Clinical Infectious Diseases pada 3 Oktober. Penelitian itu merupakan upaya bersama antara Departemen Penyakit Menular universitas, Departemen Gastroenterologi Molekuler dan Hepatologi, dan Departemen Kedokteran Forensik. (Baca juga: Pergelangan Kaki Anda Bengkak? Bisa Jadi Ini Tanda Serangan Jantung )
Dilansir Times Now News, penelitian tersebut bertujuan untuk menyoroti pentingnya cuci tangan dalam mengatasi pandemi COVID-19.
Untuk melakukan penelitian, mayat manusia satu hari setelah kematian digunakan untuk melakukan penelitian, karena menerapkan patogen yang sangat menular ke kulit manusia yang masih hidup berbahaya.
"Kelangsungan hidup SARS-CoV-2 selama 9 jam pada kulit manusia dapat meningkatkan risiko penularan kontak dibandingkan dengan IAV, sehingga mempercepat pandemi. Kebersihan tangan yang benar penting untuk mencegah penyebaran infeksi SARS-CoV-2," kata penelitian tersebut.
Namun, hal yang sangat melegakan adalah virus corona baru atau bahkan virus flu benar-benar hilang dari permukaan dalam waktu 15 detik setelah penggunaan etanol (80%), bahan umum dalam pembersih tangan. (Baca juga: Virus Corona Menggila, Spanyol Berlakukan Keadaan Darurat di Madrid )
Sebuah laporan oleh Harvard Medical School menyebutkan bahwa COVID-19 dapat bertahan di berbagai permukaan selama berjam-jam dan berhari-hari. Sejauh ini, jumlah waktu pada permukaan yang berbeda telah dilaporkan yakni empat jam pada tembaga, 2 jam pada karton, dan hingga 2-3 hari pada plastik dan baja tahan karat.
“Jika permukaan kotor, pertama-tama bersihkan dengan deterjen dan air, lalu desinfektan,” saran Harvard Health.
Selain itu, cuci tangan Anda selama 20 detik dengan sabun dan air setelah membawa paket, atau setelah bepergian ke toko bahan makanan atau tempat lain di mana Anda mungkin bersentuhan dengan permukaan yang terinfeksi.
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Oxford Academic in Clinical Infectious Diseases pada 3 Oktober. Penelitian itu merupakan upaya bersama antara Departemen Penyakit Menular universitas, Departemen Gastroenterologi Molekuler dan Hepatologi, dan Departemen Kedokteran Forensik. (Baca juga: Pergelangan Kaki Anda Bengkak? Bisa Jadi Ini Tanda Serangan Jantung )
Dilansir Times Now News, penelitian tersebut bertujuan untuk menyoroti pentingnya cuci tangan dalam mengatasi pandemi COVID-19.
Untuk melakukan penelitian, mayat manusia satu hari setelah kematian digunakan untuk melakukan penelitian, karena menerapkan patogen yang sangat menular ke kulit manusia yang masih hidup berbahaya.
"Kelangsungan hidup SARS-CoV-2 selama 9 jam pada kulit manusia dapat meningkatkan risiko penularan kontak dibandingkan dengan IAV, sehingga mempercepat pandemi. Kebersihan tangan yang benar penting untuk mencegah penyebaran infeksi SARS-CoV-2," kata penelitian tersebut.
Namun, hal yang sangat melegakan adalah virus corona baru atau bahkan virus flu benar-benar hilang dari permukaan dalam waktu 15 detik setelah penggunaan etanol (80%), bahan umum dalam pembersih tangan. (Baca juga: Virus Corona Menggila, Spanyol Berlakukan Keadaan Darurat di Madrid )
Sebuah laporan oleh Harvard Medical School menyebutkan bahwa COVID-19 dapat bertahan di berbagai permukaan selama berjam-jam dan berhari-hari. Sejauh ini, jumlah waktu pada permukaan yang berbeda telah dilaporkan yakni empat jam pada tembaga, 2 jam pada karton, dan hingga 2-3 hari pada plastik dan baja tahan karat.
“Jika permukaan kotor, pertama-tama bersihkan dengan deterjen dan air, lalu desinfektan,” saran Harvard Health.
Selain itu, cuci tangan Anda selama 20 detik dengan sabun dan air setelah membawa paket, atau setelah bepergian ke toko bahan makanan atau tempat lain di mana Anda mungkin bersentuhan dengan permukaan yang terinfeksi.
(tdy)
tulis komentar anda